VIVA – Diet Mayo dan Diet Keto adalah dua metode diet paling populer saat ini, sering jadi pilihan bagi mereka yang ingin menurunkan berat badan secara signifikan. Keduanya menjanjikan hasil yang cepat, tetapi dengan pendekatan yang sangat berbeda. Satu fokus pada pengendalian porsi dan kualitas makanan (Diet Mayo), sementara yang lain lebih ekstrem dalam mengatur sumber energi (Diet Keto).
Tapi pertanyaannya: mana yang lebih cepat dan efektif untuk menurunkan berat badan? Apakah tubuh kita lebih cocok dengan pola makan rendah karbohidrat seperti Keto, atau lebih merespons pendekatan rendah garam dan seimbang ala Diet Mayo?
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam perbandingan antara Diet Mayo dan Diet Keto, termasuk cara kerja, manfaat, risiko, dan testimoni dari mereka yang telah mencoba masing-masing diet.
Diet Mayo berasal dari panduan kesehatan yang dikembangkan oleh Mayo Clinic. Diet ini menekankan gaya hidup sehat secara keseluruhan, bukan hanya penurunan berat badan semata. Fase pertama dikenal dengan “Lose It!” yang berlangsung selama 2 minggu dan bertujuan menurunkan berat badan dengan cepat—biasanya 2–4 kg.
Ciri Khas Diet Mayo:
- Fokus pada porsi seimbang dan pengendalian kalori
- Menghindari garam, gula tambahan, dan makanan olahan
- Mendorong konsumsi sayur, buah, biji-bijian utuh, dan protein rendah lemak
- Tidak terlalu ketat dalam pembatasan makronutrien (karbo, lemak, protein)
Sementara itu, Diet Ketogenik (Keto) adalah pola makan tinggi lemak, sangat rendah karbohidrat, dan protein sedang. Tujuannya adalah membawa tubuh ke dalam kondisi ketosis, di mana tubuh membakar lemak sebagai sumber energi utama, bukan karbohidrat.
Ciri Khas Diet Keto:
- Asupan karbohidrat < 50 gram per hari
- Sekitar 70–75% kalori berasal dari lemak
- Menghindari hampir semua jenis gula, roti, nasi, dan buah-buahan tinggi gula
- Sangat cepat menurunkan berat badan di awal (akibat kehilangan air dan pembakaran lemak)
Perbandingan Cepat: Mayo vs Keto
Jika dilihat dari aspek kecepatan hasil, diet mayo dapat menurunkan 2-4kg dalam 2 minggu (awal). Sementara diet keto dapat menurunkan 3-5kg dalam 2 minggu (awal). Jika dilihat dari fleksibilitas, diet mayo lebih fleksibel dan mudah diterapkan hal ini berbeda dengan diet keto yang cukup ketat dan memiliki banyak pantangan. Dari aspek prinsip utama diet mayo saendiri menekankan kontrol porsi dan makanan sehat, sementara diet ketosis lemak sebagai energi utama. Diet keto juga diketahui relatif lebih rendah risikonya, hal ini berbeda dengan diet keto yang berisiko sembelit, keto flu dan kolesterol. Jika dilihat dari aspek pelaku, diet keto lebih cocok untuk pemula yang ingin gaya hidup sehat, sementara diet keto lebih cocok untuk orang dengan tekad tinggi dan terkontrol.
Mana yang Lebih Cocok untuk Anda?
Anda bisa memilih diet mayo jika Anda:
- Anda pemula dan ingin transisi ke hidup sehat
- Ingin hasil stabil tanpa efek samping ekstrem
- Tidak siap menghindari karbohidrat total
Namun jika Anda siap dengan diet ketar dan pengawasan makanan yang ketat serta ingin hasil lebih cepat dalam pembakaran lemak serta paham akan risiko dan cara mengatasi efek sampingnya, maka Anda bisa memilih diet keto
Tips Agar Diet Apapun Lebih Efektif
- Tetap dalam defisit kalori (baik Mayo maupun Keto)
- Minum air cukup (2–3 liter/hari)
- Pantau progres mingguan dengan timbangan atau foto
- Tidur cukup (7–8 jam per malam)
- Olahraga ringan untuk mempercepat hasil
Diet Mayo dan Diet Keto sama-sama efektif untuk menurunkan berat badan, namun cocok untuk tipe orang yang berbeda. Diet Keto biasanya memberikan hasil lebih cepat karena tubuh membakar lemak sebagai sumber energi utama. Namun, Diet Mayo lebih ramah untuk pemula karena tidak terlalu membatasi jenis makanan secara ekstrem.
Pilihan terbaik adalah yang bisa Anda lakukan secara konsisten dan sesuai dengan gaya hidup Anda. Karena pada akhirnya, diet yang berhasil bukan yang paling ketat, tapi yang paling bisa Anda jalani dalam jangka panjang.
Halaman Selanjutnya
Ciri Khas Diet Keto: