Jepara, VIVA – Kebijakan tarif resiprokal yang digulirkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mulai dirasakan pengusaha dan eksportir furniture di Jepara, Jawa Tengah.
AS sebelumnya menaikkan pajak ekspor dari Indonesia ke AS sebesar 32 persen pada awal April 2025 lalu – yang rencananya kebijakan tarif tersebut akan ditangguhkan selama 90 hari.
Dampak dari tarif resiprokal Trump itu menyebabkan ratusan furniture di dalam kontainer yang sudah dalam perjalanan menuju Amerika di-pending oleh pihak buyer hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Salah satunya dirasakan oleh produsen furniture di kawasan Jalan Bandengan, Jepara. Pasca libur Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah, biasanya sejumlah pesanan furniture di perusahaan tersebut untuk ekspor ke amerika sudah mulai masuk.
Ekspor furniture Jepara ke Amerika Serikat terdampak tarif Trump
Namun hingga kini belum ada informasi dari rekanan di Amerika. Bahkan 3 kontainer yang berisi ratusan furniture dengan tujuan Amerika, dua diantaranya untuk sementara dipending.
Terhambatnya ekspor furniture ke negeri Paman Sam tersebut diduga kuat imbas dari kebijakan Presiden Donald Trump yang menaikan pajak ekspor Indonesia yang naik hingga 32 persen.
“Rencana kita ada 3 kontainer ekspor ke Amerika, pastinya ada pengaruhnya kaitan kenaikan pajak, rencananya kan kemarin habis lebaran ekspor 3 kontainer, namun 1 sudah sampai dan dua dipending, katanya akan dipertimbangkan dulu yang dua kontainer tersebut,” kata Diah, manajer pemasaran salah satu produsen furniture di Jepara saat ditemui tvOne, Rabu, 9 April 2025.
Menurut Diah, pasca kejadian kebakaran hebat di Los Angeles beberapa waktu lalu, permintaan ekspor furniture ke Amerika sempat mengalami prospek yang bagus. Namun, kini tiba tiba terhambat akibat naiknya tarif pajak.
Meskipun pasaran AS hanya di kisaran 20 persen tujuan ekspor, namun cukup membantu di tengah perekonomian yang lesu. Rata-rata untuk satu tahun mampu mengekspor hingga 12 kontainer, dimana dalam satu kontainer berisi 200 hingga 300 furniture dengan nilai di kisaran 20 ribu hingga 22 ribu US Dollar.
“Harapanya ada kebijakan strategis dari pusat kaitan pajak ekspor tersebut ya, para buyer mengeluh kok sampai 32 persen, sedangkan situasi disana juga sedang lesu, biasanya sudah ada order lagi, tapi ini belum ada,” imbuhnya.
Sementara itu, Bupati Jepara, Witiarso Utomo mengatakan pengenaan kenaikan pajak di AS merupakan tantangan baru di tengah upaya jajarannya menggenjot nilai ekspor produk asal Jepara tahun ini.
Terlebih, dalam beberapa tahun terakhir AS merupakan salah satu negara tujuan ekspor utama produk furniture berbahan dasar kayu asal Jepara. Disamping ekspor furniture dan produk berbahan kayu, ada juga komoditi tekstil, alas kaki, hingga hasil laut dan aneka produk olahan lainnya yang berasal dari Jepara.
Witiarso berharap masyarakat Jepara tidak panik. Pihaknya dalam waktu dekat akan berkomunikasi dengan pelaku ekspor asal Jepara untuk melakukan langkah-langkah strategis agar daya saing produk ekspor Indonesia tetap terjaga.
“Kita dalam waktu dekat akan kumpulkan pengusaha dan eksportir di Jepara, kita cek berapa persen kita ekspor Amerika,dan untuk sementara kita siasati dengan cari pangsa pasar lain, kita lakukan mitigasi juga eksportir kita dari target kuota untuk ekspor itu 200 US Dollar untuk furniture. Selain furniture juga ada konveksi dan garmen , ekspor amerika juga cukup tinggi, tarif kita 32 persen semoga kita tetap eksis untuk untuk persaingan,” terangnya.
Berdasar data dari pemerintah Jepara, tercatat ada 20 komoditi dari Jepara yang diekspor ke luar negeri dengan total nilai ekspor mencapai 643,2 juta US Dollar. Dari 20 komoditi itu, peringkat pertama diisi furniture dengan nilai ekspor mencapai 287,6 juta USD.
Lalu peringkat 2 dihuni oleh produk alas kaki dengan nilai ekspor sebesar 158,7 juta USD. Nilai ekspor tersebut 20 persen merupakan dari pangsa pasar ekspor Amerika Serikat.
Laporan: Galih Manunggal/tvOne Jepara
Halaman Selanjutnya
“Rencana kita ada 3 kontainer ekspor ke Amerika, pastinya ada pengaruhnya kaitan kenaikan pajak, rencananya kan kemarin habis lebaran ekspor 3 kontainer, namun 1 sudah sampai dan dua dipending, katanya akan dipertimbangkan dulu yang dua kontainer tersebut,” kata Diah, manajer pemasaran salah satu produsen furniture di Jepara saat ditemui tvOne, Rabu, 9 April 2025.