Selasa, 6 Mei 2025 - 19:10 WIB
VIVA – Puluhan ribu pasukan cadangan militer Israel dipanggil untuk kembali bertugas. Seruan ini tak lepas dari rencana pemerintah zionis Benjamin Netanyahu yang akan memperluas serangan di Jalur Gaza, Palestina.
Tujuannya masih sama, memberangus pejuang Hamas Palestina dan memaksa kelompok tersebut untuk menyepakati pertukaran sandera.
Sayangnya, respons yang diharapkan tidak datang sesuai harapan. Alih-alih antre kembali ke barak, banyak di antara tentara Israel memilih diam.
Kelelahan, keraguan, dan kemarahan yang perlahan meluap membuat ribuan serdadu zionis menolak untuk kembali ke garis depan pertempuran.
VIVA Militer: Pasukan Pertahanan Israel (IDF)
Dalam laporan yang dikutip VIVA Militer dari The Jerusalem Post, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) memperkirakan hanya sekitar 60 hingga 70 persen dari yang dipanggil akan benar-benar hadir.
Angka tersebut menunjukkan penurunan tajam dari respons yang biasanya solid dan cepat.
"Ini bukan sekadar kelelahan fisik. Ini adalah akumulasi dari kelelahan emosional dan kekecewaan yang mendalam," ucap seorang perwira militer Israel yang identitasnya dirahasiakan, dilansir VIVA Militer dari Middle East Monitor.
Sejak agresi ke Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023, sebagian besar dari mereka telah dipanggil antara tiga hingga enam kali.
VIVA Militer: Pasukan Pertahanan Israel (IDF)
Photo :
- REUTERS/Violeta Santos Moura
Beberapa tentara cadangan Israel bahkan telah bertugas lebih dari 275 hari. Mereka meninggalkan anak-anak, kehilangan pekerjaan, dan menunda studi. Semuanya dilakukan demi panggilan tugas. Akan tetapi perang tak kunjung menunjukkan arah yang jelas.
"Banyak dari kami dipecat karena terlalu lama absen. Dan yang lebih menyakitkan, kami tak tahu lagi untuk apa sebenarnya kami berperang," kata seorang tentara cadangan Israel.
Para tentara Israel ini juga ikut menyaksikan perpecahan di pucuk pimpinan, antara Netanyahu dan Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel, Letnan Jenderal Eyal Zamir.
VIVA Militer melaporkan dalam berita sebelumnya, Zamir kembali menegaskan adanya krisis personel di tubuh militer Israel. Ia juga menyatakan dua tujuan utama pemerintah justru saling bertentangan.
Halaman Selanjutnya
"Ini bukan sekadar kelelahan fisik. Ini adalah akumulasi dari kelelahan emosional dan kekecewaan yang mendalam," ucap seorang perwira militer Israel yang identitasnya dirahasiakan, dilansir VIVA Militer dari Middle East Monitor.