Jakarta, VIVA – Saham emiten produsen listrik asal Tiongkok, BYD Co, Ltd., merosot tajam selama dua hari berturut-turut usai perusahaan mengumumkan kabar diskon besar-besaran terhadap 22 model mobil melalui media sosial, Weibo. Namun, pertumbuhan penjualan BYD sukses melampaui Tesla.
Koreksi tajam saham BYD terlihat pada hari Senin, 26 Mei 2025, sebesar 8,6 persen. Penurunan berlanjut pada perdagangan Selasa, 27 Mei, 2025, saham BYD yang terdaftar di Bursa Hong Kong kehilangan lebih dari 4 persen.
Dikutip dari Euro News, secara akumulasi saham tercatat naik 50 persen selama tahun 2025. Sebaliknya, saham Tesla diperdagangkan datar bahkan membukukan penyusutan 13 persen sepanjang tahun ini.
Meskipun ada kekhawatiran dari kalangan investor, BYD tetap berada pada lintasan pertumbuhan yang kuat dan terus menantang Tesla di pasar global. Pada bulan April, BYD melaporkan penjualan 380.089 kendaraan energi baru (NEV) atau meningkat 21 persen secara year on year (yoy).
Diler BYD di Slipi, Jakarta Barat
Photo :
- VIVA/Yunisa Herawati
BYD berhasil unggul dari Tesla atas penjualan di kawasan Eropa untuk pertama kalinya pada bulan April. BYD berhasil menjual 7.231 kendaraan listrik bertenaga baterai baru yang terdaftar atau naik 169 persen dari tahun ke tahun.
Sebagai perbandingan, penjualan Tesla di seluruh Eropa merosot pada tahun 2025. Kondisi ini disebabkan meningkatnya sentimen anti-Tesla yang terkait dengan keterlibatan CEO Elon Musk dalam kancah politik AS.
Pada kuartal I-2025, BYD menjual hampir 1 juta kendaraan sekaligus memenuhi target penjualan tahunan 5,5 juta kendaraan pada tahun 2025. Perusahaan melaporkan laba bersih sebesar 9,15 miliar yuan atau Rp 20,7 triliun (estimasi kurs Rp 2.267).
BYD berinvestasi dalam sistem bantuan pengemudi yang canggih. Penerapan model AI R1 DeepSeek oleh perusahaan ini diharapkan dapat menyaingi teknologi Full Self-Driving (FSD) Tesla yang berpotensi dengan biaya yang jauh lebih rendah.
Selain itu, BYD merupakan produsen baterai terbesar kedua di China setelah CATL sehingga memberikan keunggulan kompetitif dalam pengendalian biaya dan integrasi vertikal. Produsen mobil listrik ini juga dinilai tidak terlalu terpengaruh oleh tarif AS.
BYD dikabarkan akan lebih fokus memperluas pasar di pada Asia Tenggara dan Amerika Selatan guna mendongkrak pertumbuhan internasional. Perusahaan juga tengah membangun pabrik manufaktur di Hungaria yang diharapkan dapat meningkatkan penjualan di Eropa.
Halaman Selanjutnya
Pada kuartal I-2025, BYD menjual hampir 1 juta kendaraan sekaligus memenuhi target penjualan tahunan 5,5 juta kendaraan pada tahun 2025. Perusahaan melaporkan laba bersih sebesar 9,15 miliar yuan atau Rp 20,7 triliun (estimasi kurs Rp 2.267).