Sempat Dijalani Vidi Aldiano, Detoks Kanker di Thailand Tak Direkomendasikan Dokter?

1 day ago 5

Rabu, 19 Februari 2025 - 19:22 WIB

VIVA – Belakangan ini, detoks Koh Samui di Thailand tengah menjadi incaran masyarakat Tanah Air lantaran menawarkan manfaat kesehatan tertentu dan dapat membantu dalam meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan, termasuk soal kanker.

Detoks ini mengacu pada berbagai program detoksifikasi yang mencakup kombinasi dari puasa, diet khusus, terapi herbal, pijat, yoga, meditasi dan berbagai perawatan lainnya. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Bahkan, musisi Vidi Aldiano juga sempat menjalani detoks ini sebagai salah satu ikhitar dalam proses pengobatan kanker ginjal yang diidapnya selama beberapa tahun belakangan ini.

Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD-KHOM, FINASIM, FACP

Photo :

  • VIVA.co.id/Isra Berlian

Namun benarkah detoks tersebut mampu mengobati masalah kanker? Terkait hal itu, Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof DR dr Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD-KHOM, FINASIM, FACP, angkat bicara.

Dirinya menyebut bahwa detoks tersebut tidak direkomendasikan untuk pasien kanker. Hal ini berkaca pada sejumlah pasien kankernya yang malah kembali kembali menjalani pengobatan kepadanya.

"Enggak, no (tidak direkomendasikan), karena kankernya enggak berhenti, (pasiennya) pada balik lagi ke saya," kata dia saat ditemui awak media dalam acara talkshow yang digelar Yayasan Kanker Indonesia, Rabu 19 Februari 2025.

Lebih lanjut diungkap Prof. Aru bahwa banyak pasien kanker di Indonesia yang tergiur menjalani detoks tersebut lantaran testimoni positif dari detoks tersebut.

Padahal hasil yang dirasakan usai detoks tersebut hanyalah bersifat sementara. Detoks yang ditawarkan dalam program tersebut sebenarnya kata dia mirip dengan intermitten fasting 16:8 yang bisa dilakukan sendiri di Jakarta oleh pasien. 

"Karena dengar-dengar ada yang lebih baik. Tapi lebih baik sebentar ini lagi (muncul lagi). Dia kan detoks, kan? Mereka itu disuruh nggak makan 2 minggu dengan cuma makan buah-buahan. Dia itu kan hampir sama kayak intermitten fasting, cuman terlalu sebentar juga," katanya.

Ilustrasi Diet Intermittent Fasting

Photo :

  • www.freepik.com/free-photo

"Nanti kotorannya itu dilihat di ember, gitu. Katanya gimana gitu, saya nggak tahu. Jadi memang puasa itu bagus, tapi itu terlalu sebentar untuk mahalnya berobah ke sana. Sebentar lagi hilang, gitu. Dulu ada buah merah karena trend," sambungnya.

Di sisi lain, dirinya tak mempermasalahkan jika memang pasien ingin menjalani detoks tersebut. Namun kata dia, akan lebih baik jika pasien kanker menjalani intermitten fasting 16:8 sendiri di rumah masing-masing.

"Karena semua orang memang dalam bahasa itu desperate, gitu ya. Apapun dia cari, dan saya nggak menyalahkan juga. Yang pada ke saya itu sudah jadi 4 semua, ya tetap masih ada (kankernya). Dia (balik ke saya) karena kankernya balik lagi, kankernya masih ada. Detox sementara. Agak lebay, gitu. Ya puasa aja di sini. Detox ini kan hidup sehat," jelasnya.
 

Halaman Selanjutnya

Lebih lanjut diungkap Prof. Aru bahwa banyak pasien kanker di Indonesia yang tergiur menjalani detoks tersebut lantaran testimoni positif dari detoks tersebut.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |