Sri Mulyani Beberkan Penyebab APBN April 2025 Surplus Rp 4,3 Triliun, Setelah Tekor Berturut-turut

6 hours ago 1

Jumat, 23 Mei 2025 - 15:12 WIB

Jakarta, VIVA – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan penyebab Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga April 2025 mengalami surplus Rp 4,3 triliun. Bendahara Negara menjelaskan kondisi surplus terjadi karena pendapatan negara sudah mulai naik mencapai 27 persen, bila dibandingkan belanja negara yang hanya 22,3 persen dari target 2025.

Sri Mulyani mengatakan, penerimaan negara pada April 2025 mencapai Rp 810,5 triliun atau 27 persen, dari target APBN 2025 yang sebesar Rp 3.005,1 triliun. Sedangkan untuk belanja negara realisasinya sebesar Rp 806,2 triliun atau 22,3 persen, dari target Rp 3.621,3 triliun.

"Sehingga bulan April terjadi pembalikan, dari 3 bulan berturut-turut defisit posisi APBN akhir kita mengalami surplus Rp 4,3 triliun. Kalau desaian APBN 2025 menurut UU 62/2024 desain APBN 2025 di akhir tahun dirancang Rp 616,2 triliun, sampai dengan bulan April kita surplus Rp 4,3 triliun, artinya 0,02 dari PDB," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTA Jumat, 23 Mei 2025.

Gedung kementerian Keuangan

Photo :

  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

Sri Mulyani menjelaskan, defisit APBN pada periode Januari-Maret 2025 disebabkan oleh penerimaan pajak mengalami syok akibat adanya penyesuaian perhitungan tarif PPh 21.

"Januari-Maret kita membukukan defisit ini karena terutama penerimaan pajak kita mengalami beberapa syok, seperti restitusi dan penyesuaian terhadap penghitungan tarif efektif dari TER, dari penerimaan PPh 21 atau pajak karyawan/individual," jelasnya.

Bila dirinci, untuk realisasi pendapatan negara ini di antaranya penerimaan perpajakan per April 2025 mencapai Rp 657,0 triliun atau 26,4 persen. Hal ini terdiri dari penerimaan pajak dengan realisasi Rp 55,7 triliun atau 25,4 triliun, seta kepabeanan dan cukai sebesar Rp 100 triliun atau 33,1 triliun.

Sedangkan untuk pendapatan negara berasal dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) realisasinya sebesar Rp 153,3 triliun atau 29,8 triliun, dari target Rp 513,6 triliun.

Adapun untuk belanja negara, realisasi belanja pemerintah pusat mencapai Rp 546,8 triliun atau 20,2 persen dari target APBN 2025. Dalam hal ini terdiri dari belanja Kementerian Lembaga (K/L) sebesar Rp 253,6 triliun atau 21,9 persen, dan belanja non K/L sebesar Rp 293,1 triliun atau 19 persen. Sementara realisasi belanja dari Transfer ke Daerah mencapai Rp 259,4 triliun atau 28,2 persen.

Halaman Selanjutnya

Sedangkan untuk pendapatan negara berasal dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) realisasinya sebesar Rp 153,3 triliun atau 29,8 triliun, dari target Rp 513,6 triliun.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |