Sri Mulyani Sebut Kebijakan Tarif Dagang AS Bikin Kondisi Dunia Seakan Mundur Lebih dari Satu Abad

6 hours ago 2

Selasa, 20 Mei 2025 - 18:46 WIB

Jakarta, VIVA – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati Indrawati mengungkapkan, perang dagang dan ketidakpastian arah kebijakan ekonomi dunia telah memperburuk situasi perekonomian dunia. Ketidakpastian global khususnya di bidang ekonomi pun menghantui.

Sri Mulyani mengatakan, salah satunya adalah kebijakan tarif resiprokal oleh Amerika Serikat kepada 145 negara mitra dagangnya telah membuat dunia mundur satu abad ke belakang.

"Jarum sejarah dunia seakan berputar kembali dan mundur satu abad ke belakang di Amerika Serikat, atau bahkan mundur ke abad 16 hingga 18 sewaktu kebijakan Merkantilisme mendominasi dunia. Yang, memicu berbagai perubahan tatanan sosial, politik, dan ekonomi di berbagai negara," ujar Sri Mulyani di Kompleks DPR RI Selasa, 20 Mei 2025.

Sri Mulyani mengatakan, adanya kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan Inggris, serta dimulainya pertemuan untuk proses negosiasi dagang Amerika Serikat dan China menghasilkan jeda perang tarif. 

"Respons atas kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat beragam, dari negara yang melakukan negosiasi langsung secara bilateral hingga melakukan tarif balasan atau retaliasi," jelasnya.

Presiden Donald Trump saat mengumumkan tarif masuk barang impor ke AS beberapa waktu lalu.

Photo :

  • AP Photo/Evan Vucci

Menurutnya, dinamika proses negosiasi ini menggambarkan dunia akan dibayangi ketidakpastian akibat persaingan dan perang ekonomi, hingga perang militer antar negara.

“Negosiasi ini menggambarkan dunia akan terus dibayangi ketidakpastian akibat persaingan dan perang ekonomi, dagang, keuangan, dan bahkan perang militer antarnegara. Perang dagang yang eskalatif dan ketidakpastian arah kebijakan ekonomi dunia ke depan telah memperburuk situasi perekonomian dunia yang sudah rapuh sejak awal tahun," imbuhnya.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati

Photo :

  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Bendahara Negara ini menjelaskan, dibandingkan dengan data di kuartal yang sama tahun lalu, beberapa negara sudah mulai mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2025.

"Korea Selatan misalnya, mengalami kontraksi 0,1 persen yoy, pertama kali sejak akhir tahun 2020. Malaysia, yang pada kuratal IV-2024 sempat tumbuh 4,9 persen yoy, di kuartal I-2025 hanya tumbuh 4,4 persen yoy," imbuhnya.

Halaman Selanjutnya

“Negosiasi ini menggambarkan dunia akan terus dibayangi ketidakpastian akibat persaingan dan perang ekonomi, dagang, keuangan, dan bahkan perang militer antarnegara. Perang dagang yang eskalatif dan ketidakpastian arah kebijakan ekonomi dunia ke depan telah memperburuk situasi perekonomian dunia yang sudah rapuh sejak awal tahun," imbuhnya.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |