Garut, VIVA – Aktivitas pemusnahan amunisi apkir atau kedaluarsa di Desa Segara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, diketahui sudah sering dilakukan. Nahas, pada pemusnahan amunisi kedaluarsa Senin, 13 Mei 2025, menewaskan 13 orang tewas, diantaranya anggota TNI dan lima warga sipil.
Heri Supriyadi (47), warga Mancagahar Kecamatan Pameungpeuk, menceritakan bahwa aktivitas pemusnahan amunisi kedaluarsa di wilayah tersebut memang sudah sering dilakukan. Bahkan, pada Mei 2025 ini sudah kedua kalinya peledakan. Persisnya sudah pernah dilaksanakan pada Minggu pertama bulan Mei, dan ini kegiatan yang kedua kalinya.
"Ini ledakan yang kedua kalinya, pertama kegiatan tanggal 6 Mei, dan dimulai lagi tanggal 12 Mei. Jadi kegiatan ini seminggu sekali dilaksanakan," kata Heri, Selasa, 13 Mei 2025
Warga Buru Serpihan Amunisi
Heri yang mengaku sering menyaksikan pemusnahan amunisi tak menyangka proses peledakan amunisi yang kedua di bulan Mei ini berakibat fatal hingga menyebabkan korban jiwa.
"Dari dulu sampai sekarang memang disini lokasinya, kemarin juga tim ledakan pas penyambutan saya ada, kebetulan ada rekan tim peledak juga dari warga sipil cuma sudah dipercaya sama TNI," ujarnya
Soal ditanyai ada warga yang jadi korban, Heri membenarkan kerap ada warga yang berburu mencari serpihan amunisi ketika usai di ledakan. "Betul, jadi warga ambil serpihan itu, dan sama warga itu serpihannya dijual dan itu pun juga diimbau dulu (anggota TNI) sebelum diambil," ungkapnya
Alasannya karena usai peledakan kondisi tanah masih panas dan harus didinginkan terlebih dahulu hingga beberapa jam.
"Kan tanah panas, kalau sudah ledakan didiamkan dulu beberapa jam. Kalau yang nurut sama imbauan petugas ada, mungkin ada juga warga yang nakal, enggak dengerin imbauan petugas," paparnya
Menurutnya, durasi amunisi setelah dimusnahkan cukup lama sebelum diperbolehkan diambil serpihannya oleh warga sekitar. "3 sampai 4 jam durasinya, kalau yang sudah mengikuti arahan petugas pasti dibolehkan mengambil serpihan amunisi tersebut," ungkapnya.
TKP pemusnahan amunisi apkir di Desa Sagara,Cibalong, Garut dijaga aparat
9 Jasad Korban Teridentifikasi
Sebelumnya, Manajemen RSUD Pameungpeuk menyatakan sebanyak sembilan orang dari 13 korban peledakan amunisi kedaluwarsa di Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat berhasil teridentifikasi yakni empat anggota TNI dan lima warga sipil.
Sedangkan sisanya masih dilakukan identifikasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pameungpeuk.
"Teridentifikasi ada sembilan orang, empat anggota TNI, dan lima warga sipil," kata Kepala Seksi Sistem Informasi Manajemen RSUD Pameungpeuk Yani Suryani
Ia menuturkan tim identifikasi gabungan dari unsur TNI, Polri, dan RSUD Pameungpeuk melakukan identifikasi terhadap 13 orang yang menjadi korban ledakan saat pemusnahan amunisi kedaluwarsa di kawasan pantai Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Senin pagi.
Korban ledakan yang tercatat sembilan orang, empat di antaranya anggota TNI itu, kata dia, belum dapat merinci siapa saja identitas korban yang berhasil diidentifikasi karena jasadnya masih harus kembali diperiksa oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri.
Laporan: Cepi Kurnia/tvOne Bandung
Halaman Selanjutnya
Soal ditanyai ada warga yang jadi korban, Heri membenarkan kerap ada warga yang berburu mencari serpihan amunisi ketika usai di ledakan. "Betul, jadi warga ambil serpihan itu, dan sama warga itu serpihannya dijual dan itu pun juga diimbau dulu (anggota TNI) sebelum diambil," ungkapnya