9 Tips Menjaga Kesehatan Mental di Era Digital: Tetap Waras di Tengah Serbuan Notifikasi

8 hours ago 2

Kamis, 15 Mei 2025 - 14:50 WIB

VIVA –Di era digital seperti sekarang, semua serba cepat dan terkoneksi. Bangun tidur yang pertama dicari adalah ponsel, bukan segelas air. Notifikasi datang bertubi-tubi—dari email kerja, grup WhatsApp keluarga, hingga update Instagram teman yang baru liburan.

Tanpa disadari, hidup kita pelan-pelan dipenuhi tekanan. Kita jadi mudah cemas, sulit fokus, dan merasa tertinggal hanya karena melihat pencapaian orang lain di media sosial. Tak heran, isu kesehatan mental kini semakin relevan dibahas.

Tapi tenang—bukan berarti kita harus kabur ke hutan dan hidup tanpa sinyal. Ada cara untuk tetap waras di tengah dunia digital ini. Berikut 9 tips menjaga kesehatan mental di era digital yang bisa langsung kamu praktikkan hari ini juga.

  1. Hapus Aplikasi yang Tidak Membawa Manfaat

Coba lihat layar ponselmu sekarang. Berapa banyak aplikasi yang sebenarnya tidak kamu butuhkan, tapi tiap hari menyita perhatianmu? Aplikasi gosip, kuis viral, atau media sosial tambahan yang hanya bikin kamu banding-bandingin hidup.

Hapus yang tak berguna. Sisakan yang memang penting—komunikasi, produktivitas, hiburan secukupnya. Dengan mengurangi clutter digital, pikiranmu juga akan terasa lebih lapang.

  1.  Matikan Notifikasi yang Tidak Mendesak

Kamu tidak perlu tahu setiap kali ada diskon 11.11 atau ketika seseorang memberi “like” pada foto lama. Aktifkan notifikasi hanya untuk hal-hal penting—seperti pekerjaan, keluarga, atau aplikasi keuangan. Langkah kecil ini bisa mengurangi distraksi dan membuatmu lebih tenang, karena ponselmu tak lagi seperti alarm yang tak kenal waktu.

  1.  Terapkan "Jam Offline" Setiap Hari

Tentukan jam tertentu di mana kamu benar-benar offline. Misalnya, satu jam sebelum tidur dan satu jam setelah bangun tidur. Gunakan waktu ini untuk hal-hal yang menenangkan: membaca buku, menulis jurnal, atau sekadar menikmati kopi tanpa layar. Ini bukan cuma soal mengurangi waktu layar, tapi juga soal mengembalikan kendali atas waktu dan pikiranmu sendiri.

  1. Ganti Doomscrolling dengan Konten Positif

Pernah merasa makin cemas setelah membaca berita atau komentar di media sosial? Itu karena otak kita menyerap energi negatif dari layar. Mulai sekarang, follow akun-akun yang memberi inspirasi, informasi positif, atau edukasi. Misalnya, akun psikologi populer, quotes harian, atau konten tentang mindfulness. Algoritma akan menyesuaikan diri—semakin kamu konsumsi hal baik, semakin banyak yang akan muncul.

  1. Coba "Satu Hari Tanpa Layar" Setiap Minggu

Pilih satu hari dalam seminggu (misalnya Minggu) untuk benar-benar lepas dari layar. Gunakan waktu itu untuk hal-hal yang kamu rindukan: jalan santai, ngobrol langsung dengan keluarga, atau masak resep baru. Mungkin terasa aneh di awal, tapi kamu akan kaget betapa tenangnya hidup tanpa notifikasi seharian.

  1. Jangan Bandingkan Hidupmu dengan Feed Orang Lain

Ingat: media sosial hanya menampilkan sorotan terbaik dari hidup seseorang. Kamu tidak melihat perjuangan, stres, atau hari buruk mereka. Saat mulai merasa tidak cukup karena melihat orang lain, ambil jeda dan tarik napas. Alih-alih membandingkan, gunakan momen itu untuk bersyukur atas hal kecil dalam hidupmu sendiri.

  1. Lakukan Aktivitas Fisik Ringan Setiap Hari

Digital fatigue bukan cuma menyerang pikiran, tapi juga tubuh. Duduk seharian di depan layar bisa membuatmu lelah tanpa sadar. Luangkan waktu untuk aktivitas ringan: stretching 5 menit tiap 2 jam, jalan kaki sore hari, atau senam kecil saat pagi. Aktivitas fisik sederhana ini bisa bantu melepaskan hormon endorfin—penawar alami stres.

  1. Tulis Jurnal Digital Detox Harian

Catat setiap malam: berapa lama waktu yang kamu habiskan di depan layar, apa dampaknya terhadap mood-mu, dan apa yang bisa kamu perbaiki. Dengan menuliskannya, kamu akan lebih sadar dan termotivasi untuk berubah. Tak perlu panjang—cukup 2–3 kalimat per hari. Ini semacam “kaca” untuk mengukur keseimbangan hidup digitalmu.

  1. Konsultasi dengan Profesional Jika Dibutuhkan

Merasa burnout terus-menerus? Sulit tidur? Cemas berlebihan karena media sosial? Jangan ragu bicara dengan psikolog. Sekarang sudah banyak layanan konseling online yang mudah diakses, bahkan lewat aplikasi. Kesehatan mental bukan tanda kelemahan. Justru, mengenali kapan kamu butuh bantuan adalah bentuk kekuatan.

Teknologi diciptakan untuk memudahkan hidup, bukan menguasai hidup. Menjaga kesehatan mental di era digital bukan tentang menjauhi teknologi sepenuhnya, tapi tentang menggunakannya secara sadar dan bijak. Mulailah dari langkah kecil: matikan satu notifikasi, baca buku sepuluh menit tanpa gangguan, atau sekadar duduk diam tanpa layar. Dari sana, kamu akan temukan ritme baru—lebih damai, lebih seimbang, dan lebih kamu.

Halaman Selanjutnya

Tentukan jam tertentu di mana kamu benar-benar offline. Misalnya, satu jam sebelum tidur dan satu jam setelah bangun tidur. Gunakan waktu ini untuk hal-hal yang menenangkan: membaca buku, menulis jurnal, atau sekadar menikmati kopi tanpa layar. Ini bukan cuma soal mengurangi waktu layar, tapi juga soal mengembalikan kendali atas waktu dan pikiranmu sendiri.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |