Bahaya Minum Teh saat Makan, Siap-Siap Tubuh Bisa Lemas Seharian!

4 hours ago 1

Selasa, 6 Mei 2025 - 11:33 WIB

VIVA – Minum teh manis hangat atau dingin saat makan memang sudah jadi kebiasaan banyak orang Indonesia. Entah itu saat sarapan dengan nasi uduk, makan siang dengan lauk lengkap, atau bahkan makan malam, rasanya belum afdol kalau tidak ditemani segelas teh

 Apalagi, rasa teh yang segar dan manis dipercaya mampu menyegarkan tenggorokan dan memperkaya rasa makanan. Namun, di balik kebiasaan yang tampak sederhana ini, ternyata ada risiko kesehatan yang sering diabaikan.

Pernahkah kamu merasa tubuh jadi lemas atau mudah lelah setelah makan besar, padahal asupan makanan sudah cukup? Jika iya, mungkin salah satu penyebabnya adalah kebiasaan minum teh bersamaan dengan makan.

Menurut sejumlah penelitian dan pakar kesehatan, teh mengandung zat tanin dan kafein yang bisa memengaruhi proses penyerapan nutrisi penting dalam tubuh. Ini artinya, meskipun kamu makan dalam porsi besar dan bergizi, manfaatnya tidak akan maksimal jika dikombinasikan dengan teh.

Kenapa Minum Teh saat Makan Berbahaya?

Ilustrasi Teh

Photo :

  • freepik.com/azerbaijan_stockers

Salah satu alasan utama mengapa minum teh saat makan tidak dianjurkan adalah karena kandungan tanin dalam teh. Tanin adalah senyawa alami yang dapat mengikat zat besi non-heme (zat besi dari sumber nabati) yang ada dalam makanan. Akibatnya, penyerapan zat besi dalam tubuh menjadi terhambat.

Padahal, zat besi sangat penting untuk membentuk hemoglobin yang bertugas membawa oksigen ke seluruh tubuh. Jika tubuh kekurangan zat besi, gejala yang paling umum muncul adalah rasa lemas, cepat lelah, dan bahkan bisa berkembang menjadi anemia jika berlangsung terus-menerus.

Selain tanin, teh juga mengandung kafein meskipun dalam kadar yang lebih rendah dibandingkan kopi. Kafein dapat memicu diuresis atau peningkatan produksi urin, yang berpotensi menyebabkan tubuh kehilangan cairan lebih cepat. Ketika tubuh mengalami dehidrasi ringan tanpa disadari, Anda akan merasa lemas, pusing, dan kurang fokus.

Dampak Jangka Panjang

Jika kebiasaan minum teh saat makan terus dilakukan dalam jangka panjang, bukan hanya rasa lemas sesaat yang akan dirasakan. Penurunan kadar zat besi dalam tubuh bisa berujung pada anemia defisiensi besi, yang ditandai dengan gejala seperti wajah pucat, jantung berdebar, hingga sesak napas saat beraktivitas ringan.

Anemia juga dapat berdampak pada sistem kekebalan tubuh, membuat Anda lebih rentan terkena infeksi dan memperlambat proses penyembuhan luka.

Tak hanya itu, bagi anak-anak, ibu hamil, dan wanita usia produktif, risiko kekurangan zat besi akibat kebiasaan ini lebih tinggi. Pada ibu hamil, anemia dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan dan menghambat perkembangan janin. Sementara itu, pada anak-anak, kurangnya zat besi bisa mengganggu perkembangan kognitif dan fisik mereka.

Kapan Sebaiknya Minum Teh?

Bukan berarti kamu harus benar-benar menghindari teh. Teh tetap memiliki banyak manfaat, seperti antioksidan yang dapat melawan radikal bebas. Namun, waktu konsumsinya perlu diperhatikan agar tidak mengganggu penyerapan nutrisi.

Para ahli merekomendasikan agar minum teh dilakukan setidaknya 1–2 jam setelah makan. Dengan cara ini, tubuh sudah punya waktu cukup untuk menyerap nutrisi penting dari makanan yang baru dikonsumsi.

Jika kamu tetap ingin minum sesuatu saat makan, air putih adalah pilihan yang paling aman. Selain membantu proses pencernaan, air putih juga tidak akan mengganggu penyerapan nutrisi penting seperti zat besi dan mineral lainnya.

Halaman Selanjutnya

Padahal, zat besi sangat penting untuk membentuk hemoglobin yang bertugas membawa oksigen ke seluruh tubuh. Jika tubuh kekurangan zat besi, gejala yang paling umum muncul adalah rasa lemas, cepat lelah, dan bahkan bisa berkembang menjadi anemia jika berlangsung terus-menerus.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |