Purwakarta, VIVA – Bupati Purwakarta Saepul Bahri Binzein, yang akrab disapa Om Zein, melontarkan tantangan terbuka kepada anggota DPR RI Komisi X, Verrell Bramasta, untuk mengasuh 15 anak bermasalah.
Tantangan tersebut dilontarkan Zein setelah Verrell mengkritik kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang mengirim siswa ‘nakal’ ke barak untuk dididik secara militer oleh TNI.
Dalam video yang diunggah melalui akun Instagram resminya pada Sabtu, 10 Mei 2025, Zein menyindir bahwa Verrell kurang memahami kenyataan di lapangan. Ia kemudian menantang langsung Verrell untuk ikut membina remaja bermasalah dengan pendekatan psikologis yang selama ini ia usulkan.
Verrell Bramasta
Photo :
- IG @verrellbramasta
“Ya ampun mas, mas. Mas kan dapil sini mendingan turun deh mas, liat langsung deh daripada mas berwacana,” ujar Zein melalui video di akun Instagram resminya, dikutip Selasa, 13 Mei 2025.
Zein menyampaikan, mayoritas orang tua di Purwakarta menyambut antusias program Gubernur Jaar ini. Bahkan, kata dia, tak sedikit orangtua siswa yang menitipkan anaknya untuk dibina di barak.
“Pro kontra kekhawatiran orang tua yang mana mas? Ini orang tuanya nitipin, semua senang dititipin di sini,” kata dia.
“Gini deh mas, ini kan ada yang mau masuk 30, mas bagi dua aja deh mas. Mas 15, saya 15, yang 15 dengan cara mas, yang 15 kita lanjutkan dengan cara kita bina di barak militer. Yuk, om Zen tantang,” sambungnya.
Kritik Verrell: Barak Bukan Solusi
Sebelumnya, Verrell Bramasta mengkritik tajam kebijakan Dedi Mulyadi melalui unggahan video di akun TikTok resmi Partai Amanat Nasional (PAN). Dalam video tersebut, Verrell awalnya mengapresiasi niat pemerintah daerah yang ingin menegakkan kedisiplinan, tetapi menilai bahwa cara pengiriman siswa ke barak militer tidak tepat.
Menurutnya, kenakalan remaja tidak hanya lahir dari lemahnya disiplin, tetapi juga bisa berasal dari tekanan sosial, masalah keluarga, atau gangguan emosional.
“Dalam banyak kasus, perilaku menyimpang bukan hanya karena soal disiplin yang lemah. Tetapi bisa jadi adalah manifestasi dari dinamika keluarga, tekanan sosial, atau masalah emosional,” ungkap Verrell.
GUbernur Jawa Barat Dedi Mulyadi
Photo :
- VIVA.co.id/Muhammad AR (Bogor)
Ia juga mengingatkan bahwa pendekatan yang hanya bersifat fisik tidak menyentuh akar persoalan, dan justru berpotensi menghasilkan generasi muda yang keras, bukan tangguh.
“Saya rasa kita malah akan membentuk karakter anak-anak muda yang keras, bukan yang tangguh,” tegasnya.
Selain itu, Verrell menyoroti aspek hukum. Ia menegaskan bahwa UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 dan UU Perlindungan Anak No. 35 Tahun 2014 tidak memberikan dasar hukum bagi praktik mengirim siswa ke barak militer.
Halaman Selanjutnya
Sebelumnya, Verrell Bramasta mengkritik tajam kebijakan Dedi Mulyadi melalui unggahan video di akun TikTok resmi Partai Amanat Nasional (PAN). Dalam video tersebut, Verrell awalnya mengapresiasi niat pemerintah daerah yang ingin menegakkan kedisiplinan, tetapi menilai bahwa cara pengiriman siswa ke barak militer tidak tepat.