Depok, VIVA – Konflik antar warga terjadi di Kecamatan Cilodong, Depok sejak Sabtu 12 April 2025. Pemicunya lantaran warga perumahan yang terletak di Kelurahan Jatimulya membongkar jembatan yang menjadi akses warga kampung di Kelurahan Kalibaru. Warga perumahan membongkar jembatan karena alasan meminimalisir kriminalitas lantaran beberapa kali terjadi pencurian dan pelaku kabur menggunakan akses jembatan tersebut.
Sedangkan warga kampung berpendapat bahwa akses jembatan menjadi penting bagi mereka untuk aktivitas sehari-hari. Jembatan tersebut sudah ada sejak tahun 1980-an jauh sebelum perumahan berdiri.
Konflik yang terjadi berhari-hari ini membuat Wakil Wali Kota Depok, Chandra Rahmansyah turun tangan ke lapangan. Chandra melakukan komunikasi dengan kedua belah pihak untuk mendengarkan duduk persoalan yang terjadi. Bahkan saat dilakukan mediasi oleh Wakil Wali Kota, kedua belah pihak sempat saling selisih paham. Hingga akhirnya Chandra meminta agar kedua belah pihak tenang dan menyelesaikan pemasalahan dengan kepala dingin.
Wakil Wali Kota Depok meninjau konflik warga terkait jembatan
Photo :
- VIVA.co.id/Rinna Purnama (Depok)
“Tadi sebenarnya kita baru punya solusi sementara ya, karena kedua belah pihak juga punya keinginan masing-masing, punya harapan masing-masing,” kata Chandra di lokasi, Senin 14 April 2025.
Kemudian, jembatan yang telah rusak dibongkar oleh pihak perumahan harus diperbaiki untuk sementara waktu sebelum permasalahan ini selesai. Selanjutnya, Wakil Wali Kota meminta Camat Cilodong untuk mempertemukan kedua belah pihak untuk menelusuri aspek hukum dan sosial terkait keberadaan jembatan tersebut. Selagi proses penyelesaian masalah, Chandra meminta kedua belah pihak tidak saling provokasi dan berselisih kembali.
“Warga juga punya harapannya A misalnya yang warga seberangnya punya harapannya B gitu, belum bisa sama, nanti kita cari jalan tengahnya. Cuman sementara jadi sementara nih yang pasti ini akan dibuka ya, akan dibuka dan situasional, artinya pada jam-jam tertentu akan ditutup, kuncinya dipegang oleh security perumahan ini. Kedua perbaikan jembatan yang rusak kemarin akan diperbaiki oleh pihak perumahan ini,” ujarnya.
Ketua RT 01/RW 06 Kelurahan Kalibaru, Syarifuddin mengatakan, jembatan tersebut sudah ada sejak lama, bahkan sebelum perubahan di seberangnya berdiri. Jembatan tersebut seiring waktu dibangun permanen oleh swadaya masyarakat RW 06 Kelurahan Kalibaru. Namun, tanpa sepengetahuan warga, jembatan tersebut dibongkar oleh pihak perumahan akhir pekan lalu dan menyebabkan konflik.
“Ini jembatan emang dari nenek moyang kita lah, sawahnya di sini, warga kita belum pernah jual aset jalan, yang dijual sawahnya saja. Mereka (pihak perumahan) sudah diajak musyawarah warga, mereka enggak mau, menentang, saya tinggal pergi, ternyata jalan dirusak,” katanya.
Warganya menuntut agar jembatan yang telah dirusak diperbaiki dan aksesnya dibuka kembali. Ditegaskan, keberadaan jembatan tersebut sebagai akses pintas menuju ke alun-alun, dan sarana publik lainnya. Dia menentang jika jembatan tersebut ditutup atau dirobohkan oleh pihak perumahan.
Sementara itu, Ridho selaku perwakilan warga perumahan mengatakan, alasan utama pembongkaran jembatan penghubung tersebut karena faktor keamanan. sejak awal memang tidak ada akses antara lingkungan RW 06 Kelurahan Kalibaru dengan area perumahan di Kelurahan Jatimulya. Kemudian warga membangun jembatan semi permanen menggunakan bambu dan berlanjut membangun jembatan beton di tahun 2020.
“Alasan utama faktor keamanan, kita saling menjaga antar kedua belah pihak. Maka dari sini, warga cluster saat itu kita melakukan penolakan dan kita ajak duduk baik-baik di masjid, namun dari sana mencoba provokasi sampai bawa-bawa bekingan,” katanya.
Sebelumnya, sempat ada kesepakatan antara warga RW 06 Kelurahan Kalibaru dengan developer perumahan agar jembatan penghubung tersebut hanya digunakan untuk pejalan kaki. Namun belakangan, karena akses tersebut digunakan untuk sepeda motor, menimbulkan keresahan penghuni perumahan. Ridho menuturkan, sempat terjadi pencurian di area perubahan dan akses penghubung tersebut digunakan pelaku untuk kabur.
“Dulu itu kita sepakat diportal dengan catatan pejalan kaki diperbolehkan akhirnya banyak sekali kejadian di sini yang sempat kita ada maling lewat ke sana lari ke sana,” pungkasnya.
Halaman Selanjutnya
Ketua RT 01/RW 06 Kelurahan Kalibaru, Syarifuddin mengatakan, jembatan tersebut sudah ada sejak lama, bahkan sebelum perubahan di seberangnya berdiri. Jembatan tersebut seiring waktu dibangun permanen oleh swadaya masyarakat RW 06 Kelurahan Kalibaru. Namun, tanpa sepengetahuan warga, jembatan tersebut dibongkar oleh pihak perumahan akhir pekan lalu dan menyebabkan konflik.