Jakarta, VIVA – Indonesia membutuhkan inovasi untuk merealisasikan transisi energi dan mencapai net zero emissions pada 2060.
Di sinilah peran startup, khususnya greentech (teknologi ramah lingkungan), yang memiliki peran krusial dalam mengembangkan inovasi teknologi untuk mengatasi berbagai tantangan di sektor energi.
Untuk itu, PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN (Persero) mempercepat transisi energi melalui kolaborasi strategis dengan pelaku startup berbasis teknologi ramah lingkungan melalui gelaran PLN Startup Day 2025 yang bertajuk 'Powering Partnership: Uniting Forces for Sustainable Energy'.
Hingga gelaran tahun ini, PLN berhasil merangkul 63 startup sektor energi. Dari jumlah tersebut, 20 startup telah mengikuti program inkubasi, 20 startup menandatangani memorandum of understanding (MoU) melalui program PLN Connext, dan 16 startup telah menjalin kerja sama konkret dengan PLN dalam berbagai program strategis.
Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi), Wayan Toni Supriyanto, menyampaikan apresiasinya atas inisiatif PLN yang dinilai sejalan dengan visi pemerintah membangun ekosistem digital yang inklusif dan berkelanjutan.
“PLN memiliki peran strategis dalam mewujudkan visi ini, terutama dalam mengintegrasikan inovasi digital ke dalam solusi energi, yang antara lain PLN Connext dan juga PLN Startup Day," kata dia di Jakarta.
Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PLN, Hartanto Wibowo, mengaku mengembangkan ekosistem startup melalui dua program utama.
Pertama, kolaborasi dengan later stage startup yang difokuskan pada pengembangan solusi inovatif dan langsung terintegrasi ke dalam sistem energi nasional.
Kedua, program inkubasi untuk early stage startup, yang memberikan pendampingan, pelatihan, dan eksplorasi bisnis guna mendorong pertumbuhan dan dampak jangka panjang.
“Sejak tahun 2023, melalui PLN Connext, kami telah membangun ekosistem startup energi yang konkret dan terstruktur. Kami percaya startup adalah katalis perubahan karena kegesitan, kreativitas, dan inovasi mereka yang tinggi,” ungkap Hartanto.
Selain itu, PLN Group juga menandatangani kerja sama strategis dengan sejumlah startup terpilih. Kolaborasi ini mencakup pengembangan teknologi seperti internet of things (IoT), kecerdasan buatan (AI), teknologi penangkapan karbon, hingga solusi kendaraan listrik.
Di antaranya, kerja sama antara PLN Icon Plus dengan startup Magnar dan Soca.AI untuk solusi IoT dan AI, PLN Enjiniring bersama TechnoGIS dalam penerapan AI di sektor rekayasa, serta sinergi PLN Nusadaya dan Algatek dalam teknologi penangkapan karbon.
Lalu, ada PLN Electricity Services bersama Starvo dalam kemitraan layanan operasi dan pemeliharaan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan PLN Haleyora Powerindo juga menjalin kemitraan dengan Charged untuk pengembangan armada kendaraan listrik.
"Dengan kolaborasi ini kami berharap akan lahir startup energi Indonesia yang mampu mencapai level global bisa menjadi unicorn, memiliki valuasi lebih dari US$1 miliar atau setara dengan berbagai startup energi kelas dunia,” jelas Hartanto.
Halaman Selanjutnya
Pertama, kolaborasi dengan later stage startup yang difokuskan pada pengembangan solusi inovatif dan langsung terintegrasi ke dalam sistem energi nasional.