BPS Bisa Petakan Kepuasan Jemaah terhadap Layanan 8 Syarikah

4 hours ago 3

Senin, 19 Mei 2025 - 00:21 WIB

Madinah, VIVA – Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai pelaksana teknis Survei Kepuasan Jemaah Haji Indonesia (SKJHI) 2025 memastikan bahwa kepuasan jemaah terhadap pelayanan 8 syarikah tetap bisa diukur secara akurat, meskipun indikator tersebut belum masuk dalam kuesioner resmi.

Anggota tim SKJHI, Budi Santoso, menyampaikan bahwa saat penyusunan instrumen survei, informasi tentang syarikah belum tersedia secara rinci. Namun demikian, pada tahap pengolahan data, pelayanan 8 syarikah tetap dapat dievaluasi melalui pendekatan analisis berdasarkan data kloter, rombongan, dan regu jemaah.

Jemaah haji Indonesia terkait kartu nusuk dibantu di Kantor Daker Madinah sebelum berangkat ke Mekah

Photo :

  • Syahdan Nurdin/MCH 2025

“Nanti saat pengolahan data, bisa kita petakan kloter, rombongan, dan regu tersebut masuk ke syarikah mana. Dari situ kita bisa menghitung sebaran sampel berdasarkan syarikah, meskipun hal ini belum menjadi pertimbangan dalam desain sampling awal,” jelas Budi Santoso di Kantor Urusan Haji, Madinah, Sabtu (17/5/2025),

Budi Santoso juga menyerahkan langsung kuesioner SKJHI kepada sejumlah jemaah asal Embarkasi Lombok yang tinggal di Hotel Assaafa Lden, Sektor 4, Madinah. Aksi ini sekaligus menjadi pertanda dimulainya pelaksanaan survei tahap awal secara langsung di lapangan.

SKJHI merupakan survei tahunan yang digagas Kementerian Agama dan dilaksanakan oleh BPS sejak tahun 2010. Tujuannya adalah untuk mengevaluasi layanan haji dan mendapatkan masukan langsung dari jemaah. Tahun ini, dari 203.320 kuota jemaah haji reguler, sebanyak 14.400 dipilih sebagai responden.

Survei ini mengukur berbagai aspek layanan, mulai dari petugas haji, akomodasi, transportasi, ibadah, kesehatan, hingga pelayanan bagi lansia dan disabilitas. Meskipun belum mencakup pelayanan syarikah secara langsung, data lapangan tetap memungkinkan analisis menyeluruh terhadap kinerja penyedia layanan tersebut.

“Proses pengolahan data dilakukan menggunakan aplikasi khusus, dilanjutkan dengan analisis yang sebagian besar akan dilakukan di Jakarta. Di tahap inilah kita akan melakukan pemadanan antara identitas kloter dan layanan syarikah yang diterima jemaah,” ujar Budi.

Selain data kuantitatif, tim juga mengumpulkan data kualitatif melalui testimoni jemaah. Data ini dijadikan bahan pendukung untuk memperkaya analisis dan memberikan justifikasi atas hasil yang ditemukan.

Tahun lalu, Indeks Kepuasan Jemaah Haji Indonesia (IKJHI) mencatat skor 88,20, menunjukkan tren peningkatan kualitas layanan dari tahun ke tahun. Hasil survei ini dimanfaatkan oleh Kemenag, Bappenas, dan instansi lain dalam menyusun kebijakan pelayanan haji.

Menurut Budi, BPS juga sedang menyiapkan pengembangan instrumen untuk memperdalam aspek spiritualitas dan kualitas ibadah, yang selama ini belum tergarap maksimal. Penyempurnaan ini diharapkan menjadikan SKJHI lebih representatif terhadap seluruh dimensi pengalaman jemaah.

Halaman Selanjutnya

“Proses pengolahan data dilakukan menggunakan aplikasi khusus, dilanjutkan dengan analisis yang sebagian besar akan dilakukan di Jakarta. Di tahap inilah kita akan melakukan pemadanan antara identitas kloter dan layanan syarikah yang diterima jemaah,” ujar Budi.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |