Jakarta, VIVA – Kehadiran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) diharapkan bisa membantu menstabilkan iklim investasi Indonesia pada sektor pengembangan ekosistem kendaraan listrik (EV). Seperti disampaikan oleh Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza.
"Salah satunya itu (stabilkan iklim investasi ekosistem EV)," kata Wamenperin, dikutip dari Antara, Minggu 25 Mei 2025.
Hal tersebut menyusul pemerintah yang berupaya menaikkan porsi saham untuk joint venture (JV) proyek hilirisasi baterai melalui BPI Danantara, sebesar lebih dari 30 persen, sesuai arahan dari Presiden Prabowo Subianto.
Wamenperin Faisol Riza melihat produksi mobil Chery J6
Photo :
- Kementerian Perindustrian
Lebih lanjut Faisol menyebut kehadiran Danantara dapat memastikan investasi hingga produksi bahan baku dan baterai bisa berjalan di tengah dinamika yang terjadi belakangan ini di industri kendaraan listrik.
"Kita beruntung karena dinamika di sektor ini tidak mudah untuk dinavigasi setelah misalnya LG dari Korea (Selatan) tidak terlibat, lalu ada pihak lain yang ingin terlibat," kata Faisol.
"Sehingga, untuk memastikan itu semua, Danantara menjadi salah satu unsur atau faktor yang penting dalam memastikan investasi maupun produksi bahan baku baterai dan bahan baterai-nya, battery pack-nya itu berjalan," imbuhnya.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan Presiden Prabowo menyetujui konsorsium Huayou menggantikan LG pada proyek baterai kendaraan listrik.
Bahlil menjelaskan Kepala Negara telah memberikan persetujuan atas kelanjutan proyek hilirisasi baterai senilai 9,8 miliar dolar AS, yang sebelumnya dikelola LG kini dilanjutkan oleh Huayou.
Produksi Neta V-II di pabrik HIM Bekasi.
Photo :
- VIVA/Krisna Wicaksono
Diketahui, proyek ini menargetkan pembangunan baterai kendaraan listrik dengan kapasitas 30 GWh. Dalam perjalanannya, LG sudah membangun 10 GWh pertama dan kini tersisa 20 GWh yang akan dilanjutkan oleh Huayou.
Investasi dari proyek tersebut sudah terealisasi sebesar 1,2 miliar dolar AS atau Rp20,2 triliun, dan nantinya Huayou akan mengisi sebagian besar sisa investasi yang mencapai 8,6 miliar dolar AS atau Rp145,2 triliun.
Halaman Selanjutnya
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan Presiden Prabowo menyetujui konsorsium Huayou menggantikan LG pada proyek baterai kendaraan listrik.