Ekonomi Kuartal I-2025 Tumbuh Melambat, Sri Mulyani Sebut Cukup Resilien

5 hours ago 2

Selasa, 6 Mei 2025 - 10:30 WIB

Jakarta, VIVA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati buka suara, terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I-2025 yang hanya sebesar 4,87 persen year on year (yoy). Menurutnya perekonomian Indonesia masih menunjukkan kinerja yang cukup resilien.

Sri Mulyani mengatakan, di tengah ketidakpastian global yang sangat menantang, ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025 tetap tumbuh resilien 4,87 persen. Konsumsi rumah tangga tetap terjaga ditopang oleh berbagai insentif dari APBN dan terjangkaunya harga pangan.

“Di tengah tantangan perlambatan ekonomi dan ketidakpastian global, perekonomian Indonesia tetap menunjukkan kinerja yang cukup resilien. Optimisme terus dijaga, didukung komitmen Pemerintah dengan memastikan APBN bekerja optimal dalam melindungi masyarakat, termasuk memastikan ekonomi tumbuh secara berkelanjutan,” ujar Sri Mulyani dalam keterangannya Selasa, 6 Mei 2025.

Ekonomi Indonesia

Photo :

  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

Berdasarkan komponen pengeluaran, konsumsi rumah tangga tumbuh 4,89 persen, didukung meningkatnya mobilitas masyarakat seiring libur tahun baru serta pergeseran libur Ramadan dan Idul Fitri ke kuartal I. 

Bendahara Negara ini menilai, daya beli masyarakat tetap terjaga didukung berbagai insentif Pemerintah melalui pemberian THR dan berbagai stimulus fiskal, seperti diskon tarif listrik dan tarif tol, PPN DTP properti, serta PPh 21 DTP sektor padat karya. 

Pemerintah juga berhasil menjaga harga pangan yang terjangkau melalui optimalisasi peran Bulog dalam stabilitasi harga. Investasi (Pembentukan Modal Tetap Bruto) tumbuh terbatas di 2,12 persen, terutama dipengaruhi investasi bangunan yang tumbuh melambat sebagaimana tercermin pada kinerja sektor konstruksi yang tumbuh terbatas. 

Di samping itu, investasi mesin nonkendaraan juga melambat. Konsumsi Pemerintah terkontraksi 1,38 persen karena high base effect belanja kuartal I-2024 yang  tinggi bersama dengan pelaksanaan pemilu dan belanja bansos yang dipercepat untuk mitigasi dampak El Nino. 

Namun demikian jelasnya, belanja Pemerintah meningkat cepat di akhir kuartal I di tengah masa transisi pemerintahan. Ekspor tumbuh stabil 6,78 persen, ditopang ekspor komoditas sawit (HS15) dan besi baja (HS72) yang tumbuh masing-masing 36,0 persen dan 6,6 persen.

Dari sisi produksi, sektor pertanian tumbuh sangat signifikan 10,52 persen didukung peningkatan produksi padi pada panen raya dan permintaan bahan pangan pada momen Ramadan. Peningkatan produktivitas didukung oleh distribusi pupuk bersubsidi yang semakin baik. Pada periode Januari-Februari 2025, produksi beras nasional meningkat lebih dari 60 persen yoy dengan stok beras di Bulog mencapai 2,5 juta ton. 

Sri Mulyani menuturkan, industri pengolahan yang berkontribusi 19,3 persen terhadap perekonomian tumbuh risilien 4,55 persen ditopang oleh aktivitas hilirisasi. Sektor perdagangan berkontribusi 13,2 persen mampu tumbuh 5,03 persen. 

Sektor transportasi dan pergudangan serta akomodasi dan makan minum masing-masing tumbuh 9,01 persen, dan 5,75 persen, mengindikasikan mobilitas dan daya beli masyarakat yang kuat. Hal tersebut didukung oleh pemberian PPN DTP untuk tiket pesawat dan diskon tarif tol. Di sisi lain, sektor pengadaan listrik tumbuh 5,11 persen didukung oleh diskon harga listrik.

Sektor pertambangan mengalami kontraksi seiring dengan penurunan harga komoditas global yang disebabkan oleh turunnya permintaan. Di sisi lain, hilirisasi masih terus berlanjut dan mendukung pertumbuhan sektor industri pengolahan. Sektor konstruksi tumbuh terbatas 2,18 persen dipengaruhi oleh sentimen wait and see investor. 

Sektor jasa informasi dan komunikasi tumbuh hingga 7,72 persen, dengan transformasi digital dan adopsi Artificial Intelligent (AI) di berbagai sektor yang semakin kuat. Perkembangan tersebut meningkatkan traffic data dan mendorong pembangunan pusat data. 

Sri Mulyani melanjutkan, ke depan dinamika perekonomian global masih sangat menantang dan tidak mudah.

“Diperlukan pemantauan secara berkala dan upaya mitigasi dampak ketidakpastian, antara lain melalui deregulasi, pembentukan satgas ketenagakerjaan, serta strategi memitigasi risiko untuk menjaga stabilitas ekonomi, serta melindungi dunia usaha dan menjaga daya beli masyarakat,” imbuhnya.

Halaman Selanjutnya

Di samping itu, investasi mesin nonkendaraan juga melambat. Konsumsi Pemerintah terkontraksi 1,38 persen karena high base effect belanja kuartal I-2024 yang  tinggi bersama dengan pelaksanaan pemilu dan belanja bansos yang dipercepat untuk mitigasi dampak El Nino. 

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |