VIVA – Ajang MotoGP Malaysia 2025 di Sirkuit Sepang diwarnai kontroversi besar setelah penyelenggara tetap memutuskan menjalankan balapan kelas Moto3, meski baru saja terjadi kecelakaan serius yang melibatkan dua pembalap muda.
Bintang MotoGP dan juara dunia dua kali, Francesco “Pecco” Bagnaia, menjadi salah satu suara paling vokal yang mengecam keputusan tersebut. Ia menilai langkah itu sebagai keputusan yang “tidak pantas dan tidak sensitif” terhadap kondisi para pembalap yang terlibat dalam insiden berat itu.
Balapan Moto3 Aragon 2021.
Kronologi Kecelakaan di Kelas Moto3
Insiden terjadi pada lap pemanasan (sighting lap) sebelum start balapan Moto3 dimulai. Dua pembalap muda, Jose Antonio Rueda dari Red Bull KTM Ajo dan Noah Dettwiler dari CIP Green Power, terlibat dalam tabrakan hebat di lintasan lurus sebelum tikungan terakhir.
Dettwiler dilaporkan mengalami masalah teknis pada motor KTM-nya, yang membuat kecepatan motornya menurun secara mendadak. Di saat bersamaan, Rueda yang datang dari belakang dengan kecepatan tinggi tak sempat menghindar dan menabrak bagian belakang motor Dettwiler. Benturan keras membuat keduanya terlempar dari motor, dan marshal segera menghentikan sesi untuk melakukan evakuasi medis.
Kedua pembalap kemudian dibawa ke rumah sakit menggunakan helikopter, dengan kondisi Rueda mengalami patah tulang dan luka memar, sementara Dettwiler belum bisa dipastikan kondisinya secara lengkap saat itu.
Namun, hanya dalam waktu kurang dari satu jam setelah insiden itu, penyelenggara MotoGP tetap memutuskan untuk melanjutkan balapan Moto3 dengan jarak yang dipangkas menjadi 10 lap. Keputusan inilah yang kemudian memicu kemarahan banyak pihak termasuk pembalap utama seperti Bagnaia.
Dalam wawancara usai sesi balapan MotoGP, Bagnaia dengan tegas menyatakan ketidaksetujuannya terhadap keputusan tersebut. Ia menganggap bahwa balapan tidak seharusnya dilanjutkan ketika dua pembalap baru saja dilarikan ke rumah sakit dengan kondisi belum pasti.
Francesco Bagnaia di MotoGP Qatar
“Sangat sulit bagi saya untuk berkonsentrasi. Sangat sulit untuk kembali ke motor setelah kejadian di Moto3. Tidak adil rasanya kami kembali ke motor tanpa informasi apa pun tentang apa yang terjadi,” kata Francesco Bagnaia, dikutip VIVA dari Crash Senin, 27 Oktober 2025.
Halaman Selanjutnya
Kecaman Francesco Bagnaia terhadap keputusan menjalankan balapan Moto3 di Sepang mendapat dukungan luas, bukan hanya dari sesama pembalap, tapi juga dari penggemar MotoGP di seluruh dunia.Insiden ini menegaskan kembali pentingnya prinsip dasar dalam olahraga ekstrem seperti balap motor: keselamatan pembalap harus selalu berada di atas segalanya.

4 hours ago
2









