Jumat, 23 Mei 2025 - 16:10 WIB
VIVA – Sebuah insiden tak biasa terjadi di Korea Utara (Korea), Jumat 23 Mei 2025 pagi waktu setempat. Di mana, sebuah kapal perusak rudal milik rezim Kim Jong-un yang baru, mengalami kecelakaan dalam proses peluncuran.
Menurut laporan yang dikutip VIVA Militer dari Defense Express, otoritas Korea Utara sendiri yang pertama kali mengumumkan insiden tersebut ke publik. Hal ini dinilai menjadi sebuah langkah yang tidak lazim dari rezim tertutup tersebut.
Kapal yang mengalami kecelakaan diketahui adalah Kelas Choe Hyon, yang dirancang untuk membawa 74 rudal dengan sistem peluncuran vertikal. Penyebab kecelakaan kapal tersebut dilaporkan karena mengalami kegagalan teknis saat diluncurkan.
Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA) menyebut penyebab kecelakaan sebagai akibat dari empirisme tidak ilmiah, tanpa memberikan penjelasan teknis lebih lanjut.
VIVA Militer: Kapal perusak Kelas Choe Hyon militer Korea Utara
Tak lama setelah pengumuman tersebut, citra satelit yang menunjukkan kerusakan parah pada kapal dirilis ke publik. Kim dikabarkan telah memberikan tenggat waktu satu bulan untuk memulihkan kapal dan menghilangkan jejak kecelakaan.
Akan tetapi, sejumlah analis militer memperkirakan waktu tersebut tidak akan cukup. Mengingat, tingkat kerusakan kapal yang terlihat.
Di sisi lain, sikap Korea Utara untuk secara terbuka mengakui kecelakaan ini menimbulkan tanda tanya di kalangan pengamat internasional. Sebelumnya, negara ini dikenal sangat tertutup dan kerap menyangkal atau menutup-nutupi insiden serupa.
Bahkan dalam banyak kasus, informasi hanya terungkap melalui citra satelit dan laporan intelijen dari negara-negara Barat.
Spekulasi pun bermunculan mengenai motif di balik pengakuan ini. Salah satu kemungkinan adalah upaya menciptakan citra transparansi terbatas kepada dunia luar.
Selain itu, pengakuan ini muncul hanya beberapa minggu setelah Korut merilis citra satelit pertama yang menunjukkan bahwa kapal perusak tersebut telah selesai dibangun.
Belum diketahui jelas motif sesungguhnya di balik keterbukaan Korut kali ini. Apakah ini pertanda perubahan strategi komunikasi Pyongyang atau sekadar manuver diplomatik untuk mengelabui dunia internasional.
Yang pasti, pengakuan publik terhadap kegagalan milter semacam ini jarang terjadi di Korea Utara. Kejadian ini membuka ruang analisis baru tentang dinamika internal maupun strategi eksternal rezim Kim Jong Un.
Halaman Selanjutnya
Bahkan dalam banyak kasus, informasi hanya terungkap melalui citra satelit dan laporan intelijen dari negara-negara Barat.