Jakarta, VIVA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau jatuh ke bawah level psikologis 6.000 pada perdagangan Selasa, 8 April 2025. Saham-saham perbankan besar, terutama bank himpunan milik negara (Himbara) serta Bank Central Asia (BBCA) turut rontok hingga belasan persen.
IHSG dibuka anjlok 596 poin atau 9,16 persen ke area 5.914. Sampai pukul 09.47 WIB, IHSG masih berada di zona merah dengan sedikit perbaikan di mana indeks berada di level 5.982,61 atau merosot sekitar 8,10 persen.
Penurunan tajam menghantam emiten Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yang notabennya adalah saham-saham dengan kapitalisasi besar. Tarif impor yang diumumkan oleh Presiden Donald Trump pada akhir pekan memantik aksi jual besar-besaran karena kekhawatiran investor yang menyebabkan tekanan lanjutan di pasar modal domestik.
Saham PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) merosot sebesar 10,73 persen atau 95 poin menjadi 790. Nilai perputaran saham (turnover) mencapai Rp 1,5 miliar dengan volume transaksi Rp 1,9 juta.
Karyawan melewati monitor pergerakan angka Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Plaza Bank Mandiri, Jakarta. (Foto ilustrasi)
Photo :
- ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Adapun saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) terkoreksi sebesar 13,21 persen atau 560 poin ke level 3.680. Nilai perputaran saham mencapai Rp 653,6 miliar sementara volume transaksi membukukan nominal Rp 88,3 juta.
Harga saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) ikut tergerus sejalan koreksi tajam IHSG. Saham perseroan pita emas ini merosot 13,46 persen atau 700 poin menjadi 4.500 dengan nilai turnover sebesar Rp 347,4 miliar dan volume transaksi sebesar Rp 77,2 juta.
Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mengalami penurunan paling dalam, yakni 14,57 persen atau 590 poin. Koreksi membawa saham BBRI terjun ke posisi 3.460.
Di samping empat bank Himbara, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga mengalami nasib yang sama. Saham BBCA anjlok sebesar 12,94 persen atau 1.100 poin sehingga jatuh ke posisi 7.400.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, menyampaikan dampak kebijakan tarif impor AS belum akan berakhir dalam jangka pendek. Meskipun lebih dari 50 negara mengajukan negosiasi di mana membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk bisa melakukan penyesuaian dan kesepakatan.
"Mungkin jauh dari kata tenang untuk saat ini. Setiap kenaikan pasar yang terjadi, mungkin akan menjadi alasan untuk terjadinya penurunan lebih dalam lagi," ujar Nico dikutip dari Antara pada Selasa, 8 April 2025.
Halaman Selanjutnya
Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mengalami penurunan paling dalam, yakni 14,57 persen atau 590 poin. Koreksi membawa saham BBRI terjun ke posisi 3.460.