Jakarta, VIVA – Regulasi tarif resiprokal Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap sejumlah negara jelas menjadi sentimen terhadap perdagangan domestik maupun global. Bagi Indonesia, tarif timbal balik diproyeksi berpotensi mengakibatkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok sehingga pemerintah dinilai segera mengambil tindakan.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus menilai, respons cepat dan tepat dari pemerintah Indonesia diperlukan guna menjaga permintaan ekspor agar tidak menurun. Selain itu, untuk memulihkan kembali kepercayaan investor terhadap ekonomi dan perdagangan domestik.
Pemerintah Indonesia telah mengambil pendekatan negosiasi dengan meningkatkan volume impor dari negara tersebut. Rencana peningkatan impor mencakup barang komoditas, seperti gandum, kapas, dan produk minyak serta gas dari AS.
Nico membeberkan bahwa neraca perdagangan AS terhadap Indonesia masih mencatat defisit sekitar 17,88 miliar AS pada tahun 2024. Sebagai informasi, tarif resiprokal untuk Indonesia dikenakan sebesar 32 persen.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Photo :
- Agence France-Presse (AFP)
"Strategi ini diharapkan dapat mengurangi tekanan tarif ," tutur Nico dikutip dari Antara pada Selasa, 8 April 2025.
Pemerintah juga memberikan insentif fiskal maupun non fiskal. Mulai dari penurunan tarif bea masuk, Pajak Penghasilan (PPh) impor, dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) impor
Tidak sampai di situ, pemerintah Indonesia berencana mengirim delegasi tingkat tinggi ke Washington DC untuk negosiasi. Delegasi akan dipimpin Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) dan melibatkan kementerian terkait.
Lebih jauh, Nico melihat bahwa dampak kebijakan tarif impor AS belum akan berakhir dalam waktu dekat. Meskipun lebih dari 50 negara mengajukan negosiasi di mana membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk bisa melakukan penyesuaian dan kesepakatan.
"Mungkin jauh dari kata tenang untuk saat ini. Setiap kenaikan pasar yang terjadi, mungkin akan menjadi alasan untuk terjadinya penurunan lebih dalam lagi," imbuh Nico.
Alih-alih bernegoisasi, China, Jepang, dan Korea Selatan akan bersekutu guna mempererat hubungan ekonomi melalui perdagangan bebas. China mantap melawan Trump dengan mengenakan tarif balasan sebesar 34 persen untuk semua impor AS mulai 10 April 2025.
"Meskipun belum ada kesepakatan, namun pertemuan tersebut menunjukkan perasaan yang sama terhadap situasi dan kondisi yang ada saat ini, untuk menghadapi dampak dari kebijakan Trump," papar Nico.
Halaman Selanjutnya
Tidak sampai di situ, pemerintah Indonesia berencana mengirim delegasi tingkat tinggi ke Washington DC untuk negosiasi. Delegasi akan dipimpin Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) dan melibatkan kementerian terkait.