VIVA – Setiap Muslim tentu mendambakan meninggal dalam keadaan husnul khatimah, yaitu akhir kehidupan yang baik dan diridhai Allah SWT. Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah bagaimana cara mendapatkannya? Apakah orang yang wafat dalam keadaan husnul khatimah otomatis masuk surga tanpa siksa kubur?
Dalam salah satu kajiannya, Buya Yahya menjelaskan tentang makna sebenarnya dari husnul khatimah dan bagaimana cara meraihnya.
Menurut Buya Yahya hanya Allah lah yang mengetahui siapa yang meninggal dengan husnul khatimah. Tugas manusia hanya berusaha untuk meninggal dalam keadaan yang paling diidam-idamkan umat Muslim tersebut.
“Husnul khatimah itu yang tahu hanya Allah. Kita hanya perlu mengusahakan saja,” ujarnya yang dikutip dari YouTube Al-Bahjah TV pada Kamis, 16 Oktober 2025.
Buya Yahya
Photo :
- Instagram @buyayahya_albahjah
Beliau menekankan bahwa manusia tidak berhak menilai seseorang meninggal dalam keadaan husnul atau su’ul khatimah hanya berdasarkan penampilan lahiriah saat meninggal. Misalnya, wajah seseorang yang tampak gelap atau menderita ketika sakaratul maut tidak bisa dijadikan ukuran buruknya akhir hidup.
“Padahal dia mati dalam keadaan mulia. Karena batin dari dalam yang sakit syahid dia,” tutur Buya Yahya.
Artinya, hanya Allah yang tahu keadaan hati seseorang di detik terakhir hidupnya. Bisa jadi, seseorang yang meninggal dalam keadaan tampak menderita justru sedang dihapuskan dosanya oleh Allah.
Buya Yahya juga mengingatkan umat Islam agar tidak mudah menilai su’ul khatimah pada orang lain.
“Anda jangan katakan fulan su’ul khatimah. Anda tidak tahu waktu malaikat mencabutnya dengan rasa sakit yang ia rasa, bisa saja dosanya dihapus saat itu,” ujarnya.
Bahkan, orang yang meninggal dalam keadaan maksiat pun tidak boleh langsung dicap buruk. Mungkin saja di detik terakhir hidupnya, ia sempat bertobat dan diampuni oleh Allah. Maka, kata Buya Yahya, tugas kita adalah berbaik sangka kepada sesama Muslim dan mendoakan kebaikan bagi yang telah tiada.
Menurut Buya, kematian seseorang biasanya mencerminkan kebiasaannya semasa hidup.
“Orang itu mati biasanya seperti dari kebiasaannya. Jadi kalau kebiasaan kita adalah dengan iman kebaikan, insyaAllah matinya di situ,” jelasnya.
Karena itu, cara terbaik untuk mencapai husnul khatimah adalah membiasakan diri berbuat baik dan menjaga hati tetap terhubung dengan Allah. Tidak harus selalu beribadah di masjid, tapi setiap aktivitas duniawi harus diniatkan karena Allah.
“Bukan berarti Anda harus itikaf terus di masjid. Akan tetapi jadikan hidup Anda dengan Allah. Maka di mana pun Anda berada, selagi Anda sambungkan hati Anda dengan Allah, itu nanti husnul khatimah,” katanya. .
Beliau mencontohkan, seseorang bisa saja meninggal dunia saat bekerja menghitung uang, tetapi niatnya adalah untuk membangun masjid atau membantu fakir miskin. Orang seperti itu tetap dianggap mulia di sisi Allah.
Kunci utama agar meninggal dalam keadaan husnul khatimah, menurut Buya adalah menjaga hati dan istiqamah dalam kebaikan.
“Untuk menjadi ahli husnul khatimah adalah kita menjaga istiqomah dalam kebaikan. Kalau bersalah segera minta ampun kepada Allah, maka akan diberi oleh Allah husnul khatimah ke depan,” jelasnya.
Buya juga mengingatkan agar berhati-hati dari perbuatan maksiat, karena ajal bisa datang kapan saja, bahkan di saat seseorang sedang berniat melakukan dosa.
Trans7 Lecehkan Kiai dan Ponpes, Ini Fakta Pesantren Lirboyo: Berdiri Sejak 1910, Biaya Murah tapi Tes Sulit
Pesantren Lirboyo jadi sorotan usai tayangan Trans7 dinilai melecehkan, pesantren ini punya sejarah panjang sejak 1910, biaya pendidikan murah, tapi tes masuk sulit.
VIVA.co.id
15 Oktober 2025