Tel Aviv, VIVA – Pada Senin, 19 Mei 2025, Israel mengizinkan masuknya truk-truk yang membawa makanan bayi ke Jalur Gaza. Hal ini menandai bantuan kemanusiaan pertama yang diizinkan sejak pemerintah Israel memberlakukan blokade total pada awal Maret.
Melansir dari Alarabiya, langkah itu diambil setelah tekanan internasional yang meningkat dan kekhawatiran akan krisis kelaparan yang memburuk di wilayah tersebut.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa negaranya akan mengizinkan masuknya "jumlah dasar" makanan ke Gaza untuk mencegah krisis kelaparan.
"Hari ini, Israel memfasilitasi masuknya truk-truk berisi makanan bayi ke Gaza,” kata Direktur Jenderal Kementerian Luar Negeri Eden Bar Tal.
Bantuan kemanusiaan memasuki Gaza melalui Kerem Shalom.
Photo :
- The Times of Israel.
"Dalam beberapa hari mendatang, Israel akan memfasilitasi masuknya puluhan truk bantuan."
Keputusan itu diambil setelah tekanan dari "teman-teman terdekat Israel di dunia," termasuk anggota Senat AS, yang menyatakan bahwa mereka tidak dapat mentolerir gambar-gambar kelaparan ekstrem yang berasal dari Gaza dan bahwa hal tersebut dapat mempengaruhi dukungan mereka yang berkelanjutan.
Meskipun demikian, organisasi-organisasi kemanusiaan dan PBB menganggap langkah ini sangat tidak memadai.
Hanya sembilan truk bantuan yang diizinkan masuk melalui perbatasan Kerem Shalom, sementara PBB menyatakan bahwa setidaknya 500 truk diperlukan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan dua juta penduduk Gaza yang menghadapi kelaparan.
Situasi kemanusiaan di Gaza tetap kritis, dengan hampir 500.000 orang berisiko kelaparan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa dua juta warga Gaza menghadapi kelaparan, dengan kekurangan makanan dan pasokan medis yang mematikan diperburuk oleh blokade Israel.
Sementara itu, Israel melanjutkan serangan udara dan darat yang intensif, terutama di Khan Younis, menewaskan setidaknya 136 warga Palestina dalam 24 jam terakhir.
Perdana Menteri Netanyahu bersikeras bahwa ofensif tersebut bertujuan untuk mengendalikan penuh Gaza dan mendorong emigrasi sukarela penduduknya, ide yang ditolak oleh warga Palestina.
Rencana distribusi bantuan yang didukung AS dan diamankan oleh pasukan Israel direncanakan, namun organisasi kemanusiaan menolak berpartisipasi, dengan alasan bahwa hal itu bertentangan dengan prinsip-prinsip bantuan.
Konflik yang dipicu oleh serangan Hamas pada Oktober 2023 telah menyebabkan 90 persen populasi Gaza mengungsi dan menewaskan lebih dari 53.000 warga Palestina, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Halaman Selanjutnya
Hanya sembilan truk bantuan yang diizinkan masuk melalui perbatasan Kerem Shalom, sementara PBB menyatakan bahwa setidaknya 500 truk diperlukan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan dua juta penduduk Gaza yang menghadapi kelaparan.