Jemaah Haji Tertua Berusia 107 Tahun asal Lampung, Mbah Sutiah: Yo Senang Poko'e

6 hours ago 2

Sabtu, 17 Mei 2025 - 19:43 WIB

Madinah, VIVA – Senyum semringah tak lepas dari wajah Sutiah Sunyoto. Perempuan lansia asal Lampung itu menjadi sorotan karena tercatat sebagai jemaah haji tertua tahun 2025, dengan usia mencapai 107 tahun.

Tergabung dalam kloter 19 JKG asal Lampung, Mbah Sutiah tiba di Madinah untuk memulai rangkaian ibadah haji. Teriknya cuaca di Madinah tidak menyurutkan semangatnya untuk berjalan menuju Masjid Nabawi. Bahkan, ia telah beberapa kali menjalankan salat di sana.

Mbah Sutiah, Jemaah Haji Tertua Berusia 107 Tahun Asal Lampung

"Sudah lima kali [salat di Masjid Nabawi], kuat [jalannya]," ujar Mbah Sutiah saat ditemui tim Media Center Haji (MCH) 2025 pada Kamis, 15 Mei 2025.

Meski menyandang predikat jemaah tertua, Mbah Sutiah tak ingin diperlakukan istimewa. Ia tetap ingin melaksanakan ibadah sebagaimana jemaah lain: tanpa keluhan, tanpa beban.

Penantiannya selama 13 tahun untuk bisa berhaji akhirnya berbuah manis. Kini, ia menjalaninya dengan penuh rasa syukur, ditemani oleh keluarga yang setia mendampingi langkahnya.

"Yo senang poko'e," katanya singkat namun penuh makna.

Sejak muda, Mbah Sutiah dikenal sebagai pekerja keras yang menghabiskan hari-harinya di sawah menanam padi dan jagung. Kini, atas saran anak-anaknya, ia sudah tidak lagi bekerja di ladang.

"Sekarang cuma di rumah, enggak boleh [ke sawah] sama anak-anak," ujarnya.

Dalam kesehariannya, Mbah Sutiah tergolong tidak rewel soal makanan. Ia menyukai sayur dan daging, meski memilih untuk menghindari ayam potong.

"Ya, cocok semua," tuturnya saat ditanya soal menu makanan jemaah haji.

Mbah Sutiah baru mengetahui bahwa dirinya merupakan jemaah tertua tahun ini. Namun, ia tak merasa terbebani. Justru ia merasa sangat bersyukur karena Allah SWT masih memberinya kesempatan untuk menginjakkan kaki di Tanah Suci.

Baginya, usia panjang adalah anugerah dari Tuhan. Di depan Ka'bah nanti, ia ingin bersujud syukur, menyerahkan seluruh cinta, harap, dan terima kasih kepada Sang Pencipta.

Halaman Selanjutnya

Sejak muda, Mbah Sutiah dikenal sebagai pekerja keras yang menghabiskan hari-harinya di sawah menanam padi dan jagung. Kini, atas saran anak-anaknya, ia sudah tidak lagi bekerja di ladang.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |