Kebijakan Trump Tanpa Teori Ekonomi, Pemerintah Didorong Ekspansi Pasar Baru ke Wilayah Ini

1 week ago 8

Kamis, 10 April 2025 - 15:41 WIB

Jakarta, VIVA – Pengamat ekonomi banyak yang menilai bahwa kebijakan-kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, tidak benar-benar didasarkan pada teori-teori ekonomi melainkan aksi politik semata.

Ekonom Senior yang juga Guru Besar Ilmu Ekonomi dan Rektor Universitas Paramadina, Didik J Rachbini menegaskan, sejatinya 80 persen atau lebih dari kebijakan ekonomi adalah politik, sementara dua pertiga atau lebih dari kebijakan politik adalah ekonomi.

"Sekarang dalam situasi terguncang-guncang dan gonjang-ganjing karena ulah satu orang yang berkuasa, langkah politik yang berlaku bukan lagi teori ekonomi tetapi teori politik," kata Didik dalam keterangannya, Kamis, 10 April 2025.

Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif masuk barang impor ke AS

Photo :

  • AP Photo/Mark Schiefelbein

Dengan demikian, Didik pun menyarankan agar pemerintah Indonesia juga bisa merespons kebijakan Trump tersebut dengan menggunakan azas politik. Sebab menurutnya tatanan ekonomi dan perdagangan dunia yang didasarkan pada asas dan hukum ekonomi, saat ini sudah tidak berlaku bagi Donald Trump.

Terlebih, Dia juga mengingatkan kepada pemerintah Indonesia untuk selalu menyadari akan adanya deretan dampak dari penerapan tarif oleh Donald Trump tersebut. Hal itu tentunya juga berkaitan dengan ekspor Indonesia ke AS yang mencapai sekitar 11-13 persen dari total ekspor ke seluruh dunia.

"Andaikan ke depannya ekspor ke AS ini terkena dampak penurunan sekitar 30 persen, maka dampaknya terhadap total ekspor Indonesia adalah sekitar 3-4 persen," ujar Didik.

Kondisi itu menurutnya mengharuskan pemerintah Indonesia untuk segera mencari pasar baru, guna menggantikan penurunan ekspor tersebut. Hal itu bisa dilakukan seiring upaya antisipatif serupa lainnya, seperti misalnya dengan membentuk konsolidasi bersama sejumlah negara demi merespons kebijakan Trump tersebut.

Ilustrasi Indeks Wall Street

Sejumlah negara yang menurutnya dapat diajak melakukan konsolidasi terkait hal itu antara lain yakni negara-negara ASEAN, negara-negara Asia Timur seperti Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan, serta India dan negara-negara Amerika Latin seperti Brazil, Meksiko.

"Diplomasi politik ke kawasan-kawasan ASEAN, Asia Timur, India, dan Amerika latin, adalah peluang baru dalam era baru ketika AS sudah kalah bersaing dengan China. Kepanikan Trump hanyalah krisis transisi sejarah di mana kekuatan ekonomi bergeser dari Atlantik ke Pasifik," ujarnya.

Halaman Selanjutnya

Kondisi itu menurutnya mengharuskan pemerintah Indonesia untuk segera mencari pasar baru, guna menggantikan penurunan ekspor tersebut. Hal itu bisa dilakukan seiring upaya antisipatif serupa lainnya, seperti misalnya dengan membentuk konsolidasi bersama sejumlah negara demi merespons kebijakan Trump tersebut.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |