Kepala BGN: Hasil Laboratorium Keracunan MBG di Cianjur Negatif

3 hours ago 1

Selasa, 6 Mei 2025 - 13:13 WIB

Jakarta, VIVA – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyatakan hasil pemeriksaan laboratorium terhadap kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) di Cianjur, Jawa Barat, dinyatakan negatif.

Demikian disampaikan Dadan Hindayana dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IX DPR RI di Jakarta, Selasa, 6 Mei 2025. Ia mengatakan hasil pemeriksaan itu meliputi makanan, wadah makanan hingga air-fasilitas memasak yang dinyatakan negatif tidak terkontaminasi. 

"Hasilnya sudah keluar dari laboratorium, baik itu untuk tray (wadah makan), airnya, untuk fasilitas, termasuk untuk masakan yang waktu itu dikonsumsi oleh siswa hingga muntahannya, dan alhamdulillah seluruh hasilnya negatif, jadi kami sedang mencari kurang lebih apa yang sebetulnya menyebabkan karena dari segi masakan, hasil laboratorium itu negatif," kata Dadan

Kepala BGN Dadan Hindayana meninjau siswa keracunan MBG di Cianjur

Dadan menerangkan BGN terus mengevaluasi kejadian-kejadian keracunan yang terjadi di berbagai daerah dan melakukan perbaikan-perbaikan standar operasional prosedur (SOP), di antaranya pemilihan bahan baku yang lebih selektif.

Menurutnya, kasus keracunan makan bergizi gratis di Cianjur ini sudah memasuki minggu ketiga, dan ada dua sekolah yang terdampak dari sembilan sekolah.

Kemudian, beberapa kejadian keracunan yang lain disebabkan oleh proses memasak yang terlalu dini, untuk itu pihaknya menetapkan pengiriman makanan harus dipersingkat guna mencegah makanan basi.

"Kami ingin menerapkan aturan bahwa waktu memasak dan penyiapan makanan dengan waktu pengiriman makanan harus dipersingkat untuk mencegah terjadinya basi," ujarnya

Dadan menjelaskan sebagai langkah korektif preventif, BGN juga melakukan pengetatan terhadap prosedur distribusi makanan lainnya, misalnya menerapkan protokol keamanan saat proses pengantaran dari SPPG ke sekolah, dan menetapkan batas toleransi waktu antara makanan diterima dan harus segera dikonsumsi.

Kemudian, BGN juga mengetatkan mekanisme distribusi di sekolah, termasuk penyimpanan dan penyerahan kepada siswa. "Kami juga menerapkan kewajiban uji organoleptik, mulai dari uji tampilan, aroma, rasa, dan tekstur terhadap makanan sebelum dibagikan," ujar dia.

Selai itu, ia juga menyatakan pihaknya tengah melakukan penyegaran dan pelatihan penjamah makanan secara rutin.

Halaman Selanjutnya

"Kami ingin menerapkan aturan bahwa waktu memasak dan penyiapan makanan dengan waktu pengiriman makanan harus dipersingkat untuk mencegah terjadinya basi," ujarnya

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |