KPAI Kritik Cara Tegur Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi ke Aura Cinta: Ini Masih …

3 hours ago 3

Rabu, 30 April 2025 - 06:41 WIB

Jawa Barat, VIVA – Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) 2017-2022, Retno Listyarti melontarkan kritik terhadap tindakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi saat menegur remaja perempuan bernama Aura Cinta.

Retno menilai bahwa teguran tersebut dinilai tidak mencerminkan pendekatan yang ramah anak. Bahkan ia menyampaikan tindakan Dedi Mulyadi itu tidak adil karena memperdebatkan anak di ruang publik yang tidak setara secara kuasa.

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi di Depok

Photo :

  • VIVA.co.id/Rinna Purnama (Depok)

“Ini masih usia anak, hak anak itu dilindungi lho untuk berpendapat,” kata Retno dalam unggahan Instagram @fakta.indo dikutip VIVA Rabu, 30 April 2025.

Menurut Retno, meskipun pendapat anak berbeda dari orang dewasa, mereka tetap berhak untuk menyuarakannya tanpa diinterupsi atau dipotong. 

la menyebut bahwa video tersebut menunjukkan pernyataan Aura yang terputus-putus dan dibingkai seolah-olah ia mengutamakan wisuda meski tak punya rumah.

"Sebetulnya dia bicaranya runut, hanya dipotong-potong saja," tambahnya.

Retno menambahkan pendekatan Dedi Mulyadi yang terus mengulang narasi tersebut sebagai bentuk justifikasi dan bukan dialog sehat. Ia menekankan bahwa anak-anak harus dilindungi dari sorotan publik yang berlebihan karena dampaknya bisa membekas seumur hidup. 

la menyarankan agar tokoh publik seperti Dedi Mulyadi berbicara secara pribadi jika ingin memberi pemahaman. 

"Ini juga divideokan, diviralkan... itu akan menjadi pengalaman menyakitkan," ujarnya.

Rumah Sudah Digusur, Remaja Ini Ngotot ke Dedi Mulyadi untuk Wisuda Diadakan

Photo :

  • Tangkapan Layar YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel

Seperti diberitakan sebelumnya, Dedi Mulyadi terlihat memberikan teguran langsung kepada Aura terkait larangan wisuda. Meski tidak bermaksud merendahkan, gaya penyampaiannya menuai kontroversi.

Aura Cinta menyampaikan bahwa perpisahan sekolah bukan sekadar soal biaya, melainkan soal momen kebersamaan dengan teman-teman.

“Ini bukan soal biaya atau kemewahan. Ini soal penghargaan terhadap apa yang telah kami capai bersama sebagai simbol kebersamaan yang tak bisa diulang," kata Aura.

Dalam momen itu, Dedi mengatakan bahwa lebih penting mengkritik kebijakan yang benar-benar memberatkan ekonomi rakyat, bukan sekadar soal seremonial.

Banyak rakyat miskin, nggak punya rumah lagi, rumahnya di bantaran kali. Tapi, sekolahnya gaya-gayaan ada wisuda," sindir Dedi. 

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi

Photo :

  • Dok Pemprov Jabar

Menurutnya, kegiatan perpisahan tetap bisa diadakan secara sederhana dan kreatif, misalnya lewat pertunjukan seni di sekolah yang digagas oleh OSIS, tanpa membebani keuangan orang tua.

Halaman Selanjutnya

Retno menambahkan pendekatan Dedi Mulyadi yang terus mengulang narasi tersebut sebagai bentuk justifikasi dan bukan dialog sehat. Ia menekankan bahwa anak-anak harus dilindungi dari sorotan publik yang berlebihan karena dampaknya bisa membekas seumur hidup. 

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |