Jakarta, VIVA – Dalam ekosistem pangan, benih adalah bagian terpenting, di mana PT East West Seed Indonesia (Ewindo) memiliki perhatian terhadap hal itu. Selama lebih dari tiga dekade, produsen benih sayuran tropis hibrida ini sudah membantu 7 juta petani hortikultura.
Perusahaan yang dikenal petani dengan sebutan 'Cap Panah Merah' juga bermitra dengan 17 ribu petani dan 35 ribu polinator, organisme (hewan atau serangga) yang berperan dalam proses penyerbukan tanaman, untuk memproduksi berbagai benih unggul sayuran berkualitas tinggi.
Hal tersebut untuk menjawab tantangan perubahan iklim, serangan hama dan penyakit yang kian mengkhawatirkan hingga tuntutan masyarakat akan kuantitas dan kualitas sayuran yang kian tinggi.
"Kami percaya jika benih unggul berkualitas tinggi dan adopsi teknologi modern adalah pondasi pertanian yang tangguh," kata Managing Director Ewindo, Glenn Pardede.
Bukan itu saja. Ia juga memperkenalkan 27 varietas unggul baru untuk menjawab keresahan petani, di antaranya terhadap serangan Virus Gemini yang semakin luas.
Di antara varietas baru tersebut, yakni Melon DAVINA F1, Terong M 72 F1, Tomat MARTA 54 F1, Kacang Panjang GUARDA, Bawang Merah MERDEKA F1, dan Cabai TANGGUH F1.
"Kehadiran varietas baru tersebut semakin melengkapi lebih dari 400 varietas unggul yang sebelumnya telah dimanfaatkan petani untuk meningkatkan hasil panen dan memenuhi kebutuhan akan produk sayuran. Kami fokus pada benih berkualitas tinggi yaitu produktif, tahan penyakit, dan sesuai preferensi pasar," jelas Glenn.
Fasilitas riset baru
Riset dan pengembangan varietas tanaman bukan merupakan hal yang mudah dan murah serta memerlukan waktu yang panjang. Di sisi lain, kebutuhan petani akan varietas unggul yang tahan penyakit semakin mendesak.
Karena itu, menurut Glenn Pardede, Ewindo melakukan investasi besar untuk membangun pusat riset untuk menjawab tantangan tersebut.
Alhasil, saat ini Ewindo menjadi perusahaan benih sayuran pertama di Indonesia yang memiliki fasilitas laboratorium riset terbesar, terlengkap dan terintegrasi.
Dengan adanya fasilitas riset ini, maka Ewindo bisa mempercepat pengembangan varietas melalui pendekatan marker-assisted breeding dan teknologi double haploid.
Para peneliti di perusahaan tersebut juga mengoperasikan laboratorium biomolekuler untuk menjamin kemurnian dan kualitas benih, menerapkan uji biokimia untuk pengembangan sayuran bernutrisi tinggi, misalnya tomat dengan kandungan likopen tinggi, labu dengan betakaroten tinggi, dan paria dengan zat antidiabetik tinggi.
Sementara itu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Rachmat Pambudy mengatakan swasembada pangan merupakan salah satu prioritas pembangunan nasional, baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.
"Saya berharap pertanian menjadi bagian dari pertumbuhan ekonomi. Pertanian juga bisa menjadi daya saing sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM). Saya juga menyampaikan apresiasi kepada Ewindo yang tidak hanya mendukung target pencapaian pembangunan pertanian, tapi juga pendampingan ke petani," tutur dia.
Halaman Selanjutnya
Karena itu, menurut Glenn Pardede, Ewindo melakukan investasi besar untuk membangun pusat riset untuk menjawab tantangan tersebut.