Jakarta, VIVA – Setyanto Hantoro mundur dari Komisaris Utama PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) pada 11 April 2025, dan bergabung dengan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) sebagai managing director.
INET berencana menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), di mana langkah ini dikonfirmasi oleh Direktur Utama Sinergi Inti Andalan Prima, Muhammad Arif.
“Latar belakang pengundurannya adalah adanya keperluan pribadi untuk fokus pada institusi lain,” katanya, seperti dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu, 24 Mei 2025.
Ia juga menyampaikan bahwa terkait pengunduran diri dari Setyanto Hantoro selaku Komisaris Utama INET akan mengusulkan pengangkatan komisaris utama baru.
Hal ini akan disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Sinergi Inti Andalan Prima pada 12 Juni 2025.
"Terkait dengan transisi penggantian komisaris utama ini tidak memiliki dampak operasional perusahaan. Fungsi pengawasan direksi dan juga fungsi-fungsi lainnya dalam masa transisi ini diemban oleh komisaris independen," ungkap Arif.
Smentara Setyanto Hantoro, yang menjabat sebagai Komisaris Utama INET sejak Oktober 2022, dikenal luas di industri teknologi dan telekomunikasi nasional.
Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Direktur Utama Telkomsel pada 2020–2021 dan memiliki rekam jejak panjang di berbagai anak usaha Telkom Group, termasuk Metra Digital Investama (MDI Ventures) dan Mitratel.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) INET yang digelar pada 4 November 2024, Setyanto Hantoro kembali diangkat sebagai Komisaris Utama.
Dengan bergabungnya ia ke Danantara, posisi tersebut kini mengalami kekosongan yang menunggu pengisian lebih lanjut oleh pemegang saham.
Dengan latar belakang kuat di sektor teknologi dan investasi, bergabungnya Setyanto ke Danantara dinilai sebagai langkah strategis.
Keahlian dan pengalamannya diharapkan mampu memperkuat transformasi pengelolaan aset negara, seiring ambisi pemerintah menjadikan Danantara sebagai motor penggerak investasi jangka panjang Indonesia.
Dalam struktur organisasi Danantara, mantan Direktur Utama Telkomsel itu akan berperan penting sebagai managing director di tengah kolaborasi lintas generasi dan lintas negara yang digawangi oleh figur-figur berpengaruh di bidang ekonomi dan pemerintahan.
Dengan bergabungnya Setyanto Hantoro ke Danantara, diharapkan pengalaman dan keahliannya dalam sektor teknologi dan investasi dapat memberikan kontribusi signifikan dalam pengelolaan dan pengembangan aset negara ke depan.
Sedangkan, BPI Danantara resmi didirikan pada Februari 2025. Lembaga ini dibentuk untuk mengelola aset negara dan memperkuat investasi nasional.
Dipimpin oleh CEO Rosan Perkasa Roeslani, Danantara memiliki struktur organisasi yang melibatkan tokoh-tokoh penting, termasuk mantan Presiden Joko Widodo dan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Dewan Pengarah, serta tokoh internasional seperti Ray Dalio dan Thaksin Shinawatra sebagai Dewan Penasihat.
Halaman Selanjutnya
Dengan bergabungnya ia ke Danantara, posisi tersebut kini mengalami kekosongan yang menunggu pengisian lebih lanjut oleh pemegang saham.