Jumat, 20 Juni 2025 - 18:56 WIB
VIVA – Ketika banyak anak muda berlomba-lomba menciptakan bisnis untuk keuntungan pribadi, sekelompok mahasiswa dari berbagai penjuru Indonesia justru memilih jalur yang berbeda: membangun usaha yang memberi dampak sosial nyata. Youth Sociopreneur Competition (YSC) 2025 menjadi bukti nyata bahwa generasi muda tidak hanya peduli terhadap masa depan mereka sendiri, tetapi juga terhadap nasib sesama dan lingkungan sekitar.
Ajang ini mempertemukan lebih dari 1.800 mahasiswa dari seluruh Indonesia dalam sebuah kompetisi business plan berskala nasional yang menekankan inovasi sosial berkelanjutan. Dari ratusan ide luar biasa, tiga tim terbaik muncul sebagai pemenang, membawa solusi yang tak hanya cerdas, tetapi juga menyentuh hati. Berikut kisah mereka:
1. Talenta Power – Memberdayakan Penyandang Disabilitas melalui Inklusi Kerja
Asal: Universitas Brawijaya | Juara 1
Di tengah tantangan besar yang dihadapi penyandang disabilitas untuk mendapatkan akses kerja yang layak, Talenta Power hadir sebagai platform inovatif yang membuka pintu kesempatan seluas-luasnya bagi kelompok ini. Tim ini menciptakan solusi digital inklusif yang menghubungkan penyandang disabilitas dengan lowongan kerja yang sesuai kemampuan mereka.
Tak hanya menciptakan teknologi, mereka juga membangun jejaring dengan perusahaan inklusif untuk memastikan dampaknya berkelanjutan.
“Talenta Power dari Universitas Brawijaya sebagai juara pertama menghadirkan platform inovatif yang memberdayakan penyandang disabilitas melalui akses lowongan kerja yang inklusif, menciptakan dampak sosial signifikan dalam mengatasi kesenjangan kesempatan kerja," tulis keterangan resminya.
2. The Power of Grand Why – Seni sebagai Medium Inklusi Anak Tuna Rungu
Asal: Universitas Ary Ginanjar | Juara 2
Berseni bukan hanya soal ekspresi, tapi juga soal penyembuhan dan pemberdayaan. The Power of Grand Why menghadirkan sebuah pendekatan kreatif dalam mendampingi anak-anak tuna rungu melalui dunia seni. Bagi mereka, keterbatasan bukan penghalang untuk menciptakan karya yang memikat.
Dengan fokus pada pengembangan potensi dan ekspresi diri melalui seni, inisiatif ini menjadi jembatan antara dunia anak-anak tuna rungu dan masyarakat luas, membuka ruang apresiasi dan empati.
The Power of Grand Why dari Universitas Ary Ginanjar meraih posisi kedua dengan fokus pemberdayaan seni anak tuna rungu, menunjukkan bagaimana kreativitas dapat menjadi medium inklusi sosial yang bermakna.
3. No Food Waste – Dari Limbah Makanan Jadi Pupuk Ramah Lingkungan
Asal: Universitas Indonesia | Juara 3
Di dunia yang masih menyaksikan jutaan ton makanan terbuang sia-sia setiap tahun, tim No Food Waste dari Universitas Indonesia melangkah maju dengan solusi sederhana namun berdampak besar. Mereka mengolah limbah makanan menjadi pupuk organik, menciptakan solusi yang menjawab dua isu sekaligus: pengelolaan sampah makanan dan kebutuhan pupuk ramah lingkungan bagi para petani.
Lebih dari sekadar bisnis, proyek ini menunjukkan bahwa keberlanjutan bisa dimulai dari dapur sendiri.
No Food Waste dari Universitas Indonesia di posisi ketiga menghadirkan solusi berkelanjutan dengan mengubah limbah makanan menjadi pupuk organik, mengatasi dua permasalahan sekaligus: food waste dan kebutuhan pupuk ramah lingkungan.
Halaman Selanjutnya
2. The Power of Grand Why – Seni sebagai Medium Inklusi Anak Tuna Rungu