Orator Demo Ojol Sindir Rekan yang Masih Tarik Penumpang: Lu Beraninya Cuma Cuap-cuap di Grup

7 hours ago 2

Selasa, 20 Mei 2025 - 15:36 WIB

Jakarta, VIVA — Suasana panas mewarnai unjuk rasa besar-besaran para pengemudi ojek online (ojol) yang tergabung dalam “Aksi Akbar 205” di sekitar kawasan Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, pada Selasa 20 Mei 2025.

Aksi ini diprakarsai oleh asosiasi Garda Indonesia sebagai bentuk perlawanan terhadap kebijakan aplikator yang dinilai merugikan para mitra pengemudi.

Salah satu momen paling mencolok dalam aksi ini adalah pernyataan lantang dari seorang orator perempuan dari atas mobil komando. Dengan suara berapi-api, ia menyindir tajam sejumlah mitra driver yang memilih tetap menarik penumpang meskipun aksi protes tengah berlangsung.

Aksi unjuk rasa ojek online atau ojol

Photo :

  • VIVA.co.id/Andrew Tito

“Kami lantang berdiri di sini, lu beraninya cuma cuap-cuap di grup, anyep di sini. Lu masih narik enggak malu lu ya? Check out Shopee lu masih banyak kah?” teriak orator itu, disambut sorak-sorai peserta aksi lainnya.

Tak hanya menyinggung rekan yang memilih diam dan tidak bergabung dalam aksi, sang orator juga menyentil para mitra yang dianggap tunduk pada kepentingan perusahaan aplikator. Ia menegaskan bahwa aksi tersebut murni didorong oleh nurani, bukan karena bayaran atau kepentingan sesaat.

“Kita datang atas hati nurani, beda sama budak-budak aplikator, dikasih duit baru datang,” ujarnya dengan nada mengecam.

Aksi Akbar 205 menjadi ruang bagi para pengemudi ojol untuk menyuarakan empat tuntutan utama yang selama ini mereka nilai diabaikan oleh pihak aplikator dan pemerintah:

    1.    Kenaikan Tarif Penumpang:

Para pengemudi menilai bahwa tarif dasar yang diterapkan aplikator terlalu rendah dan tidak sebanding dengan biaya operasional harian seperti bahan bakar, perawatan kendaraan, hingga kebutuhan pokok mereka. Kenaikan tarif dianggap sebagai solusi jangka pendek untuk meningkatkan kesejahteraan driver.

    2.    Regulasi Khusus Makanan dan Barang Roda Dua:

Para pengemudi menuntut adanya regulasi khusus untuk layanan pengantaran makanan dan barang menggunakan sepeda motor. Mereka menyoroti beban kerja tinggi tanpa perlindungan atau kejelasan tarif dan mekanisme komisi.

    3.    Ketentuan Tarif Bersih untuk Roda Empat:

Meski fokus aksi ini didominasi oleh driver roda dua, para pengemudi roda empat (mobil) juga ikut bersuara, menuntut ketentuan tarif bersih tanpa potongan yang tidak transparan dari aplikator.

    4.    Pembentukan Undang-undang Transportasi Online:

Tuntutan ini mencerminkan keinginan agar keberadaan ojek online dan transportasi daring lainnya diakui secara legal melalui regulasi yang menjamin perlindungan hukum, kejelasan hak dan kewajiban, serta pengawasan praktik bisnis aplikator.

Sebagai bentuk nyata dari aksi protes, para driver ojol juga menggelar aksi “offbid” secara massal, yakni menghentikan sementara aktivitas menerima order di aplikasi selama aksi berlangsung. Tindakan ini tidak hanya menunjukkan solidaritas, tetapi juga sebagai tekanan kepada aplikator bahwa keberlangsungan layanan sangat bergantung pada kontribusi mereka sebagai mitra lapangan.

Ketegangan antara mitra pengemudi dan aplikator bukan hal baru. Banyak pengemudi mengeluhkan sistem bonus yang tidak transparan, biaya potongan (komisi) yang dianggap terlalu tinggi, hingga sistem suspend akun yang dianggap sepihak. Dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah daerah juga menyuarakan protes serupa, meskipun tidak semasif Aksi Akbar 205 hari ini.

Halaman Selanjutnya

Aksi Akbar 205 menjadi ruang bagi para pengemudi ojol untuk menyuarakan empat tuntutan utama yang selama ini mereka nilai diabaikan oleh pihak aplikator dan pemerintah:

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |