Penyebab XRP Tertekan dan Dominasi USDT Terjun

8 hours ago 1

VIVA – Prediksi pergerakan XRP dan USDT seperti sedang tidak baik-baik saja. Pasalnya sekarang XRP tengah berusaha keras untuk keluar dari tekanan. Sementara itu, USDT mengalami terjun bebas dalam dua minggu lalu sehingga dominasinya terganggu.

Jika saat ini kamu ingin melakukan trading, maka kamu harus menganalisa harga xrp to idr hari ini agar tidak mengalami resiko kehilangan XRP. Karena dalam minggu ini Ripple tengah berusaha bangkit dari tekanan.

Begitu juga dengan Tether yang saat ini mengalami penurunan. Bahkan analisa teknikal grafik usdt to idr, dianggap banyak analis belum bisa bangkit. Tak heran jika dominasi USDT mengalami terjun bebas.

Sementara itu, untuk Ripple terdapat analisa anonim yang menyatakan bahwa harga XRP sengaja ditekan, meskipun kasus hukum yang diajukan SEC AS terhadap Ripple sudah berakhir. Postingan tersebut membahas dugaan adanya manipulasi yang dilakukan secara terorganisir.

Ripple dilaporkan memiliki cadangan XRP dalam jumlah besar, ditambah dengan penjualan bulanan dan keterlibatan lembaga keuangan besar sebagai beberapa faktor yang mungkin menekan harga.

Mengapa Harga XRP Tetap Rendah: Apakah Manipulasi atau Kekuatan Pasar?

Pada bulan Desember 2020, SEC AS mengajukan gugatan terhadap Ripple. Poin utama dari perkara ini mencakup tuduhan bahwa Ripple telah melakukan penawaran sekuritas tanpa izin melalui penjualan XRP. Pertarungan hukum yang panjang ini memberikan dampak besar pada nilai XRP.

Namun, setelah Ripple memenangkan kasus tersebut, spekulasi muncul mengenai adanya faktor lain yang menyebabkan kinerja XRP lesu.  Pengguna tersebut menyebutkan 5 faktor utama, dimulai dari besarnya kepemilikan XRP oleh Ripple.

Ia mengungkap bahwa saat ini perusahaan menyimpan lebih dari 43 miliar XRP dalam escrow dan mengeluarkan sebagian setiap bulan, sebuah cara yang diperkenalkan pada tahun 2017 untuk mengatur pasokan.

Selain itu, ia juga menyoroti keberadaan beberapa wallet kecil yang menyimpan XRP dalam jumlah besar. Transaksi signifikan dari wallet ini sering kali memicu perubahan harga, menimbulkan kekhawatiran akan kemungkinan adanya manipulasi.

Meskipun ada hubungan antara pergerakan ini dengan penurunan harga, belum ada bukti yang dapat mengkonfirmasi ada tidaknya kontrol atau campur tangan yang disengaja. Sebagai tambahan, ia juga merujuk kepada sebuah penelitian ilmiah.

Penelitian itu menemukan adanya korelasi negatif antara struktur transaksi dan harga, dengan koefisien -0,73. Meskipun ini tidak membuktikan adanya tekanan harga, hasil ini menunjukkan bahwa dinamika jaringan yang rumit dapat berperan dalam mempengaruhi nilai XRP.

Terakhir, pengguna tersebut menjelaskan bahwa pada tahun 2017, saat XRP mengalami lonjakan harga yang significant, aktivitas jaringan meningkat tajam. Namun, beberapa kelompok dalam komunitas justru menyusut sebelum harga jatuh, dan sejumlah node mendominasi jaringan.

Selain itu, beberapa analis juga berpendapat bahwa harga yang rendah saat ini adalah bagian dari rencana jangka panjang Ripple. Perusahaan secara sengaja menekan harga agar tidak menarik perhatian berlebihan, sembari diam-diam membangun infrastruktur.

Bantahan Tuduhan Penekanan Harga XRP

Di tengah berbagai spekulasi yang beredar, pengacara Bill Morgan menolak tuduhan tersebut. Ia menegaskan bahwa Ripple tidak mengontrol 43% dari total pasokan XRP seperti yang diyakini oleh beberapa orang.

Ini berarti, penguasaan Ripple atas pasar tidak sebesar yang selama ini diperkirakan. Morgan juga menyatakan bahwa penjualan bulanan Ripple dari escrow hanya mencakup kurang dari 1% dari total volume perdagangan bulanan token itu.

Angka tersebut terlalu kecil untuk dapat memberikan tekanan jual yang signifikan pada harga. Ia juga menambahkan bahwa pengaruh dari pelepasan escrow Ripple semakin menurun seiring waktu. Tidak hanya itu, Morgan juga mengangkat isu mengenai gugatan SEC terhadap Ripple.

Dominasi USDT Menurun Drastis, Apa Dampaknya untuk Bitcoin dan Altcoin?

Sementara itu pasar Tether mengalami penurunan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Oleh karena itu, rasio Dominasi Tether (USDT.D) kini menjadi salah satu petunjuk yang paling diperhatikan oleh para investor aset digital.

USDT.D berfungsi untuk mengevaluasi dominasi USDT dalam kaitannya dengan total kapitalisasi pasar crypto. Penurunan USDT.D sering kali diartikan sebagai tanda pergeseran dalam perilaku para investor, yaitu kecenderungan mereka untuk menggunakan USDT untuk membeli altcoin dan Bitcoin.

Keterkaitan Antara BTC dan USDT.D Menunjukkan Prospek Positif

Berdasarkan CoinMarketCap, kapitalisasi pasar Tether mencapai rekor tertinggi pada April 2025. Angkanya menembus US$145,6 miliar meningkat lebih dari US$8,5 miliar sejak awal tahun ini.
Pada bulan April saja, Tether menghasilkan lebih dari US$1,6 miliar. Hasil ini menyebabkan Tether semakin banyak beredar. Jika kapitalisasi pasar USDT mencerminkan jumlah modal yang ada di pasar, maka USDT.D berfungsi sebagai sinyal awal apakah dana tersebut mulai berpindah ke altcoin dan Bitcoin.

Baru-baru ini, USDT.D menunjukkan tanda-tanda penurunan, yang membangkitkan spekulasi terkait kemungkinan pemulihan pasar secara umum yang akan terjadi.

Max, pendiri BecauseBitcoin, menyoroti adanya pola mencolok antara grafik harga Bitcoin dan indeks Dominasi USDT. Dalam sebuah unggahan di X, Max mengamati bahwa setiap kali USDT.D mengalami penurunan, Bitcoin cenderung meroket dan sebaliknya.

Dominasi Gabungan Stablecoin Juga Memberikan Sinyal Positif

Indeks gabungan dari USDT.D dan USDC.D (Dominasi USDC), yang merepresentasikan rasio dominasi dua stablecoin terbesar, menunjukkan tanda-tanda positif awal.

Investor dari Cryptosahintas mengungkapkan bahwa indeks gabungan USDT.D + USDC.D telah mencapai level resistance penting sebesar 8% bulan ini. Hal ini merupakan sinyal positif bagi altcoin.

Ketika dominasi stablecoin mengalami reaksi terhadap level resistance, ini sering kali menandakan bahwa modal mungkin bersiap untuk mengalir ke altcoin, yang bisa menyebabkan reli harga yang luar biasa.

Pandangan ini semakin diperkuat oleh sentimen pasar saat ini. Para investor menyadari bahwa harga altcoin telah menurun secara signifikan dan mereka aktif melakukan pembelian kembali. Di saat bersamaan, total kapitalisasi pasar mengalami pemulihan sebesar 6%.

Pergerakan Harga Tether

Dilansir dari Pintu Market, Harga USDT hari ini adalah Rp 16.945 dengan volume perdagangan Tether (USDT) dalam 24 jam terakhir mencapai US$46.070.477.282, meningkat sebesar 24,60% dibandingkan dengan satu hari sebelumnya.

Sedangkan, Tether (USDT) pernah mencapai harga tertinggi sepanjang masa mencapai US$1,32 dan harga terendah sepanjang masa mencapai US$0,5725. Saat ini, harganya berada 24,42% di bawah harga tertinggi itu dan 74,66% di atas harga terendahnya.

Untuk kapitalisasi pasar Tether (USDT) berada pada angka US$149.410.800.674. Kap pasar dihitung dengan mengalikan nilai token dengan jumlah suplai token USDT yang beredar, yaitu 150 Miliar token yang tersedia di pasar saat ini.

Perlu diingat, semua aktivitas jual beli crypto memiliki resiko dan volatilitas yang tinggi karena sifat crypto dengan harga yang fluktuatif. Maka dari itu, selalu lakukan riset mandiri (DYOR) dan gunakan dana yang tidak digunakan dalam waktu dekat (uang dingin) sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab para trader dan investor.

Halaman Selanjutnya

Namun, setelah Ripple memenangkan kasus tersebut, spekulasi muncul mengenai adanya faktor lain yang menyebabkan kinerja XRP lesu.  Pengguna tersebut menyebutkan 5 faktor utama, dimulai dari besarnya kepemilikan XRP oleh Ripple.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |