Jakarta, VIVA – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar buka suara terkait aksi jual saham oleh investor asing di pasar saham domestik. Dia mengatakan, pihaknya akan memantau atas aksi jual saham tersebut.
Mahendra menilai, aksi jual saham ini wajar dilakukan oleh investor asing. Karena kondisi ini disebabkan oleh ketidakpastian ekonomi global akibat kebijakan tarif oleh Presiden Donald Trump.
"Kami memang mencatat secara keseluruhannya pihak investor asing melakukan net sell atau secara netto melakukan penjualan. Itu sebenarnya kondisi yang wajar walaupun tentu kita melihatnya dan memantaunya dengan ketat," ujar Mahendra di Menara Radius Prawiro, Jakarta, Kamis, 24 April 2025.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) (foto ilustrasi)
Menurutnya, ketidakpastian global ini menyebabkan dinamika pergerakan dari investasi, dan membuat investor asing menarik dananya dengan cepat. Mahendra mengatakan, praktik ini tidak hanya terjadi di IHSG namun juga pasar bursa saham lainnya.
Saat ini, OJK jelasnya, terus memantau perkembangan IHSG secara ketat di tengah ketidakpastian perekonomian global. Sebab tren pelemahan ekonomi global ini kata Mahendra, masih berlanjut ke depannya.
"Sehingga dapat dimaklumi. Dan kalau kondisi global ini penuh ketidakpastian yang masih berlangsung, ya tentu kita harus antisipasi bahwa ini akan berlanjut juga di situ. Tapi di lain pihak, apa yang kami lihat di dalam negeri investor nasional itu memberi tingkat kepercayaan yang tinggi," imbuhnya.
Ilustrasi papan IHSG.
Photo :
- VIVA/Muhamad Solihin
Adapun berdasarkan data Bank Indonesia (BI), aliran modal asing kabur dari Indonesia pada pekan ketiga April 2025 mencapai Rp 11,96 triliun. Hal ini terdiri dari jual neto pasar saham dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
"Berdasarkan data transaksi 14-16 April 2025, non residen tercatat jual neto sebesar Rp 11,96 triliun, terdiri dari jual neto Rp 13,01 triliun di pasar saham, beli neto Rp 3,28 triliun di pasar SBN, dan jual neto Rp 2,24 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI)," tulis rilis BI.
Selama tahun 2025, berdasarkan data setelmen hingga 16 April 2025, non residen tercatat jual neto sebesar Rp 36,86 triliun di pasar saham, beli neto Rp 9,63 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp 7,94 triliun di SRBI.
Halaman Selanjutnya
Source : VIVA/Muhamad Solihin