Jumat, 28 Februari 2025 - 20:15 WIB
Jakarta, VIVA – Timbulan sampah di Indonesia pada 2023 mencapai 56,63 juta ton/tahun dengan capaian pengelolaannya hanya sebesar 39,01% atau sekitar 22,09 juta ton/tahun, dan sisanya sebesar 60,99% atau 34,54 juta ton/tahun tidak dikelola.
Aspal plastik bisa menjadi salah satu solusi untuk mengurangi timbulan sampah dan dinilai unggul dalam meningkatkan ketahanan jalan sekaligus menjadi solusi pengelolaan sampah dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Indonesia. Hal itu terungkap dari riset evaluasi implementasi aspal plastik yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Garut bersama Yayasan Bakti Barito. Scroll untuk informasi selengkapnya!
Hasil evaluasi yang dipublikasikan oleh Chandra Asri Group ini didasarkan pada implementasi aspal plastik di 23 ruas jalan yang tersebar di 9 kecamatan di Kabupaten Garut dengan total panjang jalan 50,2 km.
Hasilnya, penelitian ini menunjukkan terdapat stabilitas yang meningkat seiring dengan penambahan plastik hingga 6,1 persen. Salah satu parameter yang diuji ialah nilai Marshall Quotient (MQ) sebagai rasio dari stabilitas terhadap kelelehan yang digunakan sebagai indikator kekakuan campuran.
Hasil uji menyimpulkan bahwa Nilai MQ tertinggi terjadi pada campuran aspal dengan menggunakan plastik yaitu sebesar 399 kg/mm, sedangkan nilai MQ terendah terjadi pada tanpa campuran (Aspal Normal) yaitu sebesar 366,7 kg/mm. Pada pengujian, komposisi Gelaran aspal plastik tersebut telah mengelola sampah plastik yang berasal dari TPA setempat sebesar 431.535 kg.
Kepala Balai Bahan Jalan Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Yohanes Ronny PA., S.T., M.T., menegaskan bahwa stabilitas dan ketahanan struktur perkerasan jalan terhadap deformasi dan retak merupakan aspek penting dalam pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan.
“Evaluasi penggunaan aspal plastik di Kabupaten Garut menunjukkan hasil yang sejalan dengan temuan kami pada 2017, yang menunjukkan keunggulan material aspal plastik dalam meningkatkan stabilitas serta memiliki umur layan yang cukup baik sehingga kebutuhan pemeliharaan jalan dapat dilakukan secara lebih efisien, hal ini dapat menjadi solusi yang efisien dan jangka panjang,” tegas Yohanes saat media breafing di Jakarta.
Circular Economy & Partnership Manager Chandra Asri Group, M. Nicko A. Setyabudi, menjelaskan, pencampuran cacahan plastik dengan aspal memberikan dampak positif terhadap beberapa parameter teknis. Hasil uji menunjukkan peningkatan kepadatan campuran aspal yang berpengaruh pada keawetan dan kemampuannya menahan beban.
“Selain itu, nilai stabilitas dan Marshall Quotient—nilai kekakuan campuran beraspal dalam menerima beban—juga lebih tinggi, menegaskan keunggulan aspal plastik sebagai opsi material yang tahan lama dan ramah lingkungan,” kata Nicko.
Dian A. Purbasari, Direktur Yayasan Bakti Barito, mengungkapkan, implementasi Aspal Plastik di Kabupaten Garut merupakan wujud kemitraan yang telah terjalin dengan Pemerintah daerah setempat.
“Kami berharap inisiatif ini dapat direplikasi di lebih banyak daerah, guna mendukung pengelolaan sampah yang efektif, mengurangi tingkat sampah yang tidak terkelola sekaligus meningkatkan kualitas infrastruktur di Indonesia,” ungkap Dian.
Halaman Selanjutnya
“Evaluasi penggunaan aspal plastik di Kabupaten Garut menunjukkan hasil yang sejalan dengan temuan kami pada 2017, yang menunjukkan keunggulan material aspal plastik dalam meningkatkan stabilitas serta memiliki umur layan yang cukup baik sehingga kebutuhan pemeliharaan jalan dapat dilakukan secara lebih efisien, hal ini dapat menjadi solusi yang efisien dan jangka panjang,” tegas Yohanes saat media breafing di Jakarta.