Jakarta, VIVA – Timnas Indonesia bersiap menghadapi laga penting melawan Timnas Bahrain dalam babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia yang akan digelar pada 25 Maret 2025.
Namun, persiapan tersebut menghadapi tantangan terkait kondisi rumput Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) yang belum optimal untuk menggelar pertandingan internasional.
PT Harapan Jaya Lestarindo, selaku vendor yang bertanggung jawab atas pengerjaan rumput SUGBK, mengungkapkan bahwa waktu yang singkat menjadi kendala utama.
Pengelolaan lapangan baru diserahkan kepada mereka sekitar 20 hari lalu, sehingga sulit untuk mencapai kualitas maksimal dalam waktu sesingkat itu.
“Waktu yang mepet ini kami belum bisa berbuat banyak. Insyaallah saat lawan China sudah jauh lebih baik,” tulis Lestarindo dalam unggahan di Instagram.
Alternatif JIS sebagai Markas Timnas
Stadion Jakarta International Stadium
Menanggapi kondisi ini, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menjelaskan bahwa pihaknya sudah berdiskusi dengan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengenai opsi menggunakan Jakarta International Stadium (JIS) sebagai alternatif venue laga kandang Timnas Indonesia.
Meski demikian, Erick menyadari bahwa masih ada aspek yang perlu diperbaiki, terutama terkait akses transportasi menuju JIS. Ia menekankan pentingnya sinkronisasi moda transportasi publik seperti LRT dan MRT agar memudahkan mobilitas suporter.
“Salah satu poin terbesar bagaimana mensinkronkan daripada transportasi publik yang dimiliki pemerintah dan daerah baik LRT, MRT semua.” ujar Erick.
Dengan jadwal timnas yang semakin padat, baik untuk kelompok umur maupun tim senior, Erick menilai pentingnya memiliki lebih dari satu stadion berkualitas.
Selain Kualifikasi Piala Dunia, ada agenda lain seperti Piala Presiden, Kualifikasi U-17, U-20, hingga pertandingan Timnas Putri yang tak mungkin semuanya digelar di SUGBK.
Erick berharap sinergi antara pemerintah daerah dan PSSI bisa menghadirkan solusi terbaik bagi skuad Garuda, demi menjaga kualitas lapangan sekaligus memberikan kenyamanan bagi para pemain dan suporter.
"Memang ketika satu kota besar seperti Jakarta memiliki dua fasilitas, satu Gelora Bung Karno, satu JIS ini. Sangat-sangat harus disinkronisasikan dan dimanfaatkan. Karena memang dibutuhkan dua lapangan besar di Jakarta," pungkas Erick.
Halaman Selanjutnya
Meski demikian, Erick menyadari bahwa masih ada aspek yang perlu diperbaiki, terutama terkait akses transportasi menuju JIS. Ia menekankan pentingnya sinkronisasi moda transportasi publik seperti LRT dan MRT agar memudahkan mobilitas suporter.