Sebelum Meninggal, Ray Sahetapy Punya Mimpi Tentang Ini

7 hours ago 2

Sabtu, 5 April 2025 - 10:07 WIB

Jakarta, VIVA – Selepas meninggalnya Ray Sahetapy pada Selasa, 1 April 2025 lalu, ternyata banyak cerita tentang sosok almarhum yang jarang diketahui publik. Salah satunya terkait dengan keaktifan Ray Sahetapy dalam menggaungkan kesetaraan hak untuk orang-orang tunarungu. Hal ini mengingat kedua anak Ray Sahetapy dengan Dewi Yull yakni mendiang Gisca dan Surya Sahetapy yang merupakan tunarungu.

“Ayah itu sering diskusi tentang dunia tuli,” kata Surya Sahetapy kepada awak media saat ditemui usai pemakaman Ray Sahetapy di TPU Tanah Kusir Jakarta, Jumat sore 4 April 2025. Scroll lebih lanjut.

Tak sampai di situ saja, Surya juga mengungkap bahwa sang ayah merupakan salah satu pengajar di teater khusus anak-anak tuli yang didirikannya. Bahkan diceritakan Surya saat sang ayah sakit di tahun 2018 lalu, Ray Sahetapy tetap semangat untuk mengajar di sana.

“Mungkin tau juga ayah pendiri teater tujuh sebagai sarana untuk edukasi anak-anak tuli. Sebelumnya ayah juga ngajar di teater dengar tapi pas 2018 ayah sakit dia tetap semangat. Anak-anak tuli ngerasa ‘kok om Ray sakit tapi tetap semangat ya’ akhirnya dapat dukungan dari teman-teman tuli yang lain dan memotivasi anak-anak tuli supaya maju.  Sebab banyak anak-anak tuli yang didiskriminasi dan ingin berbagi supaya orang-orang tau dan bisa berkolaborasi juga antara orang dengar dan orang tuli. Jadi dimintai tolong juga sama ayah untuk tetap mengawasi teater tujuh,” jelas dia.

Tak sampai di situ, diungkap Surya Sahetapy sang ayah juga memiliki mimpi yang besar untuk memfasilitasi para tunarungu di tanah air agar bisa memiliki kesempatan menikmati seni. Diungkap Surya sang ayah ternyata memiliki mimpi memiliki bioskop atau teater khusus untuk orang tuli sehingga mereka bisa punya kesempatan sama seperti orang lainnya dapat menyaksikan film.

“Alhamdulillah ayah punya mimpi punya tempat bioskop atau tempat teater yang khusus untuk tuli tapi ditonton secara umum. Jadi rencananya mungkin seperti itu,” katanya.

Ilustrasi social distancing di bioskop/menonton bioskop.

Di sisi lain, demi melanjutkan mimpi sang ayah untuk kemajuan orang-orang tuli, Surya Sahetapy sendiri berkeinginan untuk bisa melanjutkan pendidikan program doktor alias S3. Hal ini ditujukkan untuk menjadi suri tauladan bagi teman-teman tuli di Indonesia agar tetap bisa berkarya meski dalam keterbatasan.

“Sebetulnya saya rencananya mau lanjut S3, ingin menunjukkan bahwa tuli itu bisa berkarya di dunia akademis. Jadi kesempatan untuk teman-teman tuli, jadi suritauladan juga buat teman-teman tuli di Indonesia,” kata dia.

Surya juga mengaku memiliki cita-cita untuk bisa berkolaborasi dengan beberapa orang tuli Indonesia yang tinggal di Amerika Serikat agar dibukanya jurusan tuli atau departemen teater terkait bahasa isyarat.

“Sebetulnya tidak hanya saya saja (orang tuli Indonesia yang ada di Amerika) tapi ada beberapa tuli Indonesia yang tinggal di Amerika juga. Mudah-mudahan ke depannya bisa kolaborasi dan bikin contoh baik, mungkin bikin satu universitas yang punya program jurusan tuli Atau departemen teater yang terkait bahasa isyarat atau sekolah teater khusus tuli,” kata dia.

Halaman Selanjutnya

Source : Freepik/freepik

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |