Synchronize Mengumumkan Beberapa Lineup Synchronize Fest 2025

1 day ago 5

VIVA – Synchronize Fest 2025 mengumumkan jajaran line-up yang akan memeriahkan perhelatan musik tahunan paling ditunggu di Indonesia 3, 4, 5 Oktober 2025 di Gambir Expo, Kemayoran. Mengusung tema #SalingSilang menyuguhkan kurasi penampil artis lintas era dengan konsep autentik dan beragam. Berikut adalah sebagian jajaran nama penampil yang diumumkan pada 28 Mei 2025:

1. ASEP BALON

Asep Balon adalah seorang rapper asal Majalaya, Kabupaten Bandung, dikenal dengan gaya uniknya dalam membawakan musik hip-hop berbahasa Sunda mengandung unsur komedi dan kritik sosial. Asep Balon kerap tampil dengan topeng, menambah kesan misterius pada penampilannya. Ia juga aktif membangun komunitas musik hip-hop di Majalaya melalui kelompok "Majatribe". Beberapa lagu populer Asep Balon antara lain "Hakan Tah Ku Sia", "Dadas", dan "Mending Jomblo", yang masing-masing telah meraih jutaan penonton di YouTube. Ia juga pernah berkolaborasi dengan musisi ternama seperti Kaka Slank dan Doel Sumbang.

2. AVHATH & KUNTARI

Avhath x Kuntari adalah kolaborasi lintas genre antara band black metal asal Jakarta, Avhath, dan musisi eksperimental dari Bandung, Kuntari (Tesla Manaf). Kolaborasi ini menghasilkan album mini berjudul Ephemeral Passage, yang dirilis pada 6 Desember 2024.

Album Ephemeral Passage terdiri dari enam lagu yang menggambarkan perjalanan batin melalui lanskap suara yang gelap dan atmosferik. Avhath membawa elemen black metal yang intens, sementara Kuntari menambahkan sentuhan eksperimental dengan instrumen tradisional seperti rebana dan perkusi khas Indonesia.

3. BERNADYA

Bernadya Ribka Jayakusuma, dikenal sebagai Bernadya, adalah penyanyi dan penulis lagu asal Indonesia yang lahir pada 16 Maret 2004 di Surabaya, Jawa Timur. Ia mulai dikenal setelah mengikuti The Voice Kids Indonesia musim pertama pada 2016. Di tahun 2022 Bernadya mulai bergabung di Juni Records. Di tahun 2024 Bernadya merilis debut album Sialnya, Hidup Harus Tetap Berjalan menjadi langkah pembuka baginya untuk menapaki karir di Industri musik ke khalayak luas. Melalui debut album ini Bernadya memecahkan dua rekor di Spotify: menjadi album dengan jumlah pemutaran harian terbanyak dan mencapai lebih dari 800 juta stream, dan puncaknya pernah mendapatkan 14 juta monthly listener di spotify.

4. CENTIL ERA: ASTRID, AURA KASIH, CITRA SCHOLASTIKA, SHANTY, SHE, SINTA DAN JOJO, T2, DUO MAIA, NAYKILLA (MUSIC BY OOMLEO BERKARAOKE)

“Centil Era” adalah istilah yang menggambarkan tren estetika dan gaya ekspresi yang playful, genit, dan penuh warna—sering dikaitkan dengan semangat feminin yang bebas, retro, dan quirky. Tren belakangan mencuat kembali di kalangan anak muda, baik dalam fashion, musik, maupun media sosial, dengan ciri khas penggunaan elemen visual seperti glitter, pita, renda, warna pastel cerah, dan sentuhan 2000-an awal. Synchronize Fest mengangkat manifesto “centil era” melalui sebuah pertunjukan musik bersama ikon-ikon centil lintas generasi Astrid, Aura Kasih, Citra Scholastika, Shanty, She, Sinta Dan Jojo, T2, Duo Maia, Naykilla (Music By Oomleo Berkaraoke).

5. ELVY SUKAESIH X TOKYO SKA PARADISE ORCHESTRA

Ratu dangdut Elvy Sukaesih bukan hanya sekedar legenda di Indonesia, tapi juga jadi wajah dangdut yang mendunia! Sejak pertengahan ’80-an, Umi Elvy berhasil menggebrak Jepang dengan tampil di berbagai panggung, rekaman, bahkan jadi cover majalah musik ternama Jepang, Music Magazine. Ini jadi salah satu momen penting yang membawa musik dangdut ke pentas dunia. Pada tahun 1996, Elvy Sukaesih juga pernah melakukan gebrakan kolaborasi bersama grup musik ska-jazz legendaris Jepang, Tokyo Ska Paradise Orchestra. Pertunjukan ini akan menjadi laga tandang bagi Tokyo Ska Paradise Orchestra di Indonesia, sekaligus menjadi momen bersejarah atas kolaborasi lintas genre dan lintas negara.

6. FEAST

Feast adalah grup musik rock alternatif asal Jakarta yang dibentuk pada tahun 2012 yang dipunggawai oleh Baskara Putra (vokal), Adnan Satyanugraha Putra (gitar), Dicky Renanda Putra (gitar), dan Fadli Fikriawan Wibowo (bass). tahun 2024 .Feast baru saja merilis album Membangun & Menghancurkan yang merupakan album studio ketiga dari band rock asal Jakarta, .Feast. Album ini menandai babak baru dalam perjalanan musikal mereka, berisi 15 track bekerjasama dengan 12 produser musik di album.

7. GUSTI IRWAN WIBOWO

Gusti Irwan Wibowo, yang dikenal dengan nama panggung Gustiwiw, adalah seorang musisi, penulis lagu, produser, dan konten kreator asal Bekasi. Gusti Irwan Wibowo telah merilis album bertajuk Duh Gusti pada tahun 2023 lalu. Kiprahnya sebagai produser pun tak perlu diragukan lagi, ia merupakan sosok penting di balik album Ardhito Pramono bertajuk Wijayakusuma, dan Sal Priadi di album Markers and Such Pens Flashdisks.

8. HINDIA

Hindia adalah moniker proyek solo dari Baskara Putra, yang kita kenal juga sebagai vokalis dari grup musik .Feast dan Lomba SIhir. Hindia telah memiliki beberapa album yaitu: Menari Dengan Bayangan, Lagipula Hidup Akan Berakhir, dan yang paling baru adalah mixtape berisi 16 track bertajuk Doves, '25 on Blank Canvas.

9. HIVI!

HIVI! adalah grup musik pop asal Jakarta yang dibentuk pada tahun 2009. Awalnya, formasi band ini terdiri dari Ilham Aditama (vokal), Febrian Nindyo (gitar/vokal), dan vokalis barunya Kei Cinantya (vokal), Mereka dikenal dengan gaya musik pop yang ringan dan romantis, serta lirik yang relatable bagi generasi muda. HiVi! telah merilis sejumlah album, yaitu , Say Hi! To HiVi! (2012), Kereta Kencan (2017), dan Ceritera (2019).

10. JKT 48

Grup Idol JKT48 akan memeriahkan Synchronize Festival 2025. Grup yang terkenal dengan lagu-lagunya seperti “Heavy Rotation”, “Rapsody”, dan “Fortune Cookie yang Mencinta”. penampil JKT48 nantinya akan hadir dengan konsep istimewa yang akan diumumkan lebih lanjut oleh Synchronize Fest.

11. K3BI

K3BI adalah musisi hip-hop asal Indonesia Timur yang dikenal dengan eksplorasi sonik berani, memadukan elemen melodic drill, jersey club, house, dan sentuhan Brazilian funk. Setelah debut dengan album Ready 2 Ryde (2022), ia merilis Pionir (2024), menandai evolusi musikalnya yang lebih modern dan eksperimental. K3BI juga aktif berkolaborasi, termasuk dalam single "Rela Pergi" bersama Laze dan A. Nayaka, serta "Nona" dengan Jordy Waelauruw, menunjukkan komitmennya dalam memperluas batasan genre dan memperkaya lanskap musik Indonesia.

12. KENYA

Kenya adalah unit hardcore asal Denpasar, Bali, yang terbentuk pada 26 Juni 2022 oleh Gungwah (vokal), Bagus (gitar), Gung Yoga (bass), dan Arya (drum), berakar dari komunitas 0361xCrew. Mereka dikenal dengan musik yang agresif dan lirik yang menyuarakan keresahan sosial, seperti dalam single "No Justice" yang menyoroti dinamika kota Denpasar. Setelah merilis EP debut Bleed To Prove pada Mei 2023 melalui Skullism Records, Kenya aktif tampil di berbagai kota di Indonesia dan akan menjadi band Indonesia pertama yang tampil di Outbreak Fest 2025 di Inggris, salah satu festival hardcore paling bergengsi di dunia.

13. KUNTO AJI X YOGYAKARTA HADROH CLAN

Kunto Aji, musisi asal Yogyakarta yang dikenal dengan lagu-lagu reflektif seperti "Rehat" dan "Sulung", akan berkolaborasi dengan Yogyakarta Hadroh Clan (YKHC) di panggung Synchronize Fest 2025. Sebelumnya, mereka telah tampil bersama dalam acara "Kajian Obrolan dan Lagu" (KOLAG) di Masjid Jogokariyan pada 9 Maret 2025, di mana Kunto Aji membawakan selawat dengan penuh penghayatan, menciptakan suasana syahdu yang memukau jamaah yang hadir. Kolaborasi ini menampilkan perpaduan unik antara musik pop dan tradisi hadroh, memperlihatkan eksplorasi musikal Kunto Aji yang melampaui genre pop dan jazz yang biasa ia bawakan.

14. LOMBA SIHIR

Lomba Sihir adalah band pop alternatif asal Jakarta yang dibentuk pada 2019 oleh Baskara Putra (Hindia) bersama Natasha Udu, Rayhan Noor, Tristan Juliano, dan Enrico Octaviano. Awalnya merupakan band pengiring Hindia, mereka berkembang menjadi grup mandiri dengan kontribusi merata dari semua anggota. Album debut mereka, Selamat Datang di Ujung Dunia (2021), yang menggambarkan dinamika kehidupan urban dan keresahan sosial. Lomba Sihir baru saja merilis album bertajuk Obrolan Jam 3 Pagi pada Mei 2025.

15. MUSIK DARI RANGGA & CINTA

Setelah kesuksesan kolaborasi SYnchronize Fest dengan Miles Film di tahun 2023 melalui pertunjukan Konser Petualangan Sherina, di tahun 2025 akan hadir kembali dengan sebuah pertunjukan “Musik Dari Rangga & Cinta”. Rangga & Cinta merupakan film lanjutan perjalanan percintaan Rangga & Cinta dari IP film Ada Apa Dengan Cinta?. pertunjukan ini akan istimewa dengan menghadirkan cast film Rangga & Cinta yang akan rilis pada Oktober 2025, dan para penyanyi terbaik indonesia yang akan diumumkan menyusul.

16. NDX AKA

NDX A.K.A adalah duo musik asal Imogiri, Bantul, Yogyakarta, yang dibentuk pada 11 September 2011 oleh Yonanda Frisna Damara (Nanda) dan Fajar Ari. Mengusung genre dangdut hip hop dengan lirik berbahasa Jawa, mereka dikenal melalui lagu-lagu bertema cinta dan kegalauan seperti "Ditinggal Rabi", "Terminal Giwangan", dan "Tewas Tertimbun Masa Lalu".

17. ORKES SHAGGYDOG

Shaggydog adalah band asal Yogyakarta yang terbentuk pada 1 Juni 1997 di kampung Sayidan, terdiri dari Heru (vokal), Richard (gitar), Raymond (gitar), Bandizt (bass), Lilik (keyboard), dan Yoyo (drum). Mereka mengusung gaya musik khas yang disebut "Doggy Style", perpaduan dari ska, reggae, jazz, swing, dan rock, dengan pengaruh dari musisi seperti Cherry Poppin Daddies, Hepcat, dan Bob Marley. Penampilan Shaggydog di Synchronize Fest akan spesial dengan mengusung konsep musik orkes.

18. PADI REBORN

Padi Reborn adalah band pop rock asal Surabaya yang dibentuk pada 8 April 1997 oleh lima mahasiswa Universitas Airlangga: Fadly (vokal), Piyu (gitar), Ari (gitar), Rindra (bass), dan Yoyo (drum). Awalnya bernama Soda, mereka kemudian mengganti nama menjadi Padi, terinspirasi dari filosofi padi yang semakin berisi semakin merunduk . Debut mereka dimulai dengan lagu "Sobat" dalam kompilasi Indie Ten (1998), diikuti oleh album Lain Dunia (1999) yang sukses besar. Album Sesuatu Yang Tertunda (2001) terjual sekitar 1,8 juta kopi, menjadikan mereka salah satu band terpopuler di Indonesia. Setelah vakum selama tujuh tahun, mereka kembali pada 2018 dengan nama Padi Reborn, membawa semangat baru tanpa kehilangan identitas musikal mereka.

19. PERUNGGU

Perunggu adalah trio rock alternatif asal Jakarta yang dibentuk pada 2019 oleh Maul Ibrahim (vokal & gitar), Adam Adenan (bass, keyboard), dan Ildo Hasman (drum). Dijuluki "band rock pulang kantor", mereka memulai karier dari latihan musik sepulang kerja dan tetap menjalankan profesi utama mereka sambil berkarya di dunia musik. Debut mereka dimulai dengan single "Menyala" (2019), diikuti oleh EP Pendar (2020), dan album penuh Memorandum (2022) yang mendapat pujian karena liriknya yang menggambarkan dinamika hidup kelas pekerja urban. Lagu-lagu seperti "Biang Lara", "Tarung Bebas", dan "33x" memperkuat identitas mereka sebagai suara generasi produktif yang mencari makna di tengah rutinitas.

20. REALITY CLUB

Reality Club adalah band indie rock asal Jakarta yang dibentuk yang terdiri dari Fathia Izzati, Faiz Novascotia Saripudin, Nugi Wicaksono, dan Era Patigo. Mereka dikenal dengan lirik berbahasa Inggris yang puitis dan aransemen musik yang matang, menjadikan mereka salah satu band indie paling menonjol di Indonesia. Sejak debut dengan album Never Get Better (2017), mereka merilis What Do You Really Know? (2019) dan Reality Club Presents... (2023), yang memperkuat posisi mereka di kancah musik nasional dan internasional. Mereka bergabung dengan label independen Sun Eater, menandai babak baru dalam perjalanan musikal mereka.

21. SAL PRIADI

Sal Priadi adalah musisi yang dikenal dengan gaya musik yang puitis dan eksperimental, serta lirik yang menyentuh tema cinta, spiritualitas, dan kehidupan sehari-hari. Sal memulai kariernya dengan mengunggah cover lagu di SoundCloud pada 2015, kemudian merilis single debut "Kultusan" pada 2017, diikuti oleh "Ikat Aku di Tulang Belikatmu" (2018) dan "Amin Paling Serius" (2019) yang berduet dengan Nadin Amizah. Album perdananya, Berhati (2020), disusul oleh MARKERS AND SUCH PENS FLASHDISKS (2024), yang menampilkan lagu-lagu seperti "Dari Planet Lain", "Yasudah", dan "Gala Bunga Matahari"—lagu yang membawanya meraih penghargaan Artis Solo Pria Pop Terbaik di Anugerah Musik Indonesia 2024.

22. SATU PER EMPAT

Satu Per Empat adalah band alternatif asal Jakarta yang terbentuk pada 2015, terdiri dari Bismo Triastirtoaji (vokal), Audi Adrianto (gitar), dan Levi Stanley (drum). Musik mereka menggabungkan alt-rock, pop alternatif, dan sentuhan elektronik, dengan lirik yang kerap mengangkat tema sosial, personal, dan isu-isu yang jarang dibahas secara terbuka. Mereka dikenal melalui karya-karya seperti album Pasca Falasi (2020), Lelucon Revivalis (2022), dan Semoga Beruntung Nasib Buruk (2024) yang mendapat sambutan hangat di kalangan pendengar musik alternatif di Indonesia.

23. SKANDAL

Skandal adalah band alternatif asal Yogyakarta yang terbentuk pada 2014. Mereka dikenal dengan gaya musik yang memadukan indie rock, power pop, dan slowcore, terinspirasi dari band-band era 1990-an hingga awal 2000-an seperti Pavement dan Weezer. Skandal meluncurkan album penuh pertama mereka berjudul Melodi pada Oktober 2024 melalui label Disaster Records. Album ini berisi 12 lagu yang mengeksplorasi tema kehidupan sehari-hari dengan lirik yang jujur dan melankolis, serta sentuhan nostalgia yang kuat.

24. STADIUM ALL-STAR (BOBBY SURYADI, JACKY, ZALDY GRACIA)

Mendengar nama “Stadium” pasti langsung teringat dengan sebuah club legendaris di kawasan Kota Jakarta di era 90-an hingga 2000an. . Meski club Stadium telah tiada sejak lama, namun hingar-bingar Stadium masih terus panas. Secara spesial Synchronize Fest akan menghadirkan veteran club Stadium dengan tajuk Stadium All Star bersama bintang utama para jagoan DJ Bobby Suryadi, Jacky, dan Zaldy Gracia.

25. SUPERMAN IS DEAD: 30 TAHUN

Superman Is Dead (SID) adalah band punk rock legendari asal Kuta, Bali. Di tahun 2025 SUperman Is Dead akan merayakan ulang tahun mereka yang ke 30 Tahun, dan Synchronize Festival berkesempatan menampilkan pertunjukan istimewa mereka. Pertunjukan ini akan spesial karena akan membawakan nomor-nomor cantik dari semua album Superman Is Dead.

26. TEENAGE DEATH STAR: THUNDER BOARDING SCHOOL

Teenage Death Star adalah band rock alternatif asal Bandung yang terbentuk pada awal 2000- an oleh Sir Dandy dan Alvin Yunata, dikenal dengan slogan "Skill Is Dead" dan gaya musik yang disebut sebagai "musik sirkus ugal-ugalan" . Setelah merilis album debut Longway to Nowhere pada 2008, mereka kembali dengan album kedua Thunder Boarding School pada 2025, yang menampilkan kolaborasi dengan 12 musisi lintas genre, termasuk Henry Foundation, Pamungkas, dan Rian D'MASIV. Penampilan TDS di Synchronize Fest secara spesial akan membawakan konsep album Thunder Boarding School bersama para kolabolator yang akan diumumkan menyusul.

27. THE ADAMS & HORNSTAR BIG BAND

The Adams adalah band indie rock asal Jakarta yang dikenal dengan harmoni vokal yang khas, lagu-lagu bernuansa romantik dan melodius seperti "Konservatif" dan "Hanya Kau," serta perjalanan musik yang dimulai sejak 2002 hingga kini, termasuk album Agterplaas (2019). Di Synchronize Fest 2025, The Adams akan berkolaborasi dengan Hornstar Big Band dengan konsep megah ekstra brass section.

28. THE CITY CRYPTS (DENISA, PELTERAS, MORGENSOLL)

The City Crypts adalah proyek tur kolaboratif yang menyatukan tiga musisi dari Jakarta: Denisa, Pelteras, dan Morgensoll. Denisa, seorang penyanyi dan penulis lagu, dikenal dengan gaya musik yang gelap dan emosional, serta telah merilis album St. Bernadette pada 2023. Pelteras adalah band post-punk/deathrock yang dibentuk pada 2016, sementara Morgensoll adalah unit post-metal yang didirikan pada 2016 oleh Haecal Benarivo. ketiganya akan tampil satu panggung dalam konsep penamaan The City Crypts. Pertunjukan ini juga akan menjadi penampilan terakhir dari Morgensoll sebelum mereka pamit dari dunia musik.

29. THE PANTURAS

The Panturas adalah band surf rock asal Jatinangor, Jawa Barat, yang dibentuk pada tahun 2016 oleh Abyan Nabilio (vokal, gitar), Rizal Taufik (gitar), Bagus Patria (bass), dan Surya Fikri (drum). Debut mereka dimulai dengan mini album Mabuk Laut (2018), diikuti oleh album penuh Ombak Banyu Asmara (2021), dan EP Galura Tropikalia (2024) yang menggabungkan musik tradisional Sunda dengan surf rock. Dengan semangat DIY dan eksplorasi musikal yang berani, The Panturas telah tampil di berbagai festival musik besar, termasuk Fuji Rock Festival 2025 di Jepang.

30. THE TREES AND THE WILD

The Trees & The Wild adalah band asal Bekasi yang dibentuk pada 2005, dikenal dengan perpaduan musik folk, post-rock, dan ambient yang atmosferik serta identitas Indonesia yang kuat. The Trees & The Wild telah menelurkan 2 album yaitu Rasuk (2009), menampilkan nuansa folk akustik yang melankolis, sementara album kedua, Zaman, Zaman (2016). Pertunjukan mereka kali ini akan istimewa dan ekslusif hanya dapat kamu saksikan di SYnchronize Fest 2025.

31. TIPE-X

Gelar raja musik SKA Indonesia pantas disandangkan di bahu Tipe-X. Mereka konsisten pogo dan skankin bersama penonton selama lebih dari dua dekade, fanbase yang mengalami regenerasi secara konsisten, dan tentu saja deretan hit legendaris yang menghiasi diskografi Tipe-X. Angka di layanan streaming musik tidak berbohong, karena tiga lagu teratas Tipe-X, "Kamu Ngga Sendirian", "Boyband", dan "Genit" mencapai lebih dari 40 juta kali diputar.

32. TOXICDEV!

Toxicdev! adalah musisi eksperimental asal Medan yang dikenal dengan gaya musik hyperpop yang memadukan elemen dangdut, punk, dan estetika balapan jalanan. Setelah tumbuh besar di Taiwan dan terpapar budaya hip-hop Tiongkok, ia mulai membuat musik sejak 2017 dan aktif merilis karya-karya yang unik dan penuh energi. Salah satu kolaborasi terbarunya adalah single "Berdendang di Neraka" bersama band punk asal Bandung, Dongker, yang menggabungkan nuansa hyperpop, dangdut, dan punk dalam satu lagu yang menggambarkan suasana balapan malam di kota. Toxicdev! juga dikenal melalui lagu-lagu seperti "MAMA BILANG AKU SWAG", "Cinta&Balapan", dan "GOSSIPIN, GAYA AKU", yang mencerminkan eksplorasi musikalnya yang berani dan identitas lokal yang kuat.

33. WALI

Wali adalah grup musik pop Melayu asal Ciputat, Tangerang Selatan, yang dibentuk pada 31 Oktober 1999 oleh Faank (vokal), Apoy (gitar), Tomi (drum), dan Ovie (keyboard). Dengan lagu-lagu populer seperti "Cari Jodoh", "Dik", dan "Baik-Baik Sayang", Wali dikenal karena liriknya yang religius dan mudah diterima oleh berbagai kalangan. Album debut mereka, Orang Bilang (2008), menandai awal kesuksesan mereka di industri musik Indonesia. Selain aktif di dunia musik, Wali juga terlibat dalam sinetron religi Amanah Wali, yang semakin memperkuat citra mereka sebagai band dengan pesan moral yang kuat.

34. WHITE CHORUS

White Chorus adalah duo musik elektronik asal Bandung yang dibentuk pada 2019 oleh Clara Friska Adinda dan Emir Agung Mahendra. Mereka menggabungkan elemen lo-fi, trip-hop, dan pop dalam karya-karya mereka, menghasilkan suara yang atmosferik dan penuh emosi. Debut mereka dimulai dengan EP Happysad (2019), diikuti oleh album FASTFOOD (2021) dan LIMBO (2023), yang menunjukkan evolusi musikal mereka. White Chorus telah menerima nominasi di Anugerah Musik Indonesia untuk kategori Artis Elektronika Terbaik, dan terus aktif merilis karya, termasuk EP terbaru mereka do you guys wanna listen to some electro-pop music? (2024).

35. WIJAYA 80

Wijaya 80 adalah trio musik Indonesia yang terdiri dari Ardhito Pramono, Erikson Jayanto, dan Hezky Joe, dikenal karena mengusung nuansa pop retro khas era 1980-an. Mereka menarik perhatian publik melalui lagu "Terakhir Kali", yang viral di berbagai platform digital, memperkuat posisi Wijaya 80 sebagai pendatang baru yang menjanjikan dalam industri musik Indonesia.

Bersamaan dengan siaran pers ini, Synchronize Fest juga membuka penjualan tiket PRESALE 3 Day Pass yang secara resmi telah dibuka melalui website www.synchronizefestival.com. Penjualan tiket PRESALE dibanderol dengan harga Rp.550.000 (sudah termasuk pajak dan biaya penanganan) diperuntukan untuk warga-wargi (sebutan bagi para pecinta Synchronize Fest).

Halaman Selanjutnya

6. FEAST

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |