VIVA – Maverick Vinales mengacak-acak dominasi pembalap Ducati di MotoGP Qatar yang berlangsung di Sirkuit Lusail, Doha. Namun sayangnya karena tekanan angin ban tidak sesuai aturan FIM, Vinales diganjar penalti.
Dikonfirmasi Maverick Vinales gagal mencapai tekanan ban minimum dari ketentuan, yaitu hanya 60 persen dari keseluruhan balapan dengan demikian dia diberikan hukuman berupa pengurangan waktu 16 detik.
Maverick Vinales di MotoGP Qatar
Sehingga jika dihitung dari pencapaiannya maka pembalap asal Spanyol itu merosot dari urutan ke-2 menjadi posisi 14. Diduga pembalap 30 tahun itu menerima hukuman dari hasil lima putaran terakhir ketika dia merangsek ketiga besar.
Namun terlepas dari tekanan angin pada ban yang tidak sesuai aturan, motor KTM RC16 yang dipakai Vinales ternyata dibuat khusus, atau berbeda dari tunggangan Enea Bastianini, dan Brad Binder.
“Dari Jumat hingga Minggu, kami berkembang secara tim. Dan penampilan Vinales jadi bukti kami bisa kencang, karena dia pakai motor yang beda dengan kami,” ujar Enea Bastianini.
Rekan satu timnya di Red Bull KTM Tech3 itu tidak bisa menjelaskan lebih rinci terkait perbedaan RC16 yang digunakan Vinales saat di Qatar, karena menjadi rahasia pabrikan, dan dia juga tidak mengetahui rasanya seperti apa.
“Saya tidak bisa mengatakan lebih (soal motor itu), karena kami tidak diperbolehkan memakainya,” tutur mantan pembalap Ducati Lenovo itu.
Bukan hanya soal penyesuaian spesifikasi motor, namun mantan pembalap Aprilia Racing itu bisa dengan mudah menguasainya walaupun ada perubahan. Sehingga motor dan pembalap menyatu di lintasan malam tersebut.
“Dia kencang dan bisa beradaptasi sejak awal,” tegas Enea.
Berbeda dengan pedro Acosta, pembalap muda dari KTM Factory itu juga diberikan motor khusus seperti Vinales namun dia belum mampu mengkontrolnya secara sempurna.
Alhasil Acosta hanya mampu finis ke-8 dengan selisih waktu +14,219 detik dari Marc Marquez sebagai juara. Bahkan masih kalah cepat dari motor Honda yang ditunggangi Johan Zarco dan Yamaha Fabio Quartararo.
Melalui Dazn, Pedro Acosta menyebut belum mmampu mendistribusikan beban yang tepat pada motor khusus tersebut, sehingga ada banyak masalah selama latihan bebas, sprint race, hingga balapan utama.
“Mungkin kami harus menempatkan beban lebih di bagian belakang, seperti dengan karakter alami Maverick. Bagaimanapun modifikasi ini telah mengacaukan rencana kami sejak lap 7,” tuturnya.
“Ketika aku mengalami banyak spin aku mundurkan tubuhku tapi handlebar-nya jadi terlalu jauh. Saya tidak punya lengan panjang, jadi ketika jauh di belakang, handlebar jadi terlalu jauh,” tegas Pedro Acosta.
Halaman Selanjutnya
Bukan hanya soal penyesuaian spesifikasi motor, namun mantan pembalap Aprilia Racing itu bisa dengan mudah menguasainya walaupun ada perubahan. Sehingga motor dan pembalap menyatu di lintasan malam tersebut.