Trump Mengaku AS Habiskan Banyak Uang, Makanya Potong Dana USAID

4 hours ago 2

Kamis, 22 Mei 2025 - 10:18 WIB

Washington, VIVA – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengatakan pada Rabu, 21 Mei 2025, bahwa pemotongan dana oleh pemerintahannya terhadap Badan Pembangunan Internasional AS atau USAID dan program bantuannya di seluruh dunia, telah membuat kehancuran.

Berbicara di samping Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa, selama kunjungan ke Gedung Putih, Trump ditanya tentang pemotongan sebagian besar bantuan asing oleh seorang reporter. Sebab keputusan itu berdampak signifikan di Afrika.

"Ini sangat menghancurkan, dan mudah-mudahan banyak orang akan mulai menghabiskan banyak uang (tidak mengharapkan bantuan dari AS lagi)," kata Trump di Ruang Oval Gedung Putih.

"Saya telah berbicara dengan negara-negara lain. Kami ingin mereka ikut membantu dan menghabiskan uang juga, karena kami telah menghabiskan banyak uang. Dan ini masalah besar, ini masalah yang sangat besar yang terjadi di banyak negara. Banyak masalah yang terjadi. Amerika Serikat selalu menjadi (sasaran) permintaan uang. Tidak ada pihak lain yang membantu,” sambung Trump, dikutip dari The Business Standard, Kamis 22 Mei 2025.

Pemerintah AS telah berulang kali membela pemotongan tersebut, dengan mengatakan bahwa pemotongan tersebut difokuskan pada pemborosan dana. Pemotongan badan tersebut, yang sebagian besar diawasi oleh pengusaha kelahiran Afrika Selatan Elon Musk, menjadi subjek dari beberapa tuntutan hukum federal.

Diketahui, AS adalah donor bantuan kemanusiaan terbesar di dunia, yang jumlahnya mencapai setidaknya 38 persen dari semua kontribusi yang dicatat oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Negara itu mencairkan US$ 61 miliar (Rp 994,3 triliun) dalam bentuk bantuan luar negeri tahun lalu, lebih dari setengahnya melalui USAID, menurut data pemerintah.

AS menghabiskan setengah miliar dolar untuk bantuan Afrika Selatan pada tahun 2023. Sebagian besar untuk perawatan kesehatan, menurut data terbaru. Sebagian besar dana tersebut telah ditarik, meskipun tidak jelas berapa jumlahnya.

Pemotongan dana tersebut berdampak pada respons negara terhadap epidemi HIV. Afrika Selatan memiliki beban HIV tertinggi di dunia, dengan sekitar 8 juta orang atau satu dari lima orang dewasa hidup dengan virus tersebut.

Washington mendanai 17 persen dari anggaran HIV negara tersebut sebelum pemotongan. Dalam beberapa bulan sejak itu, pengujian dan pemantauan pasien HIV di seluruh Afrika Selatan telah menurun.

Halaman Selanjutnya

Pemotongan dana tersebut berdampak pada respons negara terhadap epidemi HIV. Afrika Selatan memiliki beban HIV tertinggi di dunia, dengan sekitar 8 juta orang atau satu dari lima orang dewasa hidup dengan virus tersebut.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |