Washington, VIVA – Amerika Serikat secara resmi menerima hadiah pesawat Boeing 747-8 dari Qatar senilai 400 juta dolar AS (sekitar Rp6,6 triliun), yang akan digunakan sebagai pesawat kepresidenan Air Force One.
"Menteri Pertahanan telah menerima sebuah Boeing 747 dari Qatar dengan memerhatikan semua peraturan dan regulasi federal AS," kata Juru Bicara Dephan AS Sean Parnell, dilansir ABC News, Kamis, 22 Mei 2025.
"Departemen Pertahanan akan bekerja untuk memastikan langkah-langkah keamanan yang tepat dan persyaratan misi fungsional dipertimbangkan untuk pesawat yang digunakan untuk mengangkut presiden Amerika Serikat," tambahnya.
Parnell menegaskan semua pertanyaan lanjutan terkait operasional Boeing 747-8 dari Qatar agar ditanyakan kepada Angkatan Udara AS.
Presiden A Donald Trump berbicara di Lusail Palace, Doha, Qatar
Photo :
- AP Photo/Alex Brandon
Terpisah di hari yang sama, seorang sumber terkait mengatakan kepada CNN bahwa serah-terima pesawat tersebut masih belum final karena pembahasan antara Washington dan Doha masih berlangsung.
Pada Selasa, mengutip pejabat senior Gedung Putih mengatakan bahwa Gedung Putih adalah pihak yang memiliki inisiatif untuk membeli pesawat Boeing 747 tersebut, meski pihak Qatar menyebut hendak menawarkan pesawat itu sebagai "hadiah" untuk Presiden AS Donald Trump.
Pejabat itu menambahkan bahwa rencana awalnya hanyalah menyewa pesawat tersebut, bukan membelinya.
Pekan lalu, Presiden Trump mengatakan, akan "bodoh" jika tawaran pesawat cuma-cuma dari Qatar ditolak. Ia mengatakan, hadiah pesawat Boeing 747-8 dari Qatar itu adalah "langkah yang baik".
Qatar disebut akan menyerahkan kepada AS pesawat Boeing 747-8 senilai 400 juta dolar AS, sehingga akan menjadi hadiah termahal yang diterima Presiden AS sepanjang sejarah.
Hadiah jet mewah itu menuai kontroversi dari anggota parlemen Demokrat atas pertanyaan tentang kepatutan etis penerimaan pemerintah atas jet mewah yang digunakan oleh keluarga kerajaan Qatar yang telah digambarkan sebagai "istana terbang."
Pemerintahan Trump bersikeras bahwa hadiah tersebut sah karena pesawat tersebut disumbangkan ke Departemen Pertahanan, bukan kepadanya secara pribadi, dan Qatar tidak mendapatkan imbalan apa pun untuk mentransfer pesawat tersebut.
"Mereka memberi kita jet gratis. Saya bisa bilang tidak, tidak, tidak, jangan berikan kepada kami. Saya ingin membayar Anda $1 miliar atau $400 juta atau berapa pun jumlahnya atau saya bisa mengucapkan terima kasih banyak," kata Trump minggu lalu.
"Boeing 747 diberikan kepada Angkatan Udara Amerika Serikat/Departemen Pertahanan, BUKAN KEPADA SAYA!" Trump menambahkan di platform media sosialnya Truth Social pada tanggal 13 Mei.
"Pesawat itu akan digunakan oleh Pemerintah kita sebagai Air Force One sementara, sampai Boeing baru kita, yang pengirimannya sangat terlambat, tiba."
Troy Meink, sekretaris Angkatan Udara AS, mengatakan dalam sidang Senat hari Selasa, bahwa Angkatan Udara akan memimpin upaya untuk memastikan pesawat itu memenuhi standar keamanan sehingga dapat mengangkut Presiden Donald Trump.
"Menteri Pertahanan telah mengarahkan Angkatan Udara untuk pada dasarnya mulai merencanakan modifikasi pesawat itu," jawab Meink ketika ditanya tentang peran Angkatan Udara dalam pengalihan jet milik Qatar itu ke AS. "Kami siap melakukan itu."
Halaman Selanjutnya
Pejabat itu menambahkan bahwa rencana awalnya hanyalah menyewa pesawat tersebut, bukan membelinya.