Wamenperin sebut SIG Bisa Jadi Contoh Penerapan Standar Industri Hijau, Begni Indikatornya

6 hours ago 1

Jumat, 27 Juni 2025 - 11:14 WIB

Jakarta, VIVA – Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza mengapresiasi komitmen dan konsistensi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) menjalankan bisnis secara berkelanjutan yang menyelaraskan antara aspek ekonomi, lingkungan dan sosial.

Hal itu disampaikannya dalam kunjungan kerja ke Pabrik SIG di Narogong, Bogor, Jawa Barat dalam rangka melihat langsung implementasi standar industri hijau yang dijalankan oleh anak usaha SIG, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk Faisol menilai, SIG dapat menjadi praktik terbaik dalam penerapan prinsip industri hijau, tidak hanya bagi industri semen secara khusus, namun bagi sektor industri nasional secara umum.

“SIG Group telah menjadi contoh bagaimana kinerja industri harus comply (patuh) dengan standar industri hijau. Kami memahami bahwa seluruh perusahaan di sub sektor industri semen memiliki komitmen yang tinggi dan sudah menjadi contoh praktik bisnis terbaik untuk industri yang lain. Kami berharap apa yang sudah dilakukan oleh industri semen bisa diikuti oleh industri dan asosiasi industri di sub sektor yang lain,” kata Faisol Riza, dikutip dari keterangannya, Jumat, 27 Juni 2025.

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) [dok. Humas PT Semen Indonesia (Persero) Tbk]

Photo :

  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Dia menambahkan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 tentang Perindustrian, penerapan industri hijau didasarkan pada tiga pilar utama, yaitu efisiensi dan efektivitas sumber daya, perlindungan lingkungan, dan manfaat sosial. Dengan landasan tersebut, industri hijau tidak hanya mendukung pencapaian target lingkungan tetapi juga sejalan dengan konsep ekonomi hijau yaitu ekonomi yang rendah karbon, hemat sumber daya, dan inklusif secara sosial.

“Seperti yang telah disampaikan bahwa bagaimana SIG berupaya melakukan inovasi untuk efisiensi sumber daya dan penggunaan energi, bahkan konsistensinya terbukti mendapatkan penghargaan-penghargaan dari Kementerian Perindustrian,” ujar Faisol.

Senada, Ketua Asosiasi Semen Indonesia, Lilik Unggul Raharjo mengatakan, bahwa akselerasi industri hijau sangat penting bagi industri semen. Selain kontribusi terhadap upaya  dekarbonisasi di dalam negeri, juga untuk mengantisipasi kebijakan batasan emisi karbon, baik yang akan diterapkan Pemerintah  dalam kebijakan Nilai Ekonomi Karbon, dan juga yang  ditetapkan oleh negara-negara tujuan ekspor.

Sementara itu, Direktur Utama SIG, Indrieffouny Indra menyampaikan semangat keberlanjutan SIG didasari oleh kesadaran bahwa pembangunan harus berjalan beriringan dengan kebutuhan umat manusia saat ini. Karena itu, SIG berusaha memetakan tantangan dan peluang untuk bisa fit for the future melalui inisiatif dekarbonisasi, penciptaan solusi-solusi bahan bangunan inovatif, penerapan ekonomi sirkular, konservasi air dan alam, serta penciptaan nilai bagi komunitas masyarakat.

“Komitmen keberlanjutan SIG diperkuat dengan strategi keberlanjutan yang meliputi penciptaan solusi inovatif dan modern, perlindungan terhadap lingkungan, dan penciptaan nilai bagi karyawan dan masyarakat. Ketiga pilar keberlanjutan tersebut diwujudkan melalui penerapan tata kelola yang baik dan menjunjung tinggi kepatuhan hukum, etika, dan integritas,” kata Indrieffouny Indra.

Direktur Utama PT Semen Indonesia Indrieffouny Indra.

Saat ini, SIG hadir dalam representasi merek-merek semen kantong terkemuka yaitu Semen Gresik, Semen Padang, Semen Tonasa, Dynamix, Semen Andalas, Thang Long, Semen Baturaja dan Semen Merdeka. Berkat inisiatif keberlanjutan yang dilakukan, produk semen SIG telah mencapai 38% lebih rendah emisi karbon daripada produk yang dihasilkan secara konvensional. Tidak hanya semen kantong, tapi juga semen curah dan produk beton siap pakai.

Komitmen keberlanjutan SIG semakin mantap dengan lini bisnis pengelolaan limbah ramah lingkungan bernama Nathabumi yang memiliki fasilitas pengelolaan limbah terbesar se-Asia Tenggara. Melalui Nathabumi juga, SIG memelopori penerapan teknologi refuse-derived fuel (RDF) pertama di Indonesia yang terletak di Cilacap, Jawa Tengah. Untuk mencapai industri hijau, SIG juga berfokus pada upaya penciptaan nilai bagi masyarakat dengan melibatkan mereka dalam rantai pasok Perusahaan, seperti penyediaan suplai biomassa, serta pengelolaan dan pemanfaatan RDF.

Halaman Selanjutnya

Sementara itu, Direktur Utama SIG, Indrieffouny Indra menyampaikan semangat keberlanjutan SIG didasari oleh kesadaran bahwa pembangunan harus berjalan beriringan dengan kebutuhan umat manusia saat ini. Karena itu, SIG berusaha memetakan tantangan dan peluang untuk bisa fit for the future melalui inisiatif dekarbonisasi, penciptaan solusi-solusi bahan bangunan inovatif, penerapan ekonomi sirkular, konservasi air dan alam, serta penciptaan nilai bagi komunitas masyarakat.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |