Senin, 5 Mei 2025 - 07:13 WIB
Jakarta, VIVA – Stigma kemiskinan sayangnya masih melekat kuat di masyarakat. Lebih dari sekadar kondisi finansial, terkadang ada kebiasaan atau perilaku tertentu yang tanpa disadari membuat seseorang dicap "kurang mampu" oleh lingkungannya. Padahal, realitas finansial setiap orang bisa sangat beragam.
Artikel ini tidak bertujuan untuk menghakimi atau menggeneralisasi, namun lebih sebagai refleksi diri. Mari kita telaah beberapa hal yang mungkin tanpa sadar kita lakukan dan bisa menimbulkan persepsi yang kurang tepat dari orang lain:
1. Terlalu Sering Mengeluh Soal Harga:
Sesekali mengeluh harga barang yang naik adalah hal wajar. Namun, jika setiap interaksi selalu diwarnai keluhan betapa mahalnya ini dan itu, orang bisa menangkap kesan bahwa Anda kesulitan secara finansial. Fokus yang terus-menerus pada kekurangan alih-alih solusi atau alternatif bisa menciptakan persepsi tersebut.
2. Selalu Mencari yang Paling Murah Tanpa Mempertimbangkan Kualitas:
Tentu, menjadi hemat adalah hal yang baik. Namun, jika setiap keputusan pembelian didasarkan semata-mata pada harga termurah tanpa mempertimbangkan kualitas, daya tahan, atau kebutuhan jangka panjang, orang mungkin menganggap Anda terpaksa melakukan hal tersebut karena keterbatasan ekonomi.
3. Enggan Berpartisipasi dalam Kegiatan Sosial yang Membutuhkan Biaya:
Menolak ajakan makan bersama, arisan, atau kegiatan sosial lainnya dengan alasan "lagi bokek" yang terlalu sering diucapkan bisa menimbulkan persepsi bahwa Anda memang sedang kesulitan finansial. Meskipun alasan tersebut benar, terlalu sering mengulanginya bisa menciptakan stigma.
4. Penampilan yang Kurang Terawat dan Itu-itu Saja:
Penampilan memang bukan segalanya, namun bagaimana kita merawat diri dan pakaian yang kita kenakan bisa mengirimkan sinyal tertentu. Pakaian yang lusuh, tidak rapi, atau selalu mengenakan pakaian yang sama dalam waktu yang lama bisa tanpa sadar menciptakan persepsi keterbatasan ekonomi.
5. Terlalu Sering Meminjam Uang dalam Jumlah Kecil:
Meminjam uang sesekali dalam kondisi mendesak adalah hal yang manusiawi. Namun, jika Anda terlalu sering meminjam uang dalam jumlah kecil kepada teman atau kolega untuk kebutuhan sehari-hari, hal ini bisa menimbulkan kesan bahwa Anda tidak mampu mengelola keuangan dengan baik.
6. Kurang Percaya Diri dan Cenderung Merendah:
Meskipun tidak selalu berkaitan langsung dengan kondisi finansial, kurangnya rasa percaya diri dan kecenderungan merendahkan diri, terutama dalam hal materi atau pencapaian, terkadang diasosiasikan dengan keterbatasan ekonomi.
7. Terlalu Fokus pada Diskon dan Promo:
Mencari diskon dan promo adalah cara cerdas untuk berhemat. Namun, jika setiap percakapan atau keputusan pembelian selalu berpusat pada diskon dan promo, orang mungkin menganggap Anda sangat bergantung pada hal tersebut karena keterbatasan ekonomi.
Penting untuk diingat: Persepsi orang lain tidak selalu mencerminkan realitas finansial seseorang. Namun, kesadaran akan kebiasaan-kebiasaan di atas bisa membantu kita lebih bijak dalam berinteraksi dan menghindari stigma yang mungkin tidak kita inginkan.
Fokuslah pada pengelolaan keuangan yang sehat, membangun rasa percaya diri, dan berpartisipasi dalam lingkungan sosial dengan cara yang nyaman bagi Anda. Pada akhirnya, yang terpenting adalah bagaimana Anda memandang diri sendiri dan bagaimana Anda menjalani hidup, terlepas dari persepsi orang lain.
Halaman Selanjutnya
Menolak ajakan makan bersama, arisan, atau kegiatan sosial lainnya dengan alasan "lagi bokek" yang terlalu sering diucapkan bisa menimbulkan persepsi bahwa Anda memang sedang kesulitan finansial. Meskipun alasan tersebut benar, terlalu sering mengulanginya bisa menciptakan stigma.