Madinah, VIVA – Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 2025, Muchlis Hanafi, mengungkapkan masih ada sekitar 35 ribu jemaah haji Indonesia yang belum menerima kartu nusuk. Padahal, kartu ini menjadi syarat penting dalam aktivitas ibadah haji di Mekah, Arab Saudi.
Ketua PPIH Arab Saudi 2025 Muchlis Hanafi
Photo :
- Gigih Givan/MCH 2025
Hal ini disampaikannya usai mengikuti rapat koordinasi bersama Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi pada Rabu, 13 Mei 2025, di Madinah. Rapat dihadiri jajaran deputi kementerian dan syarikat mitra penyedia layanan jemaah haji. Dirjen PHU Kemenag Hilman Latif ikut juga secara daring.
“Kartu nusuk ini seperti paspor perhajian. Tanpa kartu ini, jemaah bisa mengalami kendala saat masuk ke Kota Makkah, Masjidil Haram, hingga saat pergerakan ke Arafah, Muzdalifah, dan Mina,” ujar Muchlis di kantor Urusan Haji Indonesia, Madinah dilansir dari MCH 2025.
Menurutnya, dari sekitar 90 ribu jemaah Indonesia yang sudah tiba di Arab Saudi, tercatat ada 35 ribu yang belum mengaktifkan kartu nusuk. Kondisi ini menjadi perhatian serius pemerintah Arab Saudi.
Kendala Teknis dan Manajerial
Penyebab lambannya distribusi dan aktivasi kartu nusuk cukup beragam. Mulai dari perbedaan kualitas manajemen antar syarikat, jemaah yang fokus pada kegiatan ibadah, hingga keterlambatan pencetakan kartu dari pihak Kementerian Haji.
“Ada syarikat yang capaiannya sudah 88 persen, tapi ada juga yang masih rendah. Kami melihat petugas haji Indonesia sudah cukup proaktif membantu distribusi,” ujarnya.
PPIH pun langsung menerbitkan edaran untuk mempercepat proses distribusi dan aktivasi. Setiap syarikat kini dibantu tiga petugas tambahan dari Indonesia. Tim khusus nusuk juga dibentuk di Madinah untuk mempercepat pendataan dan pelacakan jemaah.
48 Jam Penuntasan dan Solusi Sementara
Muchlis menambahkan, pemerintah Arab Saudi memberikan waktu 48 jam ke depan untuk menyelesaikan distribusi seluruh kartu nusuk. Sinkronisasi data antara syarikat, pemerintah Arab Saudi, dan Indonesia juga telah dilakukan agar tidak terjadi penundaan saat jemaah menuju Makkah.
“Sejauh ini tidak ada jemaah yang ditolak masuk ke Makkah hanya karena belum memiliki kartu nusuk. Jika belum terbit, bisa digantikan sementara dengan visa haji yang ditunjukkan kepada petugas,” jelasnya.
Meski begitu, Muchlis mengimbau agar seluruh jemaah tetap tenang dan tidak panik jika belum menerima kartu tersebut.
“Kartu nusuk ini penting, tapi tidak perlu khawatir. Pemerintah dan syarikat terus bekerja agar pelayanan ibadah tetap optimal. Kami pastikan hak-hak jemaah tetap terjamin,” tegasnya.
Transformasi sistem haji Arab Saudi kini memang tengah bergerak ke arah digitalisasi penuh, melalui platform e-Haj yang mengintegrasikan visa, layanan syarikat, hingga penerbitan kartu nusuk.
Halaman Selanjutnya
PPIH pun langsung menerbitkan edaran untuk mempercepat proses distribusi dan aktivasi. Setiap syarikat kini dibantu tiga petugas tambahan dari Indonesia. Tim khusus nusuk juga dibentuk di Madinah untuk mempercepat pendataan dan pelacakan jemaah.