Anak Susah Makan Jangan Dipaksa, Begini Cara Efektif Mengatasinya

4 hours ago 2

Sabtu, 24 Mei 2025 - 20:10 WIB

Jakarta, VIVA – Gangguan makan terhadap anak bukanlah hal yang bisa dianggap sepele. Kondisi ini dapat menimbulkan berbagai dampak serius bagi kesehatan dan tumbuh kembang anak, terlebih jika dibiarkan terus-menerus tanpa penanganan yang tepat.

Masalah nafsu makan pada anak terjadi ketika anak mulai kehilangan minat untuk makan, hanya mau makanan tertentu hingga makan dalam jumlah sangat sedikit. Kondisi ini umum terjadi pada anak usia 1 hingga 5 tahun, namun bisa berlanjut hingga usia sekolah jika tidak ditangani dengan baik. Scroll untuk info lengkapnya, yuk!

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, anak yang mengalami kesulitan makan berisiko tinggi mengalami gizi kurang hingga gizi buruk, yang dapat berdampak langsung pada pertumbuhan fisik, perkembangan otak, hingga sistem kekebalan tubuh anak.

Kasus anak susah makan tidak terbatas pada wilayah tertentu. Di Indonesia, baik di kota besar maupun di daerah, masalah ini dilaporkan oleh banyak orangtua, termasuk melalui posyandu dan layanan konsultasi dokter anak.

Masalah ini paling sering dialami oleh anak-anak usia balita. Namun yang paling terdampak justru adalah para orangtua, khususnya ibu, yang harus mencari cara agar kebutuhan nutrisi anak tetap terpenuhi.

Salah satu dampak paling serius dari anak yang susah makan adalah risiko stunting. Menurut data dari World Health Organization (WHO), stunting terjadi akibat kekurangan asupan gizi kronis dalam jangka waktu panjang.

Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari rata-rata usianya dan berisiko mengalami penurunan fungsi kognitif. Selain itu, anak yang mengalami defisiensi nutrisi, juga lebih rentan terhadap gangguan perilaku, seperti mudah marah, cemas, dan kesulitan tidur.

Studi yang dimuat dalam jurnal Pediatrics tahun 2022 menyebutkan bahwa pola makan yang buruk berhubungan dengan risiko depresi dan gangguan perilaku di kemudian hari.

Jika anak menunjukkan penurunan nafsu makan lebih dari 1 minggu berturut-turut, berat badan mulai stagnan atau turun, dan anak tampak lemas atau kurang fokus, maka orangtua perlu segera mengambil tindakan dan berkonsultasi ke dokter.

Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan anak kehilangan nafsu makan. Antara lain, pertumbuhan gigi, sakit flu atau batuk, bosan dengan menu makanan, gangguan pencernaan ringan, stres karena perubahan lingkungan hingga Kekurangan vitamin dan mineral tertentu seperti zinc, vitamin B, dan zat besi.

Mengatasi masalah nafsu makan tidak cukup hanya dengan memaksa anak untuk makan. Pendekatan yang lebih efektif adalah dengan menciptakan suasana makan yang menyenangkan, memberikan variasi makanan dengan tampilan menarik dan menambahkan asupan vitamin alami untuk membantu menstimulasi nafsu makan

Cara lain untuk mengatasi masalah tersebut adalah memberikan suplemen khusus. Salah satunya adalah Paramorina PE-D yang bisa dikonsumsi dari usia 6 bulan.

“Suplemen ini bertujuan untuk membantu meningkatkan nafsu makan, memperbaiki pola makan, serta mendukung proses belajar berjalan pada anak,” kata CEO Paramorina, Evy Kusumaningtyas, dalam keterangannya, dikutip Sabtu 24 Mei 2025. 

Paramorina PE-D mengandung bahan-bahan alami yang dikenal memiliki manfaat bagi kesehatan anak. Antara lain temulawak, moringa, kunyit, jintan hitam dan sari kurma.

“Dengan tekstur cair yang tidak terlalu kental atau encer, sehingga memudahkan konsumsi oleh anak-anak,” kata Evy.

Halaman Selanjutnya

Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari rata-rata usianya dan berisiko mengalami penurunan fungsi kognitif. Selain itu, anak yang mengalami defisiensi nutrisi, juga lebih rentan terhadap gangguan perilaku, seperti mudah marah, cemas, dan kesulitan tidur.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |