Sabtu, 24 Mei 2025 - 22:15 WIB
VIVA – Kabar mengejutkan datang dari tim kebanggaan Tanah Papua, PSBS Biak. Di tengah euforia keberhasilan menembus 10 besar Liga 1 untuk pertama kalinya, sang pemegang saham tertinggi,Owen Rahadian justru memutuskan mundur dari kepemilikan klub.
Ya, usai sudah perjuangan Badai Pasifik di panggung Liga 1 musim 2024/2025. Namun bukan hanya kompetisi yang berakhir—perjalanan Owen bersama PSBS Biak juga mencapai titik akhir yang dramatis.
“Saya sangat bangga dengan tim ini. Ini pertama kalinya PSBS Biak masuk Liga 1 dan kami berhasil finis di posisi 10 besar. Itu pencapaian luar biasa,” ujar Owen dalam pernyataan emosionalnya.
Keputusan itu tentu bukan tanpa alasan. Di balik kesuksesan tim, rupanya terjadi gejolak internal yang tak terlihat publik. Owen secara terbuka mengakui adanya perbedaan pandangan dengan jajaran manajemen dan pemegang saham lainnya, yang membuatnya merasa perlu mundur dari kursi kepemilikan.
“Saya rasa musim depan lebih baik saya mengambil jeda. Kami sudah bicara dengan Pak Yan dan Pak Jimmy, dan sepakat untuk mengembalikan kepemilikan saham kepada masyarakat Biak yang diwakili oleh Bupati dan Wakil Bupati,” bebernya.
Langkah Owen ini seakan jadi klimaks dari drama panjang dalam tubuh PSBS Biak. Ia mengonfirmasi bahwa dirinya dan Jimmy telah menandatangani dokumen pelepasan saham, dan kini hanya tinggal menunggu proses final dari Yan Mandenas.
“Kami sudah sepakat. Tinggal Pak Yan yang menyelesaikan prosesnya. Waktu kita mepet, karena persiapan musim baru sudah dimulai akhir Juni,” tambah Owen.
Meski resmi melepas kepemilikan, Owen memastikan bahwa ini bukan perpisahan total. Ia tetap akan memberikan dukungan, terutama lewat Nusa Tuna—perusahaan yang selama ini menjadi sponsor utama klub.
“PSBS Biak akan selalu jadi bagian dari saya. Nusa Tuna tetap akan support, khususnya dari sisi sponsor. Tapi urusan manajemen, itu sudah bukan ranah saya dan Bu Evelyn lagi,” tegasnya.
Tak lupa, Owen juga menyampaikan bahwa keputusan ini sudah dipertimbangkan matang bersama sang istri. Baginya, langkah mundur adalah bentuk cinta terhadap klub dan masyarakat Biak.
“Kami mundur demi kebaikan klub. Saya percaya ini keputusan terbaik untuk keberlanjutan PSBS Biak,” tutupnya.
Kini, tongkat estafet manajemen PSBS Biak kembali ke tangan masyarakat. Tinggal waktu yang menjawab: apakah warisan perjuangan Owen Rahardian bisa diteruskan, atau justru terseret arus ketidakpastian.
Halaman Selanjutnya
“Kami sudah sepakat. Tinggal Pak Yan yang menyelesaikan prosesnya. Waktu kita mepet, karena persiapan musim baru sudah dimulai akhir Juni,” tambah Owen.