Bertemu Putin, PM Anwar Ibrahim Singgung Tragedi Pesawat MH17

7 hours ago 2

Kamis, 15 Mei 2025 - 17:11 WIB

Moskow, VIVA – Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengungkapkan bahwa ia membahas tragedi jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, saat berkunjung ke Moskow.

Pertemuan tersebut berlangsung hanya beberapa hari setelah Dewan Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) menyatakan bahwa Rusia bertanggung jawab atas insiden yang menewaskan 298 orang di Ukraina timur pada tahun 2014.

"Yang pasti, sebagai wakil rakyat Malaysia, khususnya keluarga korban, saya mengambil kesempatan untuk menyampaikan masalah ini kepada Presiden Vladimir Putin dalam pembicaraan bilateral kami," kata Anwar kepada media Malaysia, Rabu, 14 Mei 2025.

Pengacara dan hakim pengadilan Belanda mengunjungi bangkai pesawat Malaysia Airlines MH17.

Photo :

  • AP Photo/Peter Dejong.

Anwar juga diminta menanggapi laporan terbaru dari ICAO yang menyalahkan Rusia atas insiden tragis tersebut. Temuan ini memperkuat kesimpulan berbagai penyelidikan internasional yang sebelumnya menyebutkan keterlibatan separatis pro-Rusia dalam penembakan pesawat komersial tersebut.

Moskow secara konsisten menolak tudingan itu dan menyebutkan laporan ICAO sebagai keputusan yang bias. Meski demikian, Anwar menegaskan komitmen Malaysia untuk menuntut keadilan.

"Malaysia tetap teguh dalam memastikan akuntabilitas dan penyelesaian yang adil bagi para korban dan keluarga mereka yang terus menanggung beban tragedi ini," tulis Anwar dalam sebuah unggahan di Facebook pada Rabu malam.

Dalam pertemuan dengan Anwar, Presiden Putin menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban yang terdiri dari 196 warga Belanda, 43 warga Malaysia, dan 38 warga atau penduduk Australia.

Menurut Anwar, Putin menyuarakan dukungan terhadap penyelidikan yang tidak memihak. "Saya sebutkan bahwa ini adalah laporan yang dibuat oleh ICAO, dan dia (Putin) menjawab bahwa sejak awal, dia telah meminta agar penyelidikan dilakukan secara independen dan menyeluruh," ujar Anwar, dikutip dari CNA, Kamis, 15 Mei 2025.

"Yang dapat saya konfirmasikan adalah bahwa dia (Putin) mengatakan tidak benar bahwa dia tidak bersedia bekerja sama. Namun, dia tidak dapat bekerja sama dengan siapa pun yang dia anggap, atau Rusia anggap, tidak independen."

Sebelumnya, jaksa penuntut Belanda menuduh Rusia berupaya menyabotase penyelidikan atas tragedi MH17.

Dalam persidangan tahun 2020, pengadilan menghukum dua agen intelijen Rusia dan seorang pemimpin separatis Ukraina secara in absentia karena terlibat dalam serangan tersebut.

Kunjungan Anwar ke Rusia berlangsung selama tiga hari dengan fokus mempererat kerja sama di berbagai sektor strategis, termasuk perdagangan, pertanian, pendidikan, kedirgantaraan, dan energi.

Halaman Selanjutnya

Dalam pertemuan dengan Anwar, Presiden Putin menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban yang terdiri dari 196 warga Belanda, 43 warga Malaysia, dan 38 warga atau penduduk Australia.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |