Bukan Lagi Sekadar Tren, IoT dan eSIM akan Mengubah Muka Industri Indonesia

5 hours ago 2

Sabtu, 24 Mei 2025 - 10:34 WIB

Jakarta, VIVA – Perusahaan di Indonesia tengah gencar melakukan transformasi digital yang menjadi pondasi untuk mengadopsi teknologi mutakhir di masa depan, yakni kecerdasan buatan (AI/artificial intelligence).

Digitalisasi didefinisikan sebagai perubahan dari cara konvensional menuju sebuah sistem digital dengan bantuan peralatan dan jaringan internet.

Peran transformasi digital sangat penting dalam menjangkau segmen pelanggan secara skala besar. Penerapan internet of things (IoT), bagian dari teknologi AI, kian meluas.

Dari yang awalnya diterapkan pada peralatan rumah, kini digunakan di berbagai bidang industri dan pemerintahan, didorong oleh peningkatan kesadaran akan pentingnya efisiensi biaya.

Namun, tantangan untuk mendorong perusahaan berinvestasi dalam teknologi ini masih tetap menjadi perhatian utama.

Head of Sales Teltonika di Indonesia, Elisa Pramono, menyatakan bahwa masyarakat kini lebih menyadari pentingnya IoT, terutama berkaitan dengan efisiensi biaya.

Banyak perusahaan beranggapan bahwa biaya investasi IoT cukup besar, namun ia menekankan bahwa pengeluaran tersebut bisa mencegah kerugian yang lebih besar di masa mendatang.

Saat ini, penerapan IoT di Indonesia merambah berbagai bidang seperti pertambangan, logistik, penyewaan kendaraan, transportasi publik, serta perbankan.

Penggunaan IoT tidak hanya fokus pada pelacakan, tetapi juga pada pengumpulan data penting untuk meningkatkan keselamatan.

Contohnya, dalam sektor transportasi, alat IoT tidak hanya melacak posisi kendaraan, tetapi juga memantau perilaku pengemudi dan kondisi mesin untuk mencegah kecelakaan serta menghemat biaya perawatan.

Walaupun potensi IoT sangat besar, tantangan terbesar yang dihadapi di Indonesia adalah sensitivitas terhadap harga dan kurangnya keinginan untuk berinvestasi. Hal tersebut diakui oleh Elisa Pramono.

"Satu sisi, perusahaan akan melakukan investasi IoT untuk meraih keuntungan yang lebih tinggi. Tapi, sisi lainnya, masyarakat cenderung sensitif terhadap harga akibat kurangnya pemahaman tentang manfaat jangka panjang yang dapat diperoleh dari investasi di IoT," kata dia di Jakarta.

Bukan itu saja. IoT juga semakin aktif memasuki sektor publik, meskipun melalui kolaborasi dengan penyedia layanan telekomunikasi seperti Telkomsel, Indosat Ooredoo Hutchison (IOH), dan XLSmart.

Hal ini memudahkan akses ke proyek pemerintah karena reputasi dan jaringan yang dimiliki ketiga operator telekomunikasi tersebut.

Perkembangan teknologi eSIM juga memainkan peranan penting dalam disrupsi teknologi. Elisa mengaku telah menerapkan fitur eSIM pada perangkat mereka, yang memungkinkan penginstalan yang jauh lebih mudah.

"Jika menggunakan kartu SIM biasa, itu akan memakan waktu. Sementara eSIM sudah langsung siap digunakan," jelas Elisa Pramono, menekankan efisiensi waktu dan sumber daya manusia (SDM) yang bisa dimanfaatkan oleh mitra.

Halaman Selanjutnya

Saat ini, penerapan IoT di Indonesia merambah berbagai bidang seperti pertambangan, logistik, penyewaan kendaraan, transportasi publik, serta perbankan.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |