Dari Importir, UMKM Lokal Sukses Jual Alat Dapur Kayu Bersertifikat Halal

8 hours ago 1

Jumat, 23 Mei 2025 - 19:41 WIB

Jakarta, VIVA - Pandemi COVID-19 merubah nasib perempuan asal Riau dalam mengumpulkan pundi-pundi uang. Berbekal kayu jati dan mahoni, Yudiana Lyn mampu mengubah jalan hidupnya menjadi pebisnis peralatan dapur bersertifikat halal pertama di Tanah Air.

Terletak di kawasan Utara Jakarta, Yudiana Lyn bersama suami Larry Hasan mendirikan usaha berlabel HomLiv. Ibu dua anak ini mengaku, sebelum menjalani usahanya, dia merupakan importir barang dari Negeri Tirai Bambu.

Ganasnya pandemi COVID-19, membuat Yudiana memutar otak lataran pemerintah China melakukan lockdown. Kemudian, muncul ide untuk membuat peralatan rumah tangga berbahan kayu, yang dilatarbelakangi besarnya potensi kayu di indonesia.

"Akhirnya saya pikir, ini kayu loh. Kayu harusnya lokalnya sangat bagus kan, potensi banget ini untuk bahan bakunya," tutur Yudiana dikutip pada Jumat, 23 Mei 2025.

Owner HomLiv Yudiana Lyn

Photo :

  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Dengan menggaet pengrajin kayu lokal asal Yogyakarta yang turut tertindas pandemi, Yudiana dibantu dua orang lainnya mulai memproduksi spatula sejumlah 20 barang. Berbekal spatula, kini produk alat dapur yang diproduksi Yudiana lebih dari 60 jenis.

Bukan hal mudah bagi Yudiana untuk memasarkan produknya. Demi mengumpulkan pundi-pundi rupiah, produk ini awalnya hanya dijual secara offline di sejumlah toko. Namun, pesatnya digitalisasi membuat Yudiana turut beradaptasi dengan menjual alat dapur kayu melalui e-commerce (pasar daring) seperti Shopee.

Tak sampai di situ, ketatnya persaingan di pasar daring dengan berbagai produk serupa membuat Yudiana serta suami berpikir keras agar produknya dilirik konsumen. Akhirnya, sebagai pembeda dengan produk lain, Yudiana melegalisasi alat dapurnya dengan sertifikasi melalui Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK), hingga sertifikasi halal.

"Nah, kenapa halal? Karena ini alat masak terus yang jadi pembeda ini orang lain. Saya pikir ini orang lain sih pasti kayaknya enggak kepikiran ya," tuturnya.

Berkat digitalisasi, penjualan HomLiv turut naik mencapai 20 kali lipat dari offline. Harga produk yang dijual HomLiv ini dibandrol senilai Rp 15.000-Rp 150.000. Para pekerja yang mulanya hanya dua orang, kini menjadi lebih dari 30 pekerja.

Tanpa melupakan pasar offline, produk peralatan dapur Homliv kini sudah bekerja sama dengan sejumlah peritel seperti Aeon, Alfamind, Mr DIY, Diamond, Market City, Az.ko, Hero, Daiso, Sarinah, Borma, hingga The Keranjang.

Mimpi Yudiana pun tidak cukup sampai di sini, bersama sang suami Larry, keduanya bermimpi akan melebarkan usahanya dengan membuat HomLiv melantai di bursa melalui Initial Public Offering (IPO).

Halaman Selanjutnya

Tak sampai di situ, ketatnya persaingan di pasar daring dengan berbagai produk serupa membuat Yudiana serta suami berpikir keras agar produknya dilirik konsumen. Akhirnya, sebagai pembeda dengan produk lain, Yudiana melegalisasi alat dapurnya dengan sertifikasi melalui Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK), hingga sertifikasi halal.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |