Bali, VIVA – Bali International SWAM (iSWAM) 2025, yang digelar pada 20–22 Juni lalu, sukses menyita perhatian para praktisi, akademisi, dan pelaku industri estetika medis dari berbagai belahan dunia. Lebih dari 550 peserta berkumpul di Pulau Dewata untuk mengikuti perkembangan terkini dalam bidang aesthetic dan anti-aging medicine yang dibagikan oleh 38 pembicara dari 12 negara, menjadikan iSWAM sebagai salah satu konferensi paling prestisius di kawasan Asia Pasifik.
Salah satu sorotan utama dalam gelaran ini adalah partisipasi Dr. dr. Teguh Tanuwidjaja, M.Biomed (AAM), pakar estetika medis asal Indonesia yang juga menjabat sebagai World President of the International Society of Aesthetic Medicine (ISAM) — organisasi global yang saat ini membawahi 41 negara. Dalam sesi ilmiahnya bertajuk “The Power Foundation of Reversing Aging”, Dr. Teguh memaparkan teknik inovatif dan hasil riset mutakhir terkait perawatan anti-aging menggunakan benang thread lift terkuat di dunia, Double Fix Pyramid. Materi tersebut disambut antusias karena menghadirkan pendekatan klinis yang berbasis sains dan terbukti efektif secara global.
Tidak hanya tampil sebagai ilmuwan dan praktisi, Dr. Teguh juga menggandeng dua figur publik sekaligus beauty influencer — Merdianti Oktavia dan Kyku — untuk membagikan pengalaman mereka menjalani perawatan aesthetic & anti-aging medicine. Kehadiran keduanya menjadi daya tarik tersendiri dalam forum ilmiah tersebut, sekaligus memperkuat pesan edukatif tentang pentingnya memilih perawatan estetika yang aman, terukur, dan dilakukan oleh tenaga medis profesional.
“Pastinya membanggakan bisa jadi bagian dari iSWAM dan melihat langsung bagaimana dokter-dokter estetika medis dari seluruh dunia berkumpul di Indonesia untuk upgrade skill bersama,” ujar Merdianti. “Sebagai pasien, ini juga jadi momen yang bikin lega. Saya jadi tahu banyak dokter Indonesia yang diakui dunia, dan kita pun bisa tahu mana klinik terpercaya hanya dengan cek daftar anggota iSWAM.”
Ia juga menekankan pentingnya edukasi sejak dini terkait perawatan anti-aging. “Menurut saya, ini bukan cuma soal penampilan, tapi juga menyangkut kesehatan kulit, kualitas hidup, dan rasa percaya diri. Karena pada akhirnya, mencegah jauh lebih baik daripada mengobati.”
Senada, Kyku turut mengapresiasi profesionalisme Dr. Teguh. “It’s such an honor. Saya merasa ditangani oleh dokter yang bukan hanya cerdas, tapi juga tulus kepada pasien. Yang paling saya kagumi, beliau berani bilang ‘cukup’ kalau treatment sudah optimal — tidak sekadar menjual. Buat saya, itu bentuk tanggung jawab yang luar biasa dan sangat jarang ditemukan.”
Melalui partisipasi aktif di sesi ilmiah dan media sosial, keduanya turut menyuarakan pentingnya literasi publik tentang dunia estetika medis. Pesan mereka menjangkau audiens yang lebih luas, terutama generasi muda yang kini semakin sadar akan pentingnya perawatan berbasis keilmuan — bukan semata tren sesaat.
Bali iSWAM 2025 menghadirkan beragam sesi ilmiah eksklusif, demonstrasi langsung teknologi estetika terkini, serta forum diskusi bersama para pemimpin industri kedokteran estetika global. Gelaran ini semakin menegaskan posisi Indonesia sebagai pusat inovasi dan rujukan dalam pengembangan aesthetic medicine yang beretika, berbasis riset, dan diakui dunia.
Selanjutnya, iSWAM akan kembali hadir dalam skala yang lebih besar di pengujung tahun. Jakarta iSWAM 2025 dijadwalkan berlangsung pada 5–7 Desember 2025 di ICE BSD, Tangerang. Konferensi ini diproyeksikan menjadi pertemuan ilmiah terbesar di Asia Tenggara dalam bidang kedokteran estetika, menghadirkan lebih banyak pembicara internasional, sesi paralel multidisiplin, pelatihan praktis, serta pameran teknologi estetika mutakhir dari seluruh dunia.
OJK Ungkap Skema Co-Payment Klaim Asuransi Kesehatan Upaya Tekan Tingginya Inflasi Medis RI, Premi Bisa Turun?
OJK menjelaskan salah satu alasan utama diteritkannya aturan terkait skema pembagian risiko (co-payment) untuk produk asuransi kesehatan komersial.
VIVA.co.id
13 Juni 2025