Jakarta, VIVA – eFishery, startup teknologi akuakultur yang tengah dalam pemeriksaan kasus fraud, kini telah berhenti beroperasi. Puluhan ribu petani ikan yang menjadi mitra ekosistem eFishery berharap dapat terus memanfaatkan program dan teknologi eFishery yang terbukti telah membantu mereka selama bertahun-tahun.
Menurut Ketua Kelompok Petani Ikan di Tasik Jawa Barat Mujahid, teknologi eFishery telah membantu pihaknya mengurangi biaya operasional dan meningkatkan pendapatan. Ia mengatakan, sebelum pakai eFisheryFeeder, pihaknya sering boros pakan sehingga sulit bersaing karena biaya tinggi.
“Sekarang, kami bisa hemat dan hasil panen jadi lebih baik." kata Mujahid dikutip dalam keterangannya, Senin, 3 Maret 2025.
Teknologi eFishery pada pembudidaya ikan di Indonesia.
Tak hanya itu, lanjut dia, eFishery telah membantu mereka mendapatkan akses pembiayaan yang sebelumnya sulit didapat. "Sebelum ada eFishery, kami susah cari modal. Sekarang, kami bisa pinjam uang dengan mudah dan bayarnya dicicil sesuai hasil panen,” ujar dia.
Ia menjelaskan dengan program iFeshery itu dirinya bisa mendapatkan margin sebesar Rp 3.000 per kilogram. “Saya berharap program dari eFishery bisa berjalan lagi. Karena ini menguntungkan petani ikan,” ucap dia.
Sementara itu, Mario, petani budidaya ikan di Ciseeng, Bogor, mengapresiasi peran eFishery. Fasilitas kredit seperti Kasih Bayar Nanti atau Kabayan dinilai sangat membantunya dalam membeli pakan. “Kredit ini memberikan kelonggaran dalam pembayaran, sehingga kami bisa fokus pada budidaya,” jelasnya.
Melihat dari laporan FTI yg beredar, pencapaian bisnis eFishery bisa dikatakan cukup impresif. Per tahun, eFishery sempat mendapatkan tambahan revenue Rp 2 triliun (50 persen growth) di 2023. Tentu ini tak lepas dari peran para investor.
Berdasarkan data Tracxn, eFishery telah mendapatkan pendanaan total sebesar US$294 juta dari investor kelas kakap baik nasional maupun internasional, seperti Northstar Group, Temasek, Softbank, Aqua Spark, dan lainnya.
Perusahaan teknologi akuakultur ini sudah lolos dan menerima investasi berdasarkan verifikasi puluhan investor besar nasional dan global karena diakui memiliki teknologi dan bisnis yang potensial untuk berkembang dan berdampak.
Meskipun dihantam skandal, berbagai pihak masih melihat eFishery sebagai bagian penting dalam transformasi industri akuakultur di Indonesia.
Prof Dr Yudi Nurul Ihsan Pakar Perikanan dari Universitas Padjadjaran, menyebut eFishery sebagai pelopor dalam digitalisasi perikanan. Keberadaan eFishery dinilainya membantu meningkatkan efisiensi dan produktivitas petani. Namun, tantangan dalam manajemen keuangan menjadi pelajaran penting bagi startup di sektor agritech. Selain pendanaan, lanjutnya, startup juga harus didampingi oleh pakar di bidangnya agar tetap berada pada jalur yang benar.
Halaman Selanjutnya
Melihat dari laporan FTI yg beredar, pencapaian bisnis eFishery bisa dikatakan cukup impresif. Per tahun, eFishery sempat mendapatkan tambahan revenue Rp 2 triliun (50 persen growth) di 2023. Tentu ini tak lepas dari peran para investor.