4 hours ago
3
VIVA – Timnas Indonesia harus mengubur harapan lolos ke Piala Dunia 2026 setelah takluk 0-1 dari Irak dalam lanjutan Kualifikasi Zona Asia, Minggu 12 Oktober 2025 di King Abdullah Sports City.
Di tengah sorotan keras publik dan media, banyak pihak kemudian mengulas akar kekalahan Garuda tidak semata sebagai hasil buruk, tetapi juga sebagai rangkaian faktor teknis, mental, dan kondisi non-teknis.
Duel Timnas Indonesia vs Irak
Photo :
- Instagram @timnasindonesia
Dirangkum VIVA Senin, 13 Oktober 2025, berikut penyebab utama kekalahan Timnas Indonesia melawan irak di Kualifikasi Piala Dunia 2026, salah satunya strategi Patrick Kluivert jadi sorotan!
1. Strategi Pelatih Patrick Kluivert
Sorotan pertama tertuju pada keputusan taktis Patrick Kluivert. Meski mendesak agar tim bermain menyerang, strategi 4-2-3-1 yang dipertahankannya justru dinilai tidak tepat ketika Irak menutup ruang di lini tengah. Pergantian pemain yang dilakukan pun dinilai terlambat dan kurang berdampak.
2. Lini Depan yang “Kering” Gol
Meski Indonesia menciptakan cukup banyak peluang, lini depan tak mampu menyelesaikannya. Penyerang seperti Mauro Zijlstra dan rekan-rekannya tidak cukup tajam di sepertiga akhir lapangan. Karena itu, kesempatan berharga yang muncul gagal dikonversi menjadi gol.
3. Kesalahan Individu di Lini Belakang
Kekalahan tunggal Irak lahir dari blunder pemain belakang Indonesia. Salah satu bek kehilangan penguasaan bola, memungkinkan Zidane Iqbal melepaskan tembakan keras dari luar kotak penalti yang tak mampu dihentikan kiper. Kesalahan kecil melawan tim lawan yang efisien berbuah fatal
4. Kelelahan & Waktu Pemulihan Singkat
Pasca kekalahan dari Arab Saudi beberapa hari sebelumnya, Indonesia hanya memiliki waktu sangat terbatas untuk recovery dan persiapan. Pemain terlihat mulai menurun daya tahannya di babak kedua. Faktor kelelahan, perjalanan jauh, dan minimnya waktu istirahat menjadi hambatan nyata.
5. Keputusan Wasit Kontroversial
Momen Wasit Tolak Uluran Tangan Jay Idzes usai Laga Timnas Indonesia vs Irak
Beberapa keputusan wasit asal China, Ma Ning, menuai kritikan. Warganet dan pengamat menyebut bahwa pelanggaran di kotak penalti terhadap pemain Indonesia di injury time tidak diganjar penalti. Selain itu, kartu merah terhadap pemain Indonesia setelah protes pun dinilai sangat kontroversial.
Kekalahan tipis tersebut menandai akhir langkah Indonesia di babak lanjutan kualifikasi. Namun, kekalahan ini juga jadi momentum evaluasi menyeluruh: dari strategi pelatih, pemilihan skema, kedalaman skuad, hingga mental bertanding.
Halaman Selanjutnya
Garuda memiliki beberapa pemain muda berbakat dan potensi besar. Asalkan pembenahan dilakukan secara komprehensif terutama di sektor penyelesaian akhir dan kedisiplinan lini belakang bukan tidak mungkin langkah ke depan akan terasa lebih menjanjikan bagi timnas Indonesia.
